𝓣𝓱𝓮 𝓐𝓼𝓼𝓪𝓼𝓲𝓷𝓪𝓽𝓲𝓸𝓷

5K 577 442
                                    

*ೃ༄ 𝓣𝓱𝓮 𝓤𝓷𝔀𝓪𝓷𝓽𝓮𝓭 𝓔𝓬𝓵𝓲𝓹𝓼𝓮 .ೃ࿐

𝐄𝐩𝐬. 𝟏𝟏

















TAK ADA YANG lebih buruk lagi daripada situasi ini. Sudah ditimpa tugas membunuh, ditinggal kekasih pula, makin kacau Draco dibuatnya.

Di malam itu Draco mengejarnya, ---Hermione. Masa bodoh dengan tubuhnya yang agak gontai, Draco kukuh memperjuangkan hubungannya. Namun apa yang didapat pada akhirnya? Satu tamparan di pipi.

Tak sebanding. Itu sama sekali tak sebanding dengan apa yang Hermione rasakan. Sudah dia kuras ribuan air mata di kamarnya, namun rasa sakit itu masih saja membekas. Rasanya masih tak dapat dipercaya, sang kekasih dulunya setia. Jangankan deretan gadis tak dikenal yang menaksirnya, gadis yang jelas asal-usul nya semacam Parkinson saja tak Draco gubris.

Pertanyaannya; mengapa? Mengapa Draco harus bersama dengan temannya sendiri? Terlebih lagi itu [name]. Sepupu dari Harry yang dikenal manis, sopan, rendah hati, ramah, terkesan polos pula. Dulunya saja dia tak tega melihat Ron menginjak-injak semut merah. Lantas mengapa sekarang dia tega berbuat seperti ini? Ini sangat diluar dugaan Hermione.

Mengenai [name], semenjak Draco menyisakannya sendiri di Menara Astronomi guna mengejar Hermione, gadis yang mengecap dirinya sendiri sebagai 'perebut' itu tak berani berkutik. Hal itu didasari oleh rasa bersalahnya yang menghantui. Bayang-bayang Hermione yang menatapnya dengan air mata berlinang dan bariton Draco yang menyerukan nama Hermione kuat-kuat enggan hengkang dari benaknya.

Kini sudah selang satu minggu. Satu minggu penuh ke-hampa-an itu telah berlalu. Ketiganya, ---Draco, Hermione, dan [name] juga termasuk--- seharusnya benar-benar melanjutkan kehidupan kembali.

[name] ialah salah satunya yang berfikir tak jauh dari itu. Dirasa ia perlu memperbaiki hubungannya dengan Draco. Setidaknya dengan Draco dahulu, mau bagaimanapun Draco suaminya. Tak bisa pasangan suami istri terus-terusan tak jelas kabarnya begini. Terlebih ada tugas extra penting yang terabaikan selama satu minggu ini. Rencana-rencana sampingannya pun tak ada kabarnya.

"Myrtle, boleh aku bertanya sesuatu?"

Maka dari itu, tak heran [name] datang kemari malam-malam. Siapa tahu bisa bertemu sang suami disini.

"Ya, tanya saja." Hantu gadis Ravenclaw itu mendudukkan diri pada jendela diatas sana. Spot favoritnya.

"Kalau boleh aku tahu, selama satu minggu terakhir, Draco bercerita apa saja?" tanya [name], bernada hati-hati.

"Tidak ada." jawab Myrtle, menopang dagu. "Dia jadi tak suka cerita, kurasa dia memendamnya." imbuhnya, membuat sang gadis yang masih bisa menapak lantai termenung memikirkannya.

"Kau sendiri, kenapa jadi tak suka datang kesini?"

Well, karena dia masih tak berani bertemu entah dengan Draco ataupun Hermione. Kembali lagi, merasa bersalah.

"Apa jangan-jangan ... kalian berdua bertengkar?"

Krieeeet.

Belum sempat memproses perkataan Myrtle, secepatnya [name] menoleh ke arah pintu berukir yang berdecit itu.

Ialah Draco Malfoy, pemuda yang menjadikan alasan mengapa dia berdiam menunggu disini akhirnya menunjukkan batang hidungnya juga. Mengumpulkan mental, pada akhirnya [name] bangkit dari duduknya. "Draco," panggilnya, perlahan berjalan menghampiri. Namun pemuda bersurai platina itu tak bereaksi, melainkan hanya terdiam dengan wajah tertahan.

𝐓𝐇𝐄 𝐔𝐍𝐖𝐀𝐍𝐓𝐄𝐃 𝐄𝐂𝐋𝐈𝐏𝐒𝐄 : draco malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang