64. The King of Hellion

8.3K 1.1K 39
                                    

Orison, tahun 1625 Vesta

Satu tahun telah berlalu sejak perang antara Orison dan Verona berakhir. Namun, pencarian besar-besaran yang dilakukan untuk menemukan keberadaan Lucius tetap tidak membuahkan hasil. Sebagian orang bahkan mulai melupakan nama sang Panglima. Sosok yang pernah melindungi Orison itu semakin tersisih dalam pergaulan. Tidak ada lagi penghormatan pada Grand Duke of Kaltain, pemilik gelar itu sudah dianggap mati, menyisakan daerah kekuasaan serta gelar kebangsawanan yang saat ini telah dikembalikan kepada kerajaan. Mungkin jika harus diungkapkan, hanya tersisa sedikit orang yang meyakini bahwa Lucius masih ada. Eric dan Perseus, keduanya tidak pernah kembali ke Easton selama 6 bulan. Bersama dengan pasukan keluarganya, mereka melakukan pencarian hingga mencapai Hellion dan Alois. Sementara Aaron, laki-laki itu memiliki tugas tersendiri untuk mengurus wilayah Verona yang sampai saat ini belum pulih pasca perang.

Akan tetapi, selain permasalahan tentang menghilangnya Lucius, Orison sendiri tidak lagi memiliki persolan lain. Kerajaan itu telah kembali seperti sedia kala. Saat ini, istana bahkan telah bersiap untuk menggelar pesta perayaan. Seluruh penjuru kerajaan dihias dengan indah untuk merayakan penobatan Ratu Orison. Arthur, laki-laki itu telah menikahi calon ratunya 3 hari yang lalu. Jalannya pemerintahan tidak boleh terganggu, sedangkan ketidakhadiran Lucius di sidang telah membawa isu takhta ratu kembali dibahas. Dan sebagai seorang raja, Arthur hanya memiliki satu pilihan, yaitu menjadikan Vivianne Everie Winslow sebagai istrinya.

Pernikahan antara keduanya berlangsung dengan sangat cepat. Karena hal itulah, perayaan baru dapat diadakan beberapa hari setelah upacara berlangsung. Arthur membuat rencana pesta dengan begitu meriah. Undangan pun telah diberikan kepada setiap bangsawan dan pemimpin dari kerajaan aliansi, tidak terkecuali pada Selene yang selama ini mengasingkan diri di wilayah Rowena. Perempuan itu telah berada di kereta kuda yang akan mengantarkannya ke istana, duduk bersampingan dengan Aaron yang berkali-kali melemparkan tatapan khawatir.

"Kau tidak perlu datang ke istana jika tidak mau, Selene. Yang Mulia Raja pasti akan memaklumi ketidakhadiranmu," ucap Aaron sembari mengusap surai pirang adiknya.

Selene menggeleng pelan. "Tidak, aku akan tetap menghadiri pesta itu. Biarpun Lucius belum ditemukan, Yang Mulia Raja adalah kakaknya, tidak pantas jika aku mengabaikan undangan khusus yang diberikan untukku," jawabnya serius. Ia memandang mata biru Aaron lekat. "Aku juga tidak mungkin tetap berada di Rowena selamanya, bukan?"

"Baiklah, kau bisa mengandalkanku selama pesta nanti. Aku berjanji tidak akan membiarkanmu sendirian." Aaron tersenyum tulus. Laki-laki itu berusaha dengan keras menyembunyikan raut lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari Verona ke Orison untuk menghadiri pesta. "Jangan menjauh dariku. Jangan berdansa dengan laki-laki bangsawan manapun. Pegang tanganku sampai pesta berakhir!"

"Kau cerewet sekali," sindir Selene tanpa ragu. Sungguh, rasa takut yang ia rasakan saat memasuki gerbang ibu kota berkurang besar karena keberadaan Aaron di sampingnya. Selene yakin, tanpa sang kakak, ia hanya akan berakhir seperti seorang pengecut yang tidak mampu bergerak.

Aaron tergelak cukup keras tatkala mendengar nada bicara Selene. Salah satu kesatria paling berbakat di Orison itu mengarahkan tangannya untuk menunjuk ke jendela kereta. Dari sana, terlihat benteng istana Orison yang tinggi. Ratusan kesatria dengan zirah lengkap berbaris teratur, menyambut kedatangan tamu-tamu bangsawan sekaligus memastikan tidak adanya penyusup di antara mereka. Dalam diam, Aaron memandang sekilas pada wajah Selene yang terang-terangan menunjukkan ketidaknyamanan. Ia menghela napas, istana yang dahulu menjadi tempat teraman itu kini beralih menjadi sesuatu yang asing.

Adiknya itu kehilangan cintanya, sosok yang justru pertama kali mengenalkan Selene pada kehidupan di balik gerbang megah itu.

"Apa Eric dan Percy juga kembali hari ini?" Selene bertanya begitu kereta kuda yang ditumpanginya memasuki bagian dalam istana. Perempuan itu sempat melempar senyum tipis pada kesatria-kesatria yang beradu tatap dengannya.

I Refuse to Die [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang