Satu Bulan berlalu ...
Hari-hari terasa bergulir begitu cepat bagi Lisa. Tidak terasa kini ia sudah berdiri di pelaminan bersama si es batu, Jungkook, yang menjadi pengantin prianya.
Sialan.
Jungkook menoleh menatap istrinya.
Keduanya sudah SAH secara agama dan negara menjadi suami istri dari lima belas menit yang lalu menyelesaikan segala macam upacara pernikahan.
Pernikahan ini jelas tidak menguntungkan bagi Lisa. Posisinya serba salah. Satu sisi punggungnya di dorong paksa oleh kedua orang tuanya, yang mudah percaya pada tipu daya muslihat Jungkook tentang hubungan palsu keduanya selama setahun kebelakang.
Lisa sempat menjelaskan tapi kedua orang tuanya malah sangat percaya pada ucapan Jungkook ketimbang dirinya. Mau tidak mau Lisa yang berbakti dan tidak ingin durhaka, menuruti keinginan kedua orang tuanya.
Sementara di satu sisi lainnya, Jungkook terus memaksanya di setiap ada celah, membuatnya jadi stress.
Kabur. Pergi. Menghilang. Seperti di film-film nyatanya tak semudah itu. Lisa butuh dana finansial yang cukup untuk menyokong aksinya, tapi tabungan tidak cukup banyak.
Paling mentok, tiga hari ia sudah tekor.
Doble kill, sial.
"Kenapa?" Tanya Jungkook, menyadari raut wajah istrinya yang terus ditekuk tampak tidak bahagia.
Mendengar pertanyaan tidak masuk akal pria itu yang jelas jawabannya Jungkook ketahui. Jiwa ingin membunuhnya keluar begitu saja sampai menggebu-gebu penuh nafsu.
"Kenapa kau tanya?! Wuah. Yang benar saja." Lisa membuang nafasnya kasar dan tertawa sumbang, "Aku ingin kita cerai besok!" Tukasnya tanpa pikir dua kali.
"Setahun atau dua tahun baru bisa cerai, bukan besok." Bisik Jungkook.
Tidak cukup berani mengambil resiko kalau sampai didengar oleh media. Orang-orang itu pandai menyebarkan rumor yang berlebihan.
Jungkook tidak suka itu.
"Aku tidak perduli. Mau setahun lagi atau tidak aku tetap akan meminta cerai, besok!" Tekan Lisa pada kata besok.
"Kalau begitu kau harus hamil anakku malam ini supaya kita tidak cerai besok." Mutlak Jungkook tak mau kalah.
Mendengar penuturan gamblang itu, pipi Lisa langsung bersemu merah.
Kurang ajar.
Lisa mencubit pinggang Jungkook saking kesal.
"Yak!! Enak saja. Kita tidak akan tidur sekamar. Ingat itu." Peringat Lisa.
Jungkook tidak menyahut lagi dan memilih melingkarkan tangannya pada pinggang gadis iru. Berusaha memperlihatkan kalau pernikahan mereka memang benar-benar dibumbui oleh cinta.
Disisi lain, Julian. Pria itu sibuk menangis dalam pelukan ibunya. Ia tidak benar-benar menjadi MC seperti yang Jungkook minta. Mana mungkin.
"Huaaaa, Ibu ... Kak Jungkook hiks jahat."
Siren menghapus air mata putranya. "Duh, Nak. Jangan nangis terus. Malu tuh diliatin orang."
Julian menggeleng tidak peduli dan terus menangis.
Plak!!
"Yak. Ayah. Kenapa memukul kepala Julian huaaa."
Julian tambah menangis, Siren menatap tajam suaminya.
"Supaya kau sadar. Kembalikan kewarasan mu dan sumbangkan satu lagu di hari bahagia, Kakak mu ini."
Julian langsung menatap ibunya dengan linangan air mata, berharap dapat dibela tapi malah ibunya satu suara dengan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ice [END]
FanfictionLalisa Lee dibuat hamil anak dari Choi Jungkook, hasil hubungan badan secara paksa yang dilakukan oleh Jungkook. Pria itu menghendaki istri kontraknya, Lisa. Mengandung bayi mereka supaya pernikahan bertempo mereka tetap berjalan semestinya sesuai...