Chapter 04

145 28 4
                                    

Pagi hari ini Sejeong bangun lebih awal dari biasanya. Dia sangat bersemangat untuk memulai harinya dikarenakan hari ini adalah hari pertama dia akan bekerja di galeri seni milik Oh Sehun.

Mulai dari bangun tidur dia sudah melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, mulai dari membersihkan rumah, mencuci pakaian, hingga menyiapkan sarapan untuknya dan Ayah-Ibu mertuanya.

Semalam juga dia sudah memberitahukan Suho tentang kabar baik tersebut, Suho yang mengetahui jiwa seni Sejeong turut berbahagia mendengar kabar bahwa istrinya akan bekerja sesuai bidangnya.

Sejeong kini sedang merapikan meja makan untuk menyiapkan sarapan. Senyum tidak pernah luput dari wajahnya, sambil sesekali dirinya menggumamkan lagu yang mungkin tidak ada yang tahu judul dari lagu tersebut.

"Jam berapa kamu menyiapkan ini Sejeong-ah?" tanya sang Ibu mertua yang melihat menantu kesayangannya sudah terlihat sangat sibuk.

"Ahh Eomma, hehe aku bangun lebih awal dari biasanya. Karena ini hari pertamaku, aku tidak ingin terlambat." balas Sejeong.

Ibu mertuanya tersenyum lembut melihat Sejeong. "Baiklah, lebih baik kita sarapan terlebih dahulu. Tolong panggilkan Appa. Tadi dia masih sibuk mencari kaos kaki di lemari." pinta sang Ibu mertua.

"Eung Omma." Sejeong menuruti ucapan Ibu mertuanya dan segera berjalan menuju kamar mertuanya.

Walaupun pintu kamar sudah terbuka, Sejeong tetap dengan sopan mengetuk pintuk kamar mertuanya.

"Appa, ayo kita sarapan." ajak Sejeong pada ayah mertuanya.

"Sejeong-ah, tolong bantu Appa! Appa tidak bisa menemukan kaos kaki coklat Appa." teriak sang Ayah mertua dari dalam kamarnya.

Sejeong berjalan masuk ke kamar dan menemukan Ayah mertuanya sedang berjongkok di depan lemari dengan raut wajah bingung.

"Biar aku yang mencarinya, Appa selalu saja tidak pernah menemukan apa yang Appa cari." ledek Sejeong.

Ayah mertuanya pun bangkit dari duduknya, dan membiarkan Sejeong membantunya untuk mencari kaos kaki yang dia maksud.

Tak berselang lama, Sejeong menarik sebuah kaos kaki dari dalam lemari dan menunjukkannya pada Ayah mertua.

"Betulkan, Appa tidak pernah bisa menemukan apa yang Appa cari. Bagaimana nanti jika Sejeong tidak ada?" ledek Sejeong sambil menyerahkan kaos kaki tersebut.

"Hehe, padahal tadi Appa sudah mencari dengan benar." balas sang Ayah mertua sambil terkekeh. "Lagipula, kamu kan akan selalu bersama kami Sejeong-ah. Jangan bercanda seperti itu lagi." Lanjutnya sambil mengusap lembut kepala menantunya.

"Hehehehe arasso Appa. Kalau begitu ayo kita sarapan. Eomma sudah menunggu kita di bawah." ajak Sejeong sambil menggandeng lengan Ayah mertuanya.

Ketiganya kini telah menikmati sarapan mereka dengan sesekali diiringi canda dan tawa yang di mulai oleh Sejeong. Sejeong telah membawa warna tersendiri pada keluarga Suho. Terlebih Suho adalah anak satu-satunya, sehingga kehadiran Sejeong sangat disyukuri oleh kedua orang tua Suho.

Waktu telah menunjukkan pukul tujuh, kini Sejeong telah bersiap untuk berangkat bekerja setelah dia menyelesaikan semua tugas rumahnya.

Ayah mertuanya merupakan pensiunan seorang Jaksa, kini dia hanya menghabiskan waktu di rumah dengan menggeluti hobi barunya yaitu, menanam bonsai. Sedangkan Ibu mertuanya dari dulu adalah seorang Ibu rumah tangga, namun cukup aktif di berbagai perkumpulan di lingkungan rumahnya, sehingga membuat keluarga Suho cukup terpandang.

"Eomma, Appa. Sejeong berangkat kerja dulu yah. Kemungkinan aku akan selesai bekerja pukul empat sore, tapi nanti aku akan pulang sebentar saat makan siang" ucap Sejeong sambil berpamitan kepada Ibu dan Ayah mertuanya.

Lose You To Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang