Penyesalan

22 6 0
                                    

"Chiya!Ke kantin yuk."Ajak Fira.Teman sebangkuku.Aku yang semula sibuk menulis Diaryku mulai beralih menatap gadis itu.Rambut sebahu,dan mata sipit seperti orang cina.Awal perkrnalan kami,kukira dia memang orang Cina.Sungguh.Tapi kenyatannya dia murni pribumi tanpa campuran manapun.

"Ayo."Sahutku mengekorinya dari belakang.

Suasana dikantin selalu ramai.Tempat incaran para pelajar yang tidak membawa bekal ke sekolah.Aku sebenarnya selalu membawa bekal.Ibu setiap pagi memaksaku membawanya.Tapi,aku selalu menemani Fira ke kantin.Karena aku juga bosan dikelas sendirian.

Dan disinilah kami.Terduduk dibangku panjang yang hanya ada kami berdua.Dengan Fira yang sudah melahap baksonya.Sedang aku?hanya menyedot susu Stawberry kotak favoritku.

"Hei,kau tahu?"

"Tidak!"

"Aku belum selesai bicara,Chi!"Dia mengatakan itu sambil melotot padaku.Jujur,aku suka mengerjainya saat sedang mengajakku berghibah.

"Maaf"Ujarku sambil menahan kikikan.

"Katanya,si Mila cabe-cabean dikelas kita nembak Kak Ari kelas VIII kan?Trus,ditolak mentah-mentah.Kasian yah?awokawoka."

"Itu kasian,tapi kamu ketawa?!"Fira memang sudah lama sensi dengan Mila.Karena menurutnya gadis itu tukang cari perhatian.Dan hanya mau berkenalan dengan anak-anak elite saja.

"Iya kasian,peletnya gak mempan."Katanya lagi diselingi tawa.Aku hanya menggeleng lelah melihat tingkahnya.

"Eh libur semester,kemana?"Tanyanya mengubah topik pembicaraan.

"Oh,itu.Sepertinya liburan ke rumah paman."Jawabku seadanya.Hal ini memang sudah kurencanakan.Sudah sejak lama.

"Wah,padahal mau ku ajak ke pantai loh.Bareng kakak kelas juga.Hihii.Kan Kak Gilang temenan sama Kak Ari.Mayan,liat-liat cogan."Katanya sembari entah memikirkan apa.Dia terlihat senyam-senyum tidak jelas.Pasti memikirkan yang tidak-tidak.

"Lain kali."Tanggapanku padanya.

"Ayolah,Chi.Kapan lagi?Cogan loh?Cogan!!"Tawarnya memaksa dengan kerlingan genit dimatanya.

"Gak bisa.Pokoknya aku ke Rumah Paman aku."Kekehku padanya.Aku sudah menunggu selama itu.Tiga tahun.Tiga tahun,untuk bisa mendapat ijin kesana sendirian.Aku tidak sabar bertemu dengannya.Lelaki ditengah padang bunga Dandelion itu.Aku merindukannya sudah sangat lama.Tapi wajah itu.Tidak ada setitikpun ku lupakan.

"Heh,kenapa anda senyam-senyum sendiri,hayooo!!"Celotehnya membuatku gelagapan.

"Gak papa kok."Jawabku mengelak.

"Pasti ada sesuatu disana,yang membuatmu sangat ingin ke sana?!"

"Iya.Aku harus menagih janji seseorang."

"Waw.Aku tidak pernah melihatmu tersipu seperti itu."Fira memandangku aneh.Mencoba mengetahui sesuatu.

"Sudah,lupakan.Cepat habiskan.Nanti keburu bel masuk."Ujarku mengalihkan perhatiannya.Dan syukurlah setelah itu dia tidak bertanya macam-macam.

***
Bugh!!

Aku menabrak tubuh seseorang.Tepat kearah jalan kembali ke kelas.Padahal tadi hanya ingin ke toilet sebentar.Tapi malah berujung menabrak seseorang.

"Maaf"Ujarku melirik seseorang yang tinggi itu.

"Tidak apa-apa."

Aku beranjak hendak pergi sebelum dia mencekal tangan kananku.

"Apakah kau itu yang bernama Chiya?"Tanyanya membuatku terkejut.Dari mana dia tahu?

"Iya,kenapa kak?"Tanyaku ragu.

Dandelion[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang