Bunga berjalan santai menuju supermarket yang tempatnya lumayan jauh dari kompleks rumahnya, rencananya ia akan membeli beberapa cemilan. Bunga pergi dengan kepala yang tertutup kupluk hoodie dan telinga yang tersumpal earphone. Sesekali mulutnya mengikuti irama lagu yang ia dengar dan membalas sapaan orang-orang yang ia kenal.
"Na..na..na," gumamnya mengikuti irama lagu yang ia dengar.
Di saat ia ingin melanjutkan lirik lagunya, tiba-tiba lagunya berhenti begitu saja. Hal itu membuat Bunga mau tak mau juga ikut menghentikan langkahnya. Setelah diperiksa, ternyata ponsel yang ia pakai baterainya sudah habis.
"Hufft, baterainya udah habis aja. Padahal tadi seinget gue baterainya penuh," lirihnya sambil menatap ponselnya yang sudah mati.
Akhirnya ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku hoodienya dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Meski ponselnya sudah mati, Bunga tak melepaskan earphone yang ia pakai dari telinganya.
Sesampainya di minimarket, ia langsung mengambil trolli untuk menaruh barang-barang yang akan ia beli.
Bunga berjalan menuju tempat cemilan sambil mendorong trolli yang ia bawa. Setelah sampai di tempat cemilan, langsung saja Bunga mengambil semua cemilan yang ia suka.
"Ini, ini, terus ini." Bunga berucap seperti itu dengan tangan yang tak berhenti bergerak mengambil cemilan yang menurutnya enak.
"Nah, ini pasti enak," ucapnya sambil memegang dua bungkus cemilan. Entah dari mana ia bisa bilang bahwa itu enak, padahal ia sendiri belum pernah mencobanya.
Setalah puas dengan satu tempat, Bunga kembali mendorong trolli nya ke tempat yang lain. Sepertinya, ia melupakan niatnya yang akan membeli cemilan saja, terbukti dari trolli yang ia bawa sudah penuh, tetapi hal itu tidak membuat Bunga mengentikan kegiatannya.
'BRAK'
"Sshh," ringis seseorang.
Bunga langsung menghentikan tangannya yang hendak mengambil barang. Ia menolehkan kepalanya ke samping dan di sana ia melihat seseorang sedang membereskan barang-barang yang berjatuhan. Langsung saja ia menghampiri orang tersebut, berniat ingin membantu.
"Aduh, gara-gara gue, ya? Maaf ya, gak sengaja," ucap Bunga tak enak hati sambil membantu orang tersebut.
Bunga tak dapat melihat wajah orang yang sedang di depannya, karena orang itu sedang memakai masker wajah.
"Bukan gara-gara lo, salah gue yang gak hati-hati."
"Kenapa gak pake trolli?" tanya Bunga.
"Belanjaannya cuma sedikit, jadi gak pake begituan."
Setelah itu mereka berdua diam dan melanjutkan untuk menaruh barang-barang yang berjatuhan. Saat seseorang itu membalikkan badannya dan membuka maskernya, Bunga langsung terkejut. Bagaimana tidak? Seseorang yang sedang di hadapannya ini adalah laki-laki yang ia sukai. Bayu. Tanpa diminta, tiba-tiba detak jantung Bunga langsung menjadi cepat.
"Makasih ya," ucap Bayu saat barang-barang yang ia jatuhkan sudah kembali ke tempat semula.
Bukannya menjawab, Bunga justru hanya diam sambil memperhatikan wajah Bayu.
"Aduh ganteng banget sih," ucap Bunga dalam hati tanpa memutuskan pengelihatannya dari wajah Bayu.
Bayu yang merasa diabaikan oleh Bunga pun menjadi heran, ia merasa bahwa orang yang ada di hadapannya ini sedang melamun. Ia menggerakkan tangganya ke depan wajah Bunga dan melambaikannya untuk menyadarkan Bunga.
"Hei," tegur Bayu.
"Eh? Iya, kenapa?" tanya Bunga setelah sadar akibat lambaian tangan Bayu.
"Makasih," ucap Bayu mengulang ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN SILENCE
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] #1 cintadalamdiam (27/05/21) #1 loveinsilence (29/05/21) Ini kisah tentang dua manusia yang saling mencintai dalam diam. Arka Bagaskara. Seorang laki-laki tampan yang berusia 16 tahun itu menyukai adik dari sahabatnya secara di...