01 | Look For

11.9K 653 51
                                    

"Jadi istri, Saya."

"Maksudnya? Anda ini siapa?"

"Saya calon suami anda."

"Sinting."

Lisa hendak pergi.

Bertemu pria sejenis tak kasat mata seperti pria ini, membuatnya harus kuat iman. Pria ini memang menggoda tapi bisa saja penipu.

Zaman sekarang modus penipuan bisa dalam bentuk apa saja, bahkan yang tampangnya tampan, gagah, tidak terlihat ada gaya penipu saja bisa menjadi tersangka penipuan, apalagi tikus berdasi.

Tahu gelagat Lisa yang hendak kabur, buru-buru pria itu menahan pergelangan tangan Lisa.

"Lepaskan." Rontanya.

Pria itu - Julian - menggeleng, menolak melepaskan Lisa.

"Tolong bantu, Saya."

Lisa memberontak. Berusah melepaskan diri dari Julian yang lama-kelamaan menjadi menyeramkan dalam pandangan Lisa.

"Hey ... Aku datang ke Gereja bukan untuk menolong mu tapi juga meminta pertolongan kepada Tuhan. Jika mau minta pertolongan, minta saja pada-Nya. Jangan pada aku."

Julian menggeleng, menolak lagi, akan opsi gadis itu.

Belum tentu ketika ia meminta pertolongan kepada Tuhan, sang Pencipta akan langsung menjawab doanya. Mengingat betapa berdosa nya Julian selama ini.

"Tidak. Saya hanya membutuhkan pertolongan anda. Saya mohon."

Lisa menolak. Tidak mau membantu pria asing itu.

"Tidak. Aku tidak mau!"

"Saya mohon. Sekali saja bantu saya." Memasang wajah memelas supaya di kasihani.

Lisa membuang muka, tidak kuat juga jika di perhadapkan dengan wajah menggemaskan pria itu ... Tunggu?

Apa?

Menggemaskan?

Oh ... Yang benar saja.

Pria itu bahkan lebih cocok di sebut kelinci rabies yang datang-datang menemuinya meminta pertololongan.

"Tidak. Aku tidak mau membantu mu. Sudah, lepaskan."

Pluk!!

"Sinting, gila, stress. Oh ... Lord maafkan mulut ku." Seru Lisa histeris pria ini memeluk nya dari belakang.

Julian menggeleng tidak mau melepaskan.

Mengabaikan semua tanggapan orang terhadapnya.

Orang-orang itu sama seperti, Lisa. Baru keluar dari Gereja.

"Tolong saya, Please~"

Lisa menghela nafas.

Tidak bisa begini. Alih-alih meresa nyaman, Lisa malah merasa di timpa titan atau gurita besar, lengket dan sulit ia lepaskan.

"Baiklah. Kau minta tolong apa?" Ujar Lisa mengalah.

Ia ingin cepat lepas dari pria ini.

Julian tersenyum senang. Detik selanjutnya, ia melepaskan pelukannya terhadap Lisa yang membuat gadis itu merasa lega juga ngeri melihat senyuman penuh makna pria itu.

"Tolong ... Bayarkan cilok dua puluh tusuk Saya dengan pak Mamang di depan."

Shit.
























ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang