🍁

1.6K 220 5
                                    









Brugh!

"Akhs!!"

Menoleh.

Semua pasang mata melotot .

Yedam, Jihoon dan Asahi hendak berlari ke tengah lapangan.

Namun, Haruto telah terlebih dahulu mendahului mereka.

Dengan panik berlari dan berjongkok dihadapan Junkyu yang tengah meringis kesakitan . Akibat tersandung kakinya sendiri.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya lembut, Haruto tak sengaja menyentuh lutut Junkyu yang berdarah.
Junkyu meringis.

"Sakit ..Haruto" Junkyu merengek.

"Maaf!, sini aku bantu kamu pergi ke UKS" Haruto lantas memutar tubuhnya hingga berjongkok memunggungi Junkyu yang menatap punggung Haruto dengan tatapan polos.

"Apa?" Junkyu mengerjap, memiringkan kepalanya kekanan. Menatap wajah tampan Haruto dari samping yang menoleh.

"Naik Junkyu , aku gendong" Gemas Haruto.

Menarik tangan kanan-kiri Junkyu lembut, untuk dia kalung kan ke lehernya.

Entah sadar atau tidak. Junkyu mengembangkan senyumnya.

Menumpu dagu di atas pundak Haruto dengan wajah yang menghadap ke wajah Haruto yang nampak begitu cemas.

-

"Senang melihat  mereka seperti itu"

Doyoung, yang entah dari mana datangnya. Bercelatuk. Berdiri dibelakang tubuh Yedam dan Jihoon hingga membuat kedua pemuda manis itu terkejut setengah mati.

Berputar cepat, Yedam dan Jihoon kompak melayangkan pukulan sayangnya kekepala Doyoung yang seketika mengaduh kesakitan.

Asahi tertawa.

_


"Lain kali lebih berhati-hatilah"

"Akhs!! Sakit Haruto!" Junkyu mencengkram sedikit kuat pundak Haruto yang kini tengah sibuk membersihkan luka lecet di lututnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Jika Mama Jisoo sampai tau, kita semua pasti akan kena imbasnya"

"Ya makanya... Jangan di beri tau Haruuu!!"

Junkyu cemberut.

Memejamkan matanya ketika Haruto meniup lembut luka lecetnya yang kini sudah terbalut perban.

Rasanya begitu nyaman, dan hatinya menghangat.

Junkyu menatap Haruto yang masih fokus meniupi lukanya.

   

Ah..sudah berapa lama kita tidak terlibat dalam keadaan yang seperti ini?

Sudah sangat lama kan?

Jika boleh jujur, aku merindukan masa-masa indah kita dahulu Haru...

Tetapi.....

Junkyu menghela nafas lirih.
Menatap sendu Haruto yang kini tengah sibuk merapikan semua peralatan obat yang tadi dia ambil dan menaruhnya ketempat semula.

"Beristirahat lah disini dengan tenang, aku akan meminta izin pada Kim Saem . Kalau kamu sedang sakit dan sedang beristirahat di UKS"

Junkyu hanya mengangguk pelan.

Haruto tersenyum lembut, tangannya ter-ulur mengusap puncak kepala Junkyu.

"Lain kali jangan terluka lagi,Ok?"

Junkyu hanya mengerjap pelan.

"Aku harus kembali ke kelas, nanti Jihoon dan Asahi akan datang menjemputmu-"

Haruto tersenyum kecut di akhir kalimatnya.

Dan Junkyu menampilkan wajah kecewanya , walau tak begitu nampak.

Sebisa mungkin, Junkyu menormalkan ekspresi wajahnya.

"Baiklah, aku pergi"

Dan Junkyu hanya termenung di tempatnya.
Dengan tatapan nanar menatap pada pintu UKS yang baru saja tertutup, dan menghilangkan sosok Haruto di baliknya.

Hatinya terasa kosong.

Junkyu merasa sangat kesal, marah dan juga membenci keadaannya yang sekarang ini.

Bukan! Bukan karna dia yang tadi terjatuh memalukan di tengah kegiatan olahraga.

Ada hal lain.

Ini tentang mengenai hubungannya dengan Watanabe Haruto yang dahulunya begitu indah dan baik-baik saja. Kini____entah dimulai dari mana dan entah kenapa semua telah berubah dalam satu malam.

Junkyu benci dengan keadaannya ini.

Junkyu benci terus-menerus memasang topeng angkuh nya setiap kali dia bertemu tatap dengan Haruto Watanabe.

Junkyu benci berpura-pura kuat hanya untuk memperlihatkan pada Haruto yang dia sebut sebagai musuhnya.

'aku tidak lemah, aku kuat dan pantas untuk di cintai dan di kagumi oleh banyak orang'

Berbicara tentang musuhan.

Junkyu jadi merenung-berpikir.

Benarkah kita ini musuhan?

Haruto...

Apa iya?

Apakah iya masih bisa di sebut Musuhan ? Disaat kita sakit atau sedang mendapatkan suatu masalah. Secara diam-diam kita akan selalu membantunya tanpa sepengetahuannya?

Tidak.

Cih...

Tentu saja tidak!, Junkyu tertawa sumbang di tengah keheningan ruang UKS.

Karena nyatanya....

Perasaan itu masih ada.

Dan Junkyu menyadari itu.

Tidak ada yang berubah dari rasa sayang dan simpati nya untuk dia berikan kepada Haruto. Bahkan mungkin perasaan itu semakin bertambah besar. Tetapi...

Keadaan mereka tidak dalam baik-baik saja. Untuk sekedar membiarkan perasaan'itu' semakin berkembang . Bersemi.

Haruto dan Junkyu, Kini bukanlah orang yang sama lagi.
Mereka sama -sama memiliki ego dan keegoisan meraka masing-masing. Yang --hingga sampai saat ini.
Masih berdiri kokoh membatasi keduanya. Terutama untuk Kim Junkyu.

Ego dan harga diri yang Junkyu  jungjung tinggi-tinggi itu telah mengalahkannya .

Membiarkan perasaannya dia kubur dalam-dalam di dalam lubuk hati.

Walau mungkin, jika saja___,

Suatu hari nanti, salah satu saja di antara Haruto ataupun Junkyu mau!!

Untuk bersedia menekan ego dan membiarkan hati dan perasaan yang berkerja.

Mungkin semua akan menjadi lebih baik.

Ya...mungkin.

😞

  

  

Musuhan ? [ Harukyu ]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang