8th

191 14 0
                                    

Minuman manis dan kue-kue yang dibeli Yugi tiba distudio dan langsung dilahap oleh Hosi.

"Jadi pacar gw yuk bang?" Tiba-tiba Hosi berkata demikian.

"Gak" singkat Yugi

"Ah elah bang. Lu kan lama jomblo. Kasian perasaan lu dan... selalu sendirian" caci Hosi

"Apa?! Dan apa?!" Tanya Yugi sambil melotot

"Hahahah gak deh. Makasih ya bang perasaan gw membaik habis mam manis sama ditemenin orang manis. I love you" dengan senyum Hosi yang terpancar dan ekspresi 😚

Yugi tidak menjawab, sebab ia tidak biasa bermanis-manis kata pada semua orang. Termasuk keluarganya.

TRING.. ponsel Yugi berdering

Senyum Yugi yang merekah, ditandai oleh Hosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Yugi yang merekah, ditandai oleh Hosi.

"Lu kalo senyum begitu biasanya dapet duit banyak. Atau ketemu kucing lucu. Ini kenapa? Ketemu kucing? Apa ketemu sama naughty cat?" Senyum curiga Hosi

"Dih, sotoy" jawab Yugi sembari ia kembali ke meja kerjanya dan mengabaikan Hosi ada disana.

Yugi kembali bekerja dan mengecek daftar apa saja yang harus ia selesaikan.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 20.17 tanda Yugi harus pulang. Ketika didepan kantor, hujan deras turun. Ia sangat malas menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Namun bagaimanapun jika ditunggu ia akan pulang semakin malam. Akhirnya Yugi nekat berlari dan menutipi kepalanya dengan jaket kulit yang ia kenakan.

Setelah ia masuk mobil, ia menyalakan mobil dan mengeringkan badan dengan handuk yang selalu ia bawa untuk jaga-jaga ketika hujan datang. Yugi selalu memiliki pakaian cadangan dalam mobil. Untuk berjaga-jaga kalau ia harus menginap atau hujan deras seperti ini. Ia juga selalu menyediakan P3K dalam mobil. Entah untuk apa.

Yugi keluar kantor dan berjalan perlahan karena hujannya sangat deras. Beberapa meter, ia melewati kantor Soji. Dan ia melihat ada 2 lelaki yang bertengkar ditengah hujan deras seperti ini. "Gila" pikir Yugi. Dan ternyata itu Soji !! Mata Yugi terbelalak, ia melihat Soji dipukul dan ditinggalkan dipinggir jalan. Yugi langsung berhenti dan membuka payung lalu menghampiri Soji yang terduduk dipinggir jalan.

"Soji.." lirih Yugi

Soji menangis. Yugi tak kuasa melihat pemandangan ini. Yugi berjongkok didepan Soji.

"Ayo gw antar pulang" ucap Yugi

Soji menggeleng. Ia kedinginan. Namun Yugi tak menyerah.

"Ikut gw ya, ini hujan deras. Nanti lu sakit. Kalo lu sakit, besok jadi izin. Kalo banyak izin, gaji lu bisa dipotong" alasan konyol Yang yugi keluarkan membuat Soji sedikit tersenyum.

Akhirnya Soji mengikuti kemauan Yugi dan menaiki mobilnya. Keduanya sudah ada didalam mobil. Dengan sigap, Yugi mengeluarkan handuk dan pakaian yang ada di bangku belakang.

"Ganti dulu. Ntar masuk angin. Cukup lah dibadan lo. Gw suka pake baju oversize soalnya" ucap Yugi

Soji menuruti kemauan Yugi. Tak sengaja Yugi melihat bibir Soji yang berdarah. Ia mengambil kotak obat yang akhirnya berguna.

"Gw obatin luka lu. Sini" ucap Yugi

"Gapapa gi. Thanks" jawab Soji

"Diem, sini" paksa Yugi.

Yugi segera mengobati luka yang menodai wajah indah Soji. Ia perlahan mengobati wajah Soji, sambil mengobati ia selalu mengagumi keindahan Soji dengan tatapan sendu. Yugi bersumpah akan membalas laki-laki yang melukai Soji.

"Gara-gara gw kirimin kue?" Tanya Yugi tiba-tiba

"Gak lah. Aneh" jawab Soji sambil mengusap air mata seperti anak kecil.

"Ingus lu tuh. Astaga. Umur berapa sih lu. Nih tisu" ledek Yugi sambil memalingkan wajahnya ke arah jalan dan menyalakan mobilnya.

Soji cemberut dan mengambil tisu tersebut. Mereka berdua diam sepanjang jalan.

"Kok ga nanya kos gw sih?" Tanya Soji.

"Oh iya ya. Hahaha bego deh gw" jawab Yugi

"Mau gw antar kemana Tuan Kim Soji" ucap Yugi datar

"Jalan in aja dulu. Hahahaha" Soji tertawa

"Jawab atau gw culik?" Tukas Yugi

"Mau diculik Yugi" dengan muka Soji yang berekspresi 🥺

"Geli anjir" caci Yugi

Soji tertawa ringan. Ia menunjukkan alamat kos yang ia tinggali. Tanpa banyak kata, Yugi mengantar Soji. Ia tidak berani bertanya apapun kepada Soji. Takut menyinggung perasaan Soji yang sedang kalut.

Mengagumimu Dari JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang