LEONARA 5

2 1 2
                                    

Karamel Auristela benar-benar letih hari ini pasalnya sudah sejak tadi pagi ia belum juga mengistirahatkan tubuhnya.

Dimulai dari pagi ia memasak pagi untuk sarapan adik-adik kostannya mengingat ibu pengasuh sedang ada acara di luar kota beserta keluarganya, ulangan matematika dan sejarah mendadak, rapat panitia, mencari kakak tutor pembimbing dibagian kepanitiaan dia yang berakhir kena marah hanya karena telat 3 menit, hingga latihan menghadapi lomba seminggu kedepan.

Ketika berhadapan dengan kakak pembimbing kepanitiaan bagian Kara ia mendadak teringat kejadian 2 pekan silam yang membuatnya sedikit jengah namun senang dan malu.

Berbeda dengan teman-temannya, Kara lebih suka memberikan julukan "Kakak Jingga" dari pada "Kakak Singa" dan hanya dia yang tau siapa "kakak Jingga" itu bahkan Kia sahabat dekatnya pun mengira Kakak Jingga itu si Angkasa teman seangkatan dan seekskul mereka. Baginya Jingga mampu menenangkan hatinya ketika hadir walaupun cepat sekali menghilang namun mampu membuat banyak kenangan dan cerita didalamnya. Seperti sosok seorang Langit Leon.

Flashback

"Yang ada lo yang gila!" Seketika Kara langsung menoleh dengan wajah bingung,mata yang mengerjap - ngerjap belum lagi mulutnya yang ia tutup rapat dengan tangan kirinya bagi seorang Langit Leon itu benar-benar menggemaskan ingin sekali ia mencubit kedua pipi bakpao milik gadis itu.

Iya dia melihat Kara berekspresi seperti itu diatas montor kesayangannya.

"Eh kok ada kak jingga sih?sejak kapan?aduh malu gue!" -batin Kara sembari merutuki ucapannya dengan Mayra di telepon tadi mengapa ia menyebutkan kata "kak Jingga" ditempat umum ya walaupun semua orang enggak akan tau siapa kak Jingga itu.

Kiranya Kara, Leon telah pergi ternyata tanpa memperdulikannya ternyata ia masih berdiam diri diatas montor nmaxnya tanpa menstaternya. Sedangkan Kara ia masih menahan malu bahkan ia merasa sangat malu,meskipun Leon tidak mengetahui bahwa dirinyalah yang disebut gadis itu kak Jingga.

Berbeda dengan Leon yang masih terfokus pada satu nama entah mengapa ia ingin mencari tau tentang Kak Jingga yang telah gadis itu sukai.

"Anjir gue kenapa aelah!" -batin Leon sambil mengusap kasar rambutnya berharap sadar dengan apa yang ia fikirkan.

"Lah kemana tu cewek?kok ngilang?" Tanyanya sambil menengok kanan dan kirinya.

Dirasa cewek tersebut telah pergi Leon melajukan montornya menuju kerumahnya namun,belom sampai seperempat jalan ia menemukan gadis gila tadi. Eh ralat bagi Langit Leon itu gadis menggemaskan.

Tiinn..
"Kamchagia!!,bego apa gimana sih!!jalan masih banyak noh kagak usah tantin-tantin!ishh.."sebal Kara dengan memaki pengguna montor tersebut yang tengah tersenyum tipis didalam helm hitamnya.

"Naik!!"perintah Leon dengan memasang wajah datarnya.

"Eh kak Leon,emm nggak usah deh kak udah deket kok" sapa dan tolak Kara yang dibuat sehalus mungkin.

"Nggak! Lo naik!buru!"

"Mau tak mau akupun naik."ucapnya pasrah dan menaiki montor kesayangan Leon dengan bantuan tangan Leon pastinya.

Entah dorongan dari mana Leon kembali menyunggikan bibirnya tipis sangat tipis.
Hening sangat hening bahkan berbicara pun hanya sekedar menanyakan pembenaran bahwa Kara berada di rumah 3.

Flashback off

"Woi kak lo nglamunin apaan sih udah hampir maghrib noh!" Ucap Helma yang berhasil membuyarkan lamunan Kara tentang kakak Jingganya.

IRREPLACEABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang