BAB 6

3.3K 302 11
                                    

Tandai jika terdapat typo dalam penulisan kalimatnya, terimakasih.

Arka meneguk minumannya lagi yang dipesan dari pelayan yang sedang menyediakan pesanannya. Dia sudah bosan meneguk minuman berwarna hijau itu, dia ingin mencoba yang lain.

Tanpa menaruh rasa curiga karena pelayan yang sedang menyiapkan pesanannya nampak biasa saja, padahal pelayan itu adalah orang suruhan Grizel. Dia menuangkan sesuatu diminuman Arka, serbuk yang tentunya membuat badannya panas dan tidak enak, apalagi jika bukan obat perangsang.

Bukan tanpa sebab Grizel memberikan itu, dia hanya ingin melihat Arka tersiksa di hadapan banyak orang.

Apalagi semakin malam acara pesta ulang tahun Erza tentunya akan semakin brutal, karena semakin malam satu persatu pegawai wanita berpakaian kurang bahan berdatangan.

Arka meneguk minuman itu tanpa curiga, setelah dirasa rencana sudah berjalan lancar pelayan itu menghilang dari klub atas perintah Grizel.

Dalam diamnya yang sedang menyendiri Arka melihat beberapa orang menikmati pesta ini, sebenarnya dia ingin pergi dari sini. Namun dia merasa harus mengawasi Grizel, apalagi kini gadis itu nampak diam dalam pelukan Erza, tangannya mengepal melihatnya.

Dengan beraninya lagi pria sialan itu mencium tengkuk Grizel, pandangannya mencari sosok Nathan yang nampak sudah mabuk di ujung sana.

Kakak sialan, membiarkan adiknya bersama pria lain sedangkan dirinya mabuk, Arka tahu Nathan bukan peminum yang membuatnya menjadi mabuk.

Ada yang tidak beres di sini.

Arka merasakan tubuhnya panas dan tenggorokannya terasa kering, bahkan ada sesuatu rasa yang tidak bisa dijelaskan setelah beberapa menit meminum pesanannya.

Perasaan yang hanya dirasakan oleh pria, rasa nafsu yang tidak bisa dibendung.

Giginya menggertak dan rahangnya mengeras, tangannya mengepal saat tahu pelayan tadi memasukkan sesuatu ke dalam minumannya.

"Sialan," gumamnya kecolongan, Arka menahan rasa itu agar tidak terlihat seperti orang bodoh.

Dia bisa menahan efeknya beberapa saat, namun tidak bisa menahan dengan jangka panjang. Dia membutuhkan 'sesuatu' untuk dilampiaskan, namun sayangnya dia tidak pernah tidur dengan sembarangan wanita, hanya orang yang spesial dan dia cintai.

Dalam keadaan seperti ini dia melihat Grizel sudah berciuman dengan Erza, emosinya tidak dapat dibendung melihat Erza memperlakukan Grizel seperti itu. Walaupun mereka teman dan terlihat baik-baik saja, nyatanya Erza dan Arka adalah musuh dalam diam.

Sudah cukup Arka membiarkan para manusia sialan itu bersama, dia memang membenci Grizel namun bukan berarti diam melihat gadis itu dengan pria bernama Erza.

Arka datang menghampiri Grizel dengan pandangan yang lumayan berkunang-kunang, apalagi melihat penampilan Grizel yang baru dia sadari, bahwa gadis itu nampak tidak seperti anak SMA. Melainkan wanita dewasa yang seumuran dengan dirinya.

Arka menarik tangan Grizel agar terlepas dari Erza, gadis ini terlalu mabuk dan tidak sadar sedang dicumbu oleh seorang pria.

"Apa-apaan!" geram Erza kepada Arka yang menatapnya biasa saja, sedangkan Grizel nampak diam dalam genggamannya seperti anak kecil yang menurut.

Sudah cukup tidak sadar ternyata.

"Don't touch mine," katanya begitu saja kepada Erza tanpa dia pikir panjang, lalu menarik tangan Grizel pergi dari klub ini.

Sebelum itu dia menyuruh anak buahnya untuk membawa Nathan ke apartemen milik Nathan sendiri, biarlah Grizel menjadi urusannya malam ini.

Pikirannya tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini melihat ada seorang gadis cantik di sampingnya.

KAZELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang