Chapter 02

190 27 6
                                    

Semenjak malam dimana Sejeong mencium Suho, keduanya kini menjalin hubungan ‘terlarang’ antara guru dan murid. 

Sejeong yang ingin berkencan layaknya anak-anak seumurannya terkadang membuat Suho kewalahan, contohnya seperti sekarang ini. Saat Sejeong meminta Suho membawa dan menggunakan seragam sekolahnya dulu saat mereka akan berkencan. 

Suho yang memang sudah menyayangi Sejeong, selalu mengabulkan apapun permintaan Sejeong, ia tidak menyangka sama sekali jika akan menggunakan seragam sekolahnya lagi. Walaupun sekilas Suho terlihat masih pantas untuk menggunakan seragam sekolah.

Keduanya memutuskan untuk mengunjungi toko buku untuk membeli buku-buku persiapan ujian akhir untuk Sejeong.

Sejeong yang selalu bermanja-manja pada Suho membuat keduanya menjadi tontonan banyak orang karena perlakuan Sejeong padanya di depan umum. 

“Ini adalah pacarku,” ucap Sejeong dengan bangga pada siswa dan siswi lainnya yang ada di toko buku yang sama yang menatap ke arah Sejeong dan Suho. 

Suho hanya mampu mengangguk dengan malu saat bertemu dengan siswa siswi yang untungnya bukan salah satu murid di sekolah tempat dia mengajar.

Ujian akhir yang semakin dekat membuat Suho mengutarakan niatnya pada Sejeong untuk mendaftarkannya les selama tiga bulan agar Sejeong bisa lulus dengan nilai yang bagus.

“Sejeong-ah, aku akan mendaftarkan mu untuk les persiapan ujian akhir.” Ucap Suho. Keduanya kini tengah duduk di taman tak jauh dari toko buku yang mereka kunjungi sebelumnya.

“Kenapa Saem melakukannya?” tanya Sejeong tidak terima. “Aku memang menyukai Saem tapi bukan berarti Saem bisa mengatur apa yang harus aku lakukan seperti ini? Apakah karena aku sudah tidak memiliki ayah dan ibu?” tambahnya. 

Sejeong muda yang masih susah untuk mengendalikan emosi tidak menyukai niat Suho yang ingin membantunya. Sebenarnya Sejeong hanya malu dan tidak menyukai jika harus menyusahkan Suho.

Suho yang harus bertindak lebih bijak di antara keduannya, mencoba untuk lebih tenang menghadapi sikap keras kepala Sejeong.

“Bukan seperti itu maksudku Sejeong-ah. Aku ingin membantumu, jika kamu lulus dengan nilai yang bagus, kemungkinan juga kamu bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliahmu nanti.” ucap Suho lembut.

“Aku ingin sekali melihatmu kuliah dan mendalami bakatmu di bidang seni, bukankah itu akan terlihat keren Sejeong-ah.” lanjutnya.

Sejeong menundukkan kepalanya, karena tidak mau Suho melihat matanya yang sudah berkaca-kaca. Dia masih terdiam mendengarkan penjelasan Suho, dia merasa sangat terharu mengetahui Suho yang memikirkan bagaimana masa depannya kelak. 

“Sejeong-ah…” panggil Suho lembut. Suho membungkukkan badannya agar bisa melihat wajah Sejeong yang masih menunduk.

Melihat Sejeong yang sudah menangis, Suho menarik tubuh Sejeong kepelukannya. Dia menepuk-nepuk punggung Sejeong pelan yang justru malah membuat tangis Sejeong semakin terisak.

“Hushh..Hushhh…. Kamu tidak seharusnya menangis. Kenapa kamu menangis di kencan kita gadis kecil? hehehe” ucap Suho ingin membuat Sejeong ceria lagi.

Sejeong yang sudah mulai tenang membalas ucapan Suho dengan pukulan pelan di dada Suho. “Aku bukan gadis kecil… aku adalah seorang wanita.” sanggah Sejeong yang mengaku jika dirinya adalah seorang wanita dewasa.

Ucapan Sejeong membuat Suho terkekeh pelan. 

“Jadi, kamu mau kan untuk mengikuti les persiapan ujian akhir?” tanya Suho sambil melepaskan pelukannya dan menatap Sejeong lembut.

Lose You To Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang