28. Luca's Secret

17.1K 2.4K 106
                                    

Selene berulang kali memegang bibirnya, ia tidak menyangka bahwa dirinya dan Luca telah berciuman. Demi Dewi Nyx, ia berciuman dengan Luca, seseorang yang bahkan belum dikenalnya dengan baik.

Kening Selene berkerut, ia kembali memutar ingatannya tentang sosok laki-laki yang beberapa saat lalu menciumnya. Mengapa laki-laki itu begitu sulit untuk dimengerti?

Selene sempat mengira jika Luca tidak menyukai keberadaannya karena sikap laki-laki itu yang cenderung abai, tetapi setelah ciuman mereka yang tidak singkat itu, Selene mengetahui sebuah kebenaran bahwa Luca menerima keberadaannya. Beberapa kejadian yang sudah terjadi juga membuat Selene sadar bahwa Luca justru bersikap sangat baik padanya. Laki-laki itu bahkan meminta izin hanya untuk memeluk dan menciumnya. Tidak seperti Lucius, Luca juga memberinya kesempatan untuk menolak sesuatu yang kurang ia sukai, Selene merasa diberi kebebasan, dan Selene tidak bisa mengelak bahwa ia sedikit menyukainya.

Namun, meski begitu, Selene masih tetap ragu dengan sikap Luca. Laki-laki itu terlihat tidak memedulikannya, tetapi akan berubah sangat hangat beberapa saat kemudian, lalu akan kembali menghilang setelahnya. Seperti saat ini, Luca tidak lagi menampakkan diri setelah mereka kembali dari pantai. Bagaimana bisa laki-laki itu meninggalkan dirinya tanpa mengucapkan sepatah kata bahkan setelah mereka berciuman cukup lama?

Selene merengut, ingatan tentang ciuman pertamanya dengan Lucius tiba-tiba melintas di pikirannya. Apa perasaan Lucius yang Selene tinggalkan setelah berciuman sama seperti perasaan yang ia rasakan sekarang?

Kepala Selene menggeleng cepat. "Bagaimana mungkin aku memikirkan hal gila seperti itu?!" Selene mendengus tak percaya.

Dengan gontai, Selene bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah meja lalu memandangi wajahnya di depan kaca. Selene tiba-tiba terlonjak kaget, ia memegang bibirnya menggunakan tangan yang bergetar. Jika ia berciuman dengan Luca, bukankah itu berarti ia telah mengkhianati Lucius?

Luca dan Lucius mungkin memang berada di tubuh yang sama, tetapi jiwa mereka berbeda. Namun, entah mengapa Selene justru merasa bahwa apa yang ia lakukan tidak lah salah. Ia sama sekali tidak merasakan perasaan mengganjal ketika bersama Luca, Selene justru merasa aman. Cara Luca merengkuh tubuhnya erat dan menciumnya lembut, Selene merasa tak asing dengan semua perlakuan itu. Selene bahkan merasakan sentuhan Lucius saat Luca memeluk pinggangnya, seolah kedua jiwa tersebut bukanlah sosok yang berbeda.

Berusaha mengenyahkan semua pemikiran konyolnya, Selene bergerak melepas hiasan yang melekat di rambutnya. Namun, entah sebenarnya sihir apa yang diberikan Luca dan Lucius pada dirinya, Selene justru kembali mengingat kebiasaan Luca yang selalu memainkan rambutnya.

Selene menggebrak meja. "Apa iblis itu menyihirku hingga aku tidak bisa melupakan dirinya?!"

Mata Selene berkedut. Ia bergerak cepat menuntaskan kegiatannya lalu berlari menuju tempat tidur. Selene menenggelamkan dirinya di dalam selimut. Lebih baik ia tidur, atau jika tidak, semua ingatan dan pikiran konyol itu akan terus menghantuinya.

Selene membuka selimut yang menutupi wajahnya dengan kasar. "Apa yang sebenarnya terjadi padaku?"

____

Tempat yang semula gelap itu berubah temaram saat sebuah suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan tersebut. Lilin-lilin yang semula padam tiba-tiba menyala memberikan penerangan pada ruangan yang berisi penuh lukisan juga beraroma pekat mawar.

Luca berdiri di tengah ruangan, ia menatap pada lukisan yang belum selesai ia kerjakan. Tangan kanan Luca bergerak mengambil belati dari balik jas, lalu menggoreskan belati itu dengan cepat ke telapak tangan kirinya.

I Refuse to Die [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang