"Siapa namamu?"Tanyanya sembari memandangiku lekat.Seakan terperangkap tatapan itu,aku menjawab pertanyaannya tanpa perlu banyak berpikir.
"Chiya"Bodoh ya,aku?Memang.
"Nama yang bagus."Dia tersenyum.Lagi.Dan aku sekali lagi jatuh dalam lubang kekaguman.
"Apa kau hantu?"Tanyaku polos.Sebenarnya aku tidak takut,hanya penasaran saja.Dia tertawa mendengar petanyaan bodohku.Menyebalkan.Tapi aku menyukai tawanya itu.
"Menurutmu?Apakah begitu?"Kenapa dia malah balik bertanya kepadaku?
"Orang-orang bilang,hutan ini angker.Mungkinkah kau salah satu hantunya?"Jujur dibanding takut,aku malah ketagihan melihat rupa lelaki itu.
"Mungkin saja."Katanya seakan menyuruhku mengambil krsimpulan sendiri.Aku mendecak kesal.
"Kemarilah bocah.Apa kau betah berpanas-panas disana?"Serunya sambil berjalan ke arah sebuah pohon yang begitu tinghi dan besar.Mendudukkan diri dibawah naungan dedaunan pohon yang rindang.
Normalnya,seseorang akan merasa bahwa itu ajakan seorang penculik anak yang menyamar dan bersembunyi dihutan,mungkin?!Normalnya!!Tapi sepertinya aku tidak normal.Karena tanpa banyak basa-basi aku segera memenuhi ajakannya.Dan berteduh dibawah pohon itu juga.
"Apa kau pemilik padang bunga Dandelion ini?"Tanya anak umur sembilan tahun yang sangat baik dan polos.Dan itu aku:v
"Ya,itu milikku.Kenapa?"Jawabnya tanpa memandangku melainkan pada ratusan bunga Dandelion yang terombang ambing oleh angin didepan kami.
"Bolehkan aku memainkannya?Bolehkah aku meniupinya seperti yang kau lakukan tadi?Sepertinya itu,menyenangkan."Ujarku dengan lancar sembari menatap pahatan wajahnya yang sempurna.
Aku tersentak kaget saat dia tiba-tiba memandang ke arahku dengan tatapan tajamnya.
"Tentu."Jawabnya membuatku seketika tersenyum senang.Dan bergegas menghambur ditengah padang bunga itu.Meniupnya satu persatu.Sembari menggumamkan sebuah harapan di dalam hati.
'Semoga suatu saat nanti aku mendapat kekasih yang tampan,seperti orang itu.'
'Semoga aku tidak sakit-sakitan lagi,tidak mimisan lagi,tidak tiba-tiba pingsan lagi.Aku tidak ingin membuat kedua orang tuaku khawatir.Aku ingin membuat mereka bahagia.'
'Semoga sampai padamu Tuhan'
Bisa kulihat dari sini,orang itu menatapku dalam diam.Hanya memperhatikan saja.Entah apa yang dia pikirkan.Tidak asyik.Pasti menyenangkan jika dia ikut bermain juga bersamaku.Dan jika beruntung,mungkin aku tahu apa yang dia ucapkan setiap meniup bunga ini?
"Hei,kau!Ayo bermain bersamaku!"Seruku setengah berteriak.Karena jarak kami cukup jauh.Lelaki itu diam saja masih dengan tatapan yang sama.Mungkinkah dia tidak mrndengarku?
Kuputuskan untuk mendekat ke arahnya untuk memastikan.
"Apa kau tidak mendengarku?"Tanyaku berkacak pinggang.
"Apa?"Tanya polos.
"Aku ingin kau bermain bersamaku.Ayo!"Ajakku menunjuk ke trngah padang bunga itu.Namun,dia tetap pada posisinya.Tidak.bergrming sama sekali.
"Kau saja.Aku tidak mau bermain dengan bocah!"Entah kenapa perkataan itu sangat menohok padaku.
"Ya sudah.Weekkkk!!"Ejekku sembari menjulurkan lidah ke arahnya.Enak saja mengatai aku bocah.Ya,walau memang aku bocah.Tapi kan tidak elite,jika bocah mengaku bocah?!
Akhirnya aku bermain sendiri.Aku menyesal sekali telah berbaik hati menawarinya bermain denganku.Jika bisa memutar waktu.Aku tidak akan mengatakannya.Sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion[Completed]
Fantasi"Kenapa kau harus mengatakannya jika pada akhirnya kau pergi? "Terima kasih.Terima kasih telah mengatakannya.Terima kasih telah mencintai gadis bodoh sepertiku." Kisah tentang seorang gadis dan lelaki misterius, yang padanya dia temukan kesempurnaa...