Chapter 07

155 22 7
                                    

Sehun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh di lantai atas galerinya. Dengan masih agak terhuyung, dia berjalan pelan menuju sumber suara.

Terlihat kerutan di dahinya yang menandakan jika dia sedang berpikir karena apa yang sedang dilihatnya.

Tak jauh dari dimana Sehun berdiri, terlihat seorang wanita yang tidak lain adalah Sejeong yang sedang mendorong sebuah kursi yang cukup tinggi ke arah dinding.

Sejeong terlihat sibuk menyiapkan kuas dan cat untuk mengecat bagian atas dinding. Dikarenakan postur tubuh Sejeong yang mungil membuat wanita bersuami tersebut membutuhkan kursi untuk membantunya menjangkau dinding di bagian atas.

Sejeong melepaskan sepatunya dan kemudian naik ke atas kursi lalu mulai untuk melukis.

Sehun berjalan menghampiri Sejeong nyaris tanpa suara, "Apa yang kamu lakukan?" Tanya Sehun tiba-tiba.

Sejeong cukup terkejut mendengar suara Sehun yang tiba-tiba, dia mencoba berbalik ke arah Sehun namun karena terburu-buru dan tidak hati-hati, kakinya terpeleset dari kursi hingga membuatnya hampir saja terjatuh menyentuh lantai jika saja Sehun tidak menolongnya.

Karena saat itu posisi Sehun sudah cukup dekat dengan Sejeong, jadi ketika Sejeong terpeleset, Sehun bisa dengan mudah meraih tubuh Sejeong dan memeluknya agar tidak terjatuh.

Kedua tangan Sejeong tanpa sengaja berpegangan pada dada bidang milik Sehun, sedangkan kedua lengan Sehun masih 'memeluk' pinggang ramping Sejeong.

Keduanya sempat saling pandang untuk beberapa detik hingga Sejeong yang tersadar lebih dulu.

"Yakk Sehun-shi.. sudah berapa kali kubilang untuk tidak muncul tiba-tiba dan mengagetkanku." Ucap Sejeong kesal namun juga salah tingkah karena kejadian sebelumnya.

Sehun yang memang tidak pernah mau disalahkan oleh Sejeong membela dirinya, "Ini rumahku, aku bebas berada di mana saja. Lagipula, mengapa kamu sangat berisik pagi-pagi begini?" Balas Sehun.

Sejeong menggeleng-gelengkan kepalanya, dalam pikirannya Sehun sangat menyebalkan.

"Pagi dengkulmu. Lihat sekarang sudah jam sebelas, bahkan satu jam lagi sudah waktunya makan siang." Balas Sejeong.

Sehun saat itu juga melihat ke arah jam dinding di rumahnya. Seketika matanya terbuka lebar karena apa yang Sejeong katakan adalah benar.

"Pasti ini karena semalam aku tidak bisa tidur, sepertinya aku baru bisa tidur jam lima pagi." Monolog Sehun dalam hatinya.

"Helloo Oh Sehun-shi.. wake up please!" Ucap Sejeong yang lagi-lagi mendapati Sehun melamun di hadapannya.

"Berisik!" Balas Sehun lalu berjalan menuju kamarnya kembali untuk sekedar cuci muka dan berganti baju.

"Dasar orang aneh." Kesal Sejeong.

Sepuluh menit kemudian Sehun kembali dengan penampilan yang lebih segar.

"Minumlah dulu, aku membuatkanmu air madu. Itu bagus untuk tubuhmu saat ini." Kata Sejeong sambil menyerahkan sebuah gelas yang berisi air madu hangat untuk Sehun.

Tanpa berkata apapun Sehun meminum air madu dari Sejeong hingga tidak tersisa.

"Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Sehun.

"Jika saja kamu tahu kalau aku sudah berkali-kali mencobanya. Jika saja aku tega, mungkin aku sudah menyiram wajahmu dengan air dingin agar kamu bangun." Balas Sejeong.

"Tidak perlu dilebih-lebihkan." Balas Sehun.

Sejeong kembali menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu memutuskan untuk melanjutkan kegiatan melukisnya.

Lose You To Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang