Suka

15 6 0
                                    

"Aku ingin membicarakan sesuatu padamu.Datanglah ke taman saat jam istirahat."Kak Ari pagi ini tiba-tiba datang ke kelasku.Dia bilang ingin membicarakan sesuatu?Entah kenapa,aku merasa tidak siap untuk itu.

"Wah,ada yang mau ditembak nih."

"Siapa?"

"Ya kaulah.Memang siapa yang bicara dengan Kak Ari?Ayam berkokok?"Fira menepuk kepalaku singkat.

"Entahlah.Sekarang aku sedang fokus belajar untuk mata ujian berikutnya Fir.Jadi,jangan ganggu aku."Aku bersedekap menatapnya serius.

"Yaya,baiklah.Kutu buku yang rajin."Katanya sebelum duduk juga disampingku.Ikut belajar.

***
"Apa yang ingin dibicarakan Kak?"Aku bertanya kikuk.Saat ini,aku dan Kak Ari sudah terduduk di satu kursi yang sama.Berdampingan.Suasana sangat canggung diantara kami.Karena biasanya selalu ada Fira yang menghubungkan percakapan.Dan kini,hanya ada kami berdua.

"Sebentar lagi,ujian semester berakhir ya?"Dia menatap menerawang jauh ke arah langit.Aku tiba-tiba teringat wajah itu.Wajahnya saat memandang langit.Aku rindu.Sudah hampir satu tahun tidak menemuinya.Andai aku bisa berteleportasi juga sepertinya.

"Iya."Tanpa sadar aku juga memandang langit.Sambil tersenyum.Dan mungkin Kak Ari melihat hal itu cukup aneh.

"Kau tersenyum?"

"Ah,tidak.Itu...iya."Entahlah aku mengatakan apa.

"Aku jarang sekali melihatmu tersenyum seperti itu."Ujarnya dengan senyuman yang aku tak tahu artinya.

"Maaf.Aneh ya?"Tanyaku memastikan.

"Tidak,itu..mengagumkan."

Aku terdiam.Tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan itu.

"Sebentar lagi aku akan meninggalkan sekolah ini.Aku akan segera lulus.Kau tahu?"

"Ya,aku tahu."Kenapa dia menanyakannya?

"Aku ingin mengungkapkan sesuatu"

Sesuatu?

"Dan itu adalah tentang dirimu."

Apa sebenarnya yang ingin dikatakannya?

"Aku...menyukaimu,Chiya."

Deg.

Dia bilang apa?

"Apa kau mau menjadi kekasihku?"

Tunggu aku tidak siap untuk pertanyaan itu.Dia menyukaiku?Aku?Kenapa?

"Ma,maaf sebelumnya.Boleh aku tahu alasan kakak mrnyukaiku?"Aku bertanya dengan sangat hati-hati.

"Karena kamu menarik.Berbeda dari gadis lainnya."Ah,dia tersenyum.Kini,aku tahu arti senyuman itu.

Tapi...

Aku tidak bisa menerimanya.

"Maaf.Aku tidak bisa menjadi kekasih Kakak."
Dia terlihat kaget.Apa aku terlalu terang-terangan?

"Ah,begitu ya?Apa kau tidak menyukaiku?"

"Bukan.Kakak seorang yang menyenangkan.Munafik sekali,jika aku tidak menyukai kakak.Tapi,bukan pada sesuatu yang menjurus pada cinta."Aku melakukannya sehalus mungkin.Ku harap dia mau mengerti.Dia terlihat lelah.

"Apa karrna kau sudah punya pacar?"

"Tidak!!Maksudku,aku tidak punya."Aku mengatakannya dengan sangat gugup.Mengapa saat dia menyrbut kata itu aku teringat pada lelaki itu?

"Jadi,jika boleh tau alasannya?"

"Aku...aku sudah menyukai seseorang."

"Begitu ya?Apakah dia tahu kau menyukainya?"

Dandelion[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang