BAB 11

3.6K 381 65
                                    

Grizel tidak pernah menyangka dengan keadaan yang bisa membalikkan situasi dan kehidupannya.

Hari ini dia sedang memakai gaun yang cantik, pernikahannya yang hanya dihadiri beberapa keluarga dekat saja.

Grizel menatap pantulannya di cermin, menggunakan gaun sederhana namun terlihat sangat elegan. Harapannya pupus, menikah dengan seorang pria yang akan dia cintai, merayakan pernikahan yang sesuai dengan impiannya dan membangun keluarga harmonis.

Dia menikah dengan seseorang yang tidak tahu bagaimana wataknya dan lata belakangnya. Nathan sekalipun yang menjabat sebagai sahabat dekat tidak terlalu mengetahui kehidupan Arka.

Suram masih terlihat di wajah cantiknya, sampai ada satu tangan yang memegang pundaknya, siapa lagi jika bukan ibunya –Airine Tanesha. Ibunya sudah beranjak tua masih cantik dengan parasnya yang terpancar seperti anak muda.

Senyuman manis dari Airine sangat terlihat penuh haru, putrinya yang paling bungsu dia sudah menikah karena suatu insiden.

Airine tidak akan menyalahkan kesalahan putrinya, semua sudah terjadi dan tidak perlu ada amarah karena semuanya tidak ada yang menginginkan kejadian ini.

Airine sedih, karena bayi yang dulu dia gendong sudah menggunakan gaun pengantin, melepaskan putrinya kepada seseorang laki-laki.

Dia tidak kecewa namun dia mencoba bahagia.

"Ingat kata Mommy, jika Izel tidak pernah menemukan orang baik, maka kamu yang harus menjadi satu-satunya orang baik," kata Airine sambil mengusap lengannya.

Kemudian ada sosok lagi masuk ke dalam ruangan, pria yang sudah berumur namun tetap gagah dan penuh wibawa. Tatapannya terlihat tajam, perlahan meredup melihat kedua perempuan yang dia sayangi, ayahnya—Michael Zeuron.

"Ayok, Daddy antar kamu," kata Michael, menggandeng tangan putrinya menuju sebuah gereja yang tidak jauh dari tempat mereka berada.

Di depan altar sana sudah ada seseorang yang menunggunya dengan pandangan biasa saja, tidak ada ekspresi apapun.

Bahkan Grizel tidak merasakan ada sorak kebahagiaan di sini, melainkan aura yang membuatnya ingin menangis dan menjerit karena takdirnya seperti ini.

Keduanya kini sudah berhadapan, tinggi Arka memang lumayan bahkan Grizel hanya sebahunya, tatapan dilayangkan perempuan ini tidak digubris sama sekali oleh Arka.

Grizel yang selalu berharap datang ke altar disambut tangisan bahagia dan senyuman harus pupus akan kenyataan.

"Can it be started?" tanya Arka dengan wajah kesal, membuat pendeta itu melakukan beberapa doa dan pemberkatan untuk mengesahkan pasangan ini, sampai pada akhirnya keduanya sudah resmi menjadi suami istri.

Perlahan tangan Arka memegang tengkuknya dan mencium Grizel sebagai syarat menjadi istrinya. Tidak ada perasaan dan sesuatu yang membuat Grizel berdegup, hanya ada kesedihan tersirat di dalamnya.

Grizel dengan tatapan sendunya dan Arka hanya memandangnya dingin tidak ada raut wajah yang menggambarkan apa yang dia rasakan kali ini.

Kehidupan sebenarnya akan dia mulai hari ini, dengan status dan kehidupan yang berbeda.

Semoga Grizel bisa melakukan ini walau tidak akan mudah dibayangkan olehnya.


***

Keduanya sudah berada di dalam kamar, tentunya di apartemen Arka, tidak ada percakapan sepanjang mereka menuju arah pulang.

Keduanya sama-sama membisu dan tidak ada pertengkaran yang biasanya menghiasi keduanya.

KAZELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang