Semua mata tertuju pada toples garam yang perlahan berputar di tengah meja. Tiba-tiba berhenti menunjuk Ify dan Rio dengan ujung yang lain. Via tersenyum pada Ify, yang menunjukkan ekspresi gugup.
"Truth or dare?" Rio bertanya pada Ify dengan seringai menarik di sudut bibirnya.
"Apa?" Ify dengan lembut mengelus telapak tangannya ke meja sedikit frustasi.
"Itu nunjuk ke arah lo, jadi gue yang nanya Truth or Dare?" Lo harus jawab gue." Rio berdebat sambil tertawa.
"Apa?" Ify bertanya masih dengan tatapan bingung.
Febby memijit pelipisnya dengan malu karena kebingungan Ify. Dia menatapnya dan mendekatkan wajahnya ke arahnya. "Kenapa lo malah debat sama senior?" Dia berbisik.
Ify menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya untuk menatap Rio. "Maaf tapi aku ga ngerti cara mainnya".
Rio terkekeh pada kebingungannya dan mengambil toples di tengah meja. "Pertama-tama gue mau bilang kalo kalian bisa bicara santai sama kami, soalnya kita seumuran. Pakai elo gue aja gapapa ko".
"Untuk cara mainnya, ada aturannya".
Ify menganggukkan kepalanya dan menyenggol tubuh Febby.
"Kalo tutup toplesnya ke arah korban, dalam hal ini si Ify".
Ify tidak bisa menahan tawa keras pada penggunaan kata-katanyaa. "Korban?" Dia berbisik pada dirinya sendiri.
Rio tersenyum dan menyelipkan jari-jarinya melalui ujung toples yang lain. "Ujung toplesnya yang lain bakal nunjuk ke orang buat mutusin Truth atau Darenya, dalam hal ini gue".
Ify menganggukkan kepalanya.
"Yang lain ngerti?" tanya Rio.
"Ya kami ngerti leadernim" kata Gabriel bercanda.
Yang lainnya tertawa mendengar pernyatannya, tapi Rio memukul bahunya main-main.
"Jadi" suara Rio terputus lagi. Dia tersenyum dan menatap Ify sebelum melanjutkan. "Truth or Dare?"
Febby dengan lembut menyikut bahu Ify dan bersandar lebih dekat padanya. "Pilih baik-baik".
Ify mengangguk dan ragu sebelum menjawab, "Hmm... Dare aja deh".
Rio bertepuk tangan. "Tantangan buat lo", dia menyelipakan jari-jarinya melalui dagunya dan mendecakkan lidahnya setelah beberapa saat. "Gue nantangin lo..."
Ify memutar matanya dengan tidak sabar karena kehilangan kata-kata dan menggigit bibir bawahnya.
"Gue nantangin lo buat ngepost pengakuan cinta ke gue di salah satu akun sosmed lo selama 30 detik".
Via mulai menertawakan ekspresi kesulitan Ify, sementara yang lain tertawa dan tersenyum tidak percaya pada keberanian Rio yang tiba-tiba.
"Modusnya cakep tuh" Gabriel mulai tertawa.
"Bukankahnya terlalu ribet ya buat tantangan pertama?" Alvin menatap pemimpinnya tidak percaya kata-katanya.
"Biasa aja" Rio menjawab.
"Engga" Ify berkata dan menjabat tangannya saat wajahnya diwarnai oleh warna merah samar.
Rio tersenyum padanya. "Tulis aja" Dia berdeham untuk meniru suaranya. "Gue jatuh cinta sama Rio".
Ify menggelengkan kepalanya, "Bukan gue banget".
Suasana tidak nyaman memudar di bawah tawa yang terdengar dari meja.
"Tapi kalo lo ga nyelesain tantangan, bakal ada hukumannya" Rio tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke Ify.
"Apa?" Tanya Ify bingung dengan pernyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Rumbling Heart
Fiksi PenggemarBerawal dari pertemuan tak terduga. Situasi mengikat Via dan Alvin untuk terus bersama. Berdua mereka ciptakan nyaman, namun melangkah tanpa rencana. "Apa jadinya kalo saat itu bukan gue yang nganter hadiahnya? Apa jadinya kalo gue gak ngelangkahin...