Rambut khas harajukunya menutupi sebagian matanya yang menatap kosong pada kartu kartu bernaskah. Dia mempelajari dialognya dan berjalan melewati koridor panjang kosong studio Inbox. Ini adalah pertama kalinya ia sebagai MC sementara, dan entah bagaimana tekanan itu jelas membebaninya.
Alvin mengarahkan pandangannya ke ruang ganti, tetapi langkahnya membeku ketika dia mendengar langkah kaki di ujung lain koridor dan mengangkat tatapannya. Bibirnya berkerut menjadi senyuman saat ia menatap gadis dengan rambut hitam panjang yang menyeberang melalui lorong.
"Saya Enzy. Sebuh kehormatan besar untuk bekerja denganmu" Enzy berkata begitu canggung.
Alvin tersenyum padanya, "Alvino Damarega".
"Saya ..." Enzy memulai tetapi kata-katanya disela oleh suara ketiga.
"Saya Andhika" kata laki-laki itu sambil meletakkan tangannya di bahu Enzy. Alvin tersenyum pada keduanya.
"Gading tidak akan bersama kita hari ini, jadi bagiannya telah dibagi menjadi kita bertiga" Enzy memulai. Alvin mengangguk pelan.
"Tiga grup terakhir adalah prarekaman, dan kemudian kita mulai bergantian" Andhika tegas menatapnya.
"Jadi, saya hanya membaca apa yang tertulis?" Alvin bertanya pada keduanya.
"Ya, tapi harus alami. Naskahnya hanya panduan di seluruh segmen".
Alvin menurunkan pandangannya untuk membaca kartunya. Menjadi MC tidak terlihat rumit, tetapi kata atau ekspresi yang salah mungkin membuatmu menjadi lelucon netizen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Rumbling Heart
FanfictionBerawal dari pertemuan tak terduga. Situasi mengikat Via dan Alvin untuk terus bersama. Berdua mereka ciptakan nyaman, namun melangkah tanpa rencana. "Apa jadinya kalo saat itu bukan gue yang nganter hadiahnya? Apa jadinya kalo gue gak ngelangkahin...