10th

183 13 0
                                    

   Yugi yang mendengar jerit tangis Soji reflek memeluk Soji. Hatinya bergetar. Ia bingung, takut, dan sedih. Ia belum pernah melihat Soji seperti ini. Yang Yugi tau, Soji adalah sosok yang kuat, tegar, dan sabar. Tangan Yugi mengusap punggung Soji dengan pelan. Sesekali menepuk punggung Soji yang lebar. Pundak Yugi terasa basah karena air mata Soji. Soji yang membalas pelukan Yugi yang erat mulai melonggar. Badan Soji terasa lemas. Yugi merasa aneh, mengapa Soji semakin berat.

"Ji.." cek Yugi

Tidak ada jawaban. Yugi mengecek keadaan Soji. Ia masih bernafas. Namun ia berat dan lemas. Soji pingsan!! Yugi segera mengangkat Soji yang lebih tinggi darinya dengan susah payah menuju kamar Soji. Ia menaikkan kaki Soji agar aliran darah kembali ke otak. Denyut nadi Soji masih ada. Ia dapat bernafas dengan baik.

Setelah sadar, mata Soji yang berkunang-kunang memanggil Yugi

"Y-yugih.." panggilnya lirih

"Soji.. minum teh hangat dulu" sambil menyuapkan sesendok demi sesendok ke dalam mulut Soji

"Pusing" keluh Soji

"Iye, lu pingsan" Yugi membalas

"Gi" tatap sendu Soji pada Yugi

Yugi tak menjawab namun ia melihat Soji dengan keadaan seperti itu membuat ia lemah. Nafas berat Yugi terdengar oleh Soji.

"Makasih ya udah nolongin gw. Lagi" kata Soji

"Yaudah gw tinggal dulu ya. Istirahat aja. gw masakin bubur. Ntar makan aja" seraya menunjuk meja kosong disamping tempat tidur Soji.

Yugi meninggalkan Soji yang masih diatas tempat tidur dan menuju dapur. Ia lapar dan berujung makan sendirian.

Ada handphone berdering di lantai. Sepertinya handphone Soji terjatuh saat Yugi menyeret paksa Soji tadi. Handphone tersebut mendapat 7 panggilan tak terjawab dan 3 pesan tak terbaca. Yugi tak sengaja membuka pesan tersebut

  Soji?! Kenapa?! Dikejar pinjol?! Batin Yugi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Soji?! Kenapa?! Dikejar pinjol?! Batin Yugi. Tak mau berpikir negatif, ia ingin menunggu penjelasan dari Soji secara langsung. Ia menunggu saat yang tenang dan tepat bagi Soji agar bercerita. Bukan hal mudah bukan bercerita pada orang yang baru ia temui. Walaupun dulunya satu lingkungan.

Sampai malam, Soji tidak kunjung keluar dari kamarnya. Yugi khawatir. Ia membawakan bubur lagi. Ia mengetuk dan membuka pintu kamar Soji.

"Ji, makan ya" ucap Yugi

Soji hanya menatap Yugi dari bantalnya. Soji akhirnya duduk. Sayangnya ia tidak dapat memegang apapun karena tangannya bergetar begitu kencang. Akhirnya Yugi menyuapi Soji sedikit demi sedikit. Ketika habis, Yugi juga menyuapkan air sedikit demi sedikit pada Soji.

"Gw bakal nunggu lu, jangan khawatir. I'll be there" ucap Yugi

Soji hanya mengangguk. Ia bersandar pada sandaran kasur. Yugi tidak tahu pasti penyebab keadaan Soji yang seperti ini. Tapi Yugi memiliki obat yang bisa menenangkan Soji.

Mengagumimu Dari JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang