Pandanganku gelap.Kepalaku seakan berputar memusingkan.Tempat berganti kesebuah padang bunga Dandelion yang indah.Disana kedua makhluk yang saling mencintai itu berdiri ditengah-tengahnya.Entah kenapa ini terlihat romantis sekali.
Romantis?
Ya,Rion benar-benar membawa gadis itu melihat padang bunga impiannya.Itu sangat manis bukan?
Tapi itu bukanlah akhir yang baik bodoh.
Apa maksudmu?
Lihat saja.
"Kau benar-benar menunjukkan padang bunga ini padaku.Terima kasih."Untuk pertama kalinya aku melihat Rion tidak menggubris sedikitpun ucapan Savir.
Senja mulai menggelap.Malam segera datang menyergap.Gadis itu masih dengan senyuman yang sama meniupi Dandelion itu.Seraya mengucap sebuah harapan.Sedang Rion disana memandanginya lekat.Tangannya bergetar hebat.Seakan menahan sesuatu yang tengah mengamuk didalam dirinya.Jujur saja aku ketakutan.Takut sesuatu itu benar-benar terjadi.Sesuatu yang buruk.
Ketika cahaya bulan purnama itu muncul.Aku melihat sesuatu yang tak ingin aku lihat.Aku menyesal karena memfokuskan pandanganku pada penglihatan ini.
"Aku mencintaimu?Cinta?Ahahahha.Omong kosong!Tubuh ini tidak berhak mencintai.Dan orang yang mencintai hanyalah orang bodoh.Dan orang bodoh harus mati.Hahaha"
Rion menusuk jantung Savir dengan tangan kanannya yang tiba-tiba meruncing.Seakan bentuknya didesain untuk menggorok organ tubuh manusia dengan mudah.Dengan tawa yang melingking.Dan mata yang berubah semerah Darah.Bisa kulihat lengkungan api tergaris berporos dipunggungnya.Kutukan itu.Kutukan itu yang membuat Rion seperti itu.
"Aku akan menghentikan detak jantungmu.Dan kau tidak akan bisa mencintainya lagi!"Rion berujar kepada Savir yang terkulai dalam ketidak berdayaan.Dan kau percaya apa yang Savir katakan saat itu?!
Dia mengangguk dengan senyuman yang sama sekali tidak hilang dari wajahnya yang memucat kehabisan darah.
"Aku tahu.Hari ini akan datang,Rion."
Dia meneteskan air mata.Dan entah bagaimana kurasa air mata juga merembes dari pelupuk mataku.Savir menatap makhluk itu seperti dia menatap Rion.Dengan penuh kasing sayang.Disela akhir hayatnya dia masih sanggup mengutarakan kalimat yang membuat hatiku bagai ditusuk ribuan pisau.Dia memegang wajah Rion yang haus darah dengan siss tenaganya.Tersenyum penuh cinta.Aku menangis.
"Dandelion.Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi,mencintaimu lagi,dan dicintai olehmu lagi.Aku berharap semua hari itu akan selalu kau ingat sebagai kenangan indah yang tak terlupakan.Semoga sampai pada tuhan.Aku mencintaimu.Sangat mencintaimu."Dia mengucap itu dengan senyum dan tangisan disaat yang bersamaan.Aku merasa kalah.Cinta gadis itu sangat besar pada Rion.Aku merasa tidak punya apapun untuk berhak merasa memilikinya.
Hari ini aku melihat definisi sebenarnya cinta sejati itu.Dia tau resiko mencintai Rion.Dan dia tidak menyesal mengambil resiko itu.Bahkan masih bisa tersenyum lembut sebelum kepergiannya.Apa yang akan Rion lakukan jika dia sadar nanti?Kenyataan bahwa dia telah membunuh orang yang paling dia cintai.Aku tidak sanggup membayangkannya.Ini sangat menyakitkan.
Dan saat itu pula Rion segera mengeruk jantung gadis itu.Aku tak kuasa melihatnya.Dia mengeluarkannya.Memakan jantung itu dengan tawa kepuasan.Dan saat itu entah karena sebuah kebetulan.Hujan turun sederas-derasnya.Menutup purnama itu sepenuhnya.Tidak mengijinkan ia terlihat.
Dan Tawa itu berubah menjadi sebuah tangisan memilukan.Rion tengah memeluk Savir yang tidak bernyawa dengan sangat erat.Aku tahu dia mencintai gadis itu.Dia tidak ingin menyakitinya barang sejengkalpun.Namun,Savir harus meregang nyawa ditangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion[Completed]
Fantasy"Kenapa kau harus mengatakannya jika pada akhirnya kau pergi? "Terima kasih.Terima kasih telah mengatakannya.Terima kasih telah mencintai gadis bodoh sepertiku." Kisah tentang seorang gadis dan lelaki misterius, yang padanya dia temukan kesempurnaa...