Chapter 01

399 38 0
                                    

Musim Gugur 2021

Sambil berjalan mengendap-endap, Suho mengikuti istrinya yang sedang berjalan di jalanan yang gelap tak jauh di depannya.

“Aku akan mengamatimu dari sini,” pikirnya. Istrinya mungkin menyebutnya berpikiran sempit dan terlalu curiga, tapi ia tetap akan berusaha membuktikan sebaliknya.

Namun ketika istrinya menghilang di bangunan terdekat, Suho bergegas untuk menyusul istrinya.

Andai saja Suho memiliki keberanian, ia ingin menuju pintu kaca yang terkunci sambil berteriak pada pria yang ia tahu betul sedang bersama istrinya di dalam.

Dalam kepalanya, ia berpikir. “Seharusnya aku melakukannya,” katanya sambil mendesah penuh kekalahan.

Sangat masuk akal jika seorang pria mendobrak pintu saat ia tahu bahwa istrinya sedang bersama pria lain di dalam, berselingkuh. Suho bingung, tapi ia tak mampu melakukannya.

“Sepertinya apa pun yang kulihat, lebih buruk dari yang kubayangkan. Lalu semuanya takkan kembali seperti semula. Meskipun aku berusaha untuk mengarahkan pandanganku ke tempat lain, aku tetap tak bisa melakukannya. Siapa yang tahu apa yang kurasakan? Hanya suami-suami yang istrinya juga berselingkuhlah yang mengerti perasaanku.”

Suho menundukkan kepalanya, menyesali kehidupannya saat ini yang terlihat menyedihkan.

Kemudian Suho memutuskan untuk minum sendirian di toko terdekat saat angin mulai berhembus. Angin yang datang tiba-tiba itu membuatnya bertanya-tanya mengapa di hari seperti hari itu, istrinya memilih untuk bersama "si brengsek itu". 

Ia mengarahkan pandangannya ke jendela yang terletak di lantai dua gedung apartemen yang Suho yakin adalah apartemen milik "si brengsek itu".

Suho berpikir di mana letak kesalahan pernikahannya. Mungkin sedari awal mereka bertemu, saat istrinya tak henti-hentinya memberikan kejutan untuknya.

Musim Semi 2014

Pada suatu hari yang cerah, Kim Sejeong saat itu masih seorang siswi SMA sedang bersantai di salah satu pohon favoritnya.

Karena tidak hati-hati Sejeong terjatuh dari pohon tempatnya melamun itu.

Ia pergi ke klinik, khawatir ada tulang kakinya yang patah, tapi ia mendapat tatapan tak enak dari perawat. Pikirnya, tak mungkin ada tulang kakinya yang patah, karena ia mampu berjalan dengan baik.

Sejeong bertanya kepada perawat apakah mungkin tidak apa-apa jika ia terjatuh dari pohon yang berumur seratus tahun. Perawat dengan ekspresi tak enak berkata, “Apakah masuk akal jika seorang pasien ortopedi membuat keributan di klinik urologi?”

Di ruangan yang berseberangan, Suho juga sedang mengunjungi klinik ortopedi untuk memeriksa tulang kakinya yang sempat terkilir seminggu yang lalu namun tak kunjung sembuh juga akibat bermain futsal dengan teman-temannya.

Suho meninggalkan klinik, caranya berjalan sungguh aneh. Ia naik elevator yang sama dengan Sejeong, yang baru saja dari apotik di lantai atas.

Setibanya di lobi, Sejeong harus menggunakan telepon umum untuk menelepon kembali Ibu asuhnya, karena sungguh sial handphonenya mati karena kehabisan daya saat menerima panggilan telepon dari Ibu asuhnya. 

Tapi karena terburu-buru, ia malah menabrak Suho. Di hari lain, mungkin ia tak apa-apa jika ditabrak seperti itu, tapi saat itu Sejeong menabraknya tepat di bagian kakinya yang terkilir, dan membuatnya kesakitan.

Sejeong kebingungan melihat Suho yang kesakitan, saat ia mencoba membantu Suho bangun dengan menarik tangannya, namun sialnya kakinya justru menginjak kaki Suho yang terkilir, yang tentu saja justru menambah rasa sakit Suho.

Lose You To Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang