6• rumah Vara

28 4 0
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi, yang artinya murid-murid dibolehkan untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel sekolah sudah berbunyi, yang artinya murid-murid dibolehkan untuk pulang. Vara segera merapikan barang-barangnya, dia ingin cepat pulang.

"Ayo pulang!" Ajak Sellyn yang sudah selesai merapikan barang-barangnya.

"Ayo." Mereka bertiga pun segera keluar kelas.

Mereka saat ini berdiri di depan sekolah. Vara yang menunggu angkutan umum, Ghina dan Sellyn yang menunggu jemputan.

"Gue deluan ya!" Ucap Sellyn ketika mobil berwarna silver berhenti dihadapan mereka.

Kaca mobil tiba-tiba terbuka, terlihat di dalam sana ada seorang wanita. Itu mamanya Sellyn.

"Iyaa, hati-hati Sel!" Ucap Vara dan Ghina.

Sellyn segera menaiki mobil itu, kemudian mobil itu berjalan meninggalkan Ghina dan Vara.

"Di jemput siapa Ghin?"

"Supir." Jawab Ghina.

Tak lama kemudian ada sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan mereka.

"Nah udah dateng, gue deluan ya Var!" Ghina melambaikan tangan kepada Vara dan segera naik ke dalam mobil tersebut.

"Aduhh, angkot ke rumah gue lama banget lagi datengnya." Vara kesal, dikarenakan angkot untuk menuju ke rumahnya tak lewat-lewat.

"Apa gue jalan aja ya?" Pikir Vara kemudian.

"Iya deh. Daripada pulang telat, ntar kena marah mama lagi!" Final Vara. Akhirnya dia memutuskan tidak menunggu angkot dan memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Vara segera berjalan, meninggalkan depan sekolah yang masih banyak anak-anak menunggu untuk dijemput. Kebanyakan mereka di jemput menggunakan mobil-mobil mewah, biasalah sekolah elite, pasti muridnya juga dari kalangan orang-orang yang banyak cuan.

Vara bersyukur bisa bersekolah disini.
Dia bisa bersekolah disini dikarenakan otaknya yang sangat cerdas. Ya, Vara mendapatkan beasiswa.

Sebenernya sangat susah mendapatkan beasiswa disekolah ini. Setau Vara, hanya ada dua orang murid yang mendapat beasiswa itu. Yaitu dirinya, dan salah satu orang yang Vara tidak kenali itu siapa.

Vara sudah setengah berjalan, tetapi tiba-tiba ada yang menghalangi jalannya. Padahal lagi asik-asik menikmati jalanan.

"Mau lo apasi?" Tanya Vara kesal.

"Mau nomor hp lo."

Kalian bisa tebak siapa yang berkata seperti itu?

Ya, siapa lagi kalau bukan Nauvan.

"Gue nggak punya nomor hp." Vara berbohong,mana mungkin modelan anak jaman sekarang ga punya nomor hp.

"Yaudah deh kalau gitu, gue anterin lo pulang aja!" Ajak Nauvan.

"Ngga makasi." Tolak Vara mentah-mentah, kemudian dia segera berjalan meninggalkan Nauvan dan teman-temannya.

"Yee, ga usah sok jual mahal lo!" Ejek Aksa.

"Udah-udah! Lagian dianya emang gamau, ngapain dipaksa sih." Ucap Rama.

"Yaudah ayo cabut!" Ajak Nauvan untuk mengakhiri perdebatan mereka.

Kemudian kelima inti Raveloz itu segera menyalakan motor dan berjalan untuk menuju markas mereka.

🖇️🖇️🖇️

"Assalamualaikum." Ucap Vara yang baru sampai.

"Hebat banget kamu ya,baru pulang jam segini." Bukannya menjawab salam Rina malah menyambut Vara dengan omelan.

"Maaf ma." Vara hanya bisa meminta maaf, dia tau dirinya salah.

"Maaf-maaf. Kamu saya suruh pulang jam 2 pas. Sekarang lihat jam berapa?" Rina menunjukan jam yang ada di tembok ruang tamu.

Vara melihat jam yang ada di tembok tersebut, jam menunjukkan pukul 2 lewat 5 menit. Ya dirinya telat 5 menit.

"Udah-udah ga guna kamu liatin jam terus. Buruan nyuci sana!" Suruh Mama Vara.

Vara pun segera menuju ke kamar untuk menaruh tas dan ganti baju.

Vara sudah selesai mengganti baju, dia menggunakan celana berwarna hitam dan baju kaos berwarna abu-abu.

Vara kemudian segera mengambil pakaian kotor yang ada di samping kamar mandi, kemudian dia membawa pakaian kotor itu ke dalam kamar mandi dan mulai menyucinya.

Pakaian itu tidak berjumlah sedikit, ada dua keranjang penuh yang isinya pakaian kotor keluarganya. Dia mencuci pakaian itu semua tidak menggunakan mesin cuci, melainkan dengan tangan. Ya, di sikat satu persatu.

"Wih ada yang sok rajin nih." Terdengar suara seseorang.

Itu Dito, adik laki-laki Vara yang baru saja pulang sekolah. Dia sekarang menduduki bangku kelas 3 SMP.

Adik Vara sebenarnya ada dua. Yang satu lagi bernama Adelia, panggil aja Lia, dia sekarang kelas 6 SD.

"Kalian berdua ngapain?" Itu suara Lia, dia baru saja pulang bermain dari rumah temannya.

"Ehehehe ga ngapa-ngapain kok, cuma ngobrol aja." jawab Vara sambil tersenyum.

"Ngobrol tuh di ruang tamu atau di depan tv, ini malah di kamar mandi!" Ucap Lia kemudian dia pergi menuju kamarnya.

"Udah ah gue mau ke kamar juga, nih cuci in pakaian gue!" Dito melempar pakaian itu ke ember cucian Vara, kemudian dia segera berjalan meninggalkan Vara.

"Dito!" Panggil Vara sebelum Dito menjauh.

"Apalagi si? Lo ga terima nyuci in pakaian gue? Biar gue bilangin ke mama." Dito mengancam Vara.

"Bukan! Aku cuma mau ingetin, kamu boleh berlaku kasar sama aku pas ga ada Lia. Tapi kalau ada Lia, plis aku mohon banget kita bersikap kayak kakak adek yang sebenarnya. Aku gamau Lia tau masalah itu, dia belum cukup umur!"


🖇️🖇️🖇️🖇️

Segitu aja dulu ya😝

Btw ig sama wa kalian error ga siee?😫

Btw ig sama wa kalian error ga siee?😫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VARALINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang