Malaikat Wi Douluo Dalu

785 65 16
                                    

                                   1

Feng, seorang pemuda 21 tahun, adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Sayangnya, di usia mudanya, ia harus hidup mandiri karena mereka telah tiada. Meskipun begitu, Feng tidak perlu khawatir soal keuangan karena ia memiliki usaha yang cukup menguntungkan, selain masih berstatus sebagai mahasiswa.

Feng memiliki penampilan yang cukup menarik. Kulitnya putih, rambutnya hitam dan halus terurai panjang hingga pinggang, matanya cokelat jernih dengan bulu mata lentik, pipinya sedikit tembem, hidungnya tipis, dan bibirnya kemerahan. Banyak gadis yang menyukainya, namun Feng tidak tertarik pada mereka. Ia lebih suka menikmati dunia 2D, menonton anime, membaca manga dan novel, terutama yang bergenre BL.

"Jujur saja, aku salah satu dari mereka," ucapnya sambil tersenyum geli.

Selain itu, Feng juga menyukai anak-anak. "Mereka seperti bola kapas yang lembut dan putih, tapi mudah kotor jika terbawa angin ke tempat yang buruk," begitulah ia mengibaratkan anak-anak. Setiap akhir pekan, Feng selalu mengunjungi panti asuhan "Bunga Matahari" untuk bermain dengan mereka.

Suatu malam, saat Feng menginap di panti asuhan, cahaya terang tiba-tiba menyinari matanya. Kesadarannya memudar dan ia pun pingsan. "Aku berharap anak-anak dan ibu panti selamat, tapi jujur saja, aku tidak terlalu peduli dengan hidup atau mati," pikirnya sebelum kegelapan menelannya.

Feng terbangun di tempat serba putih. "Di mana aku?" tanyanya bingung.

"WAHAI ENGKAU, IKARNASI ALAM," suara berat menggema.

Feng menoleh, "Siapa kamu?" di hadapannya hanya cahaya putih menyilaukan. "Apa yang kamu lakukan padaku? Di mana aku? Dan anak-anak panti?"

"Aku adalah apa yang seharusnya tidak ada, jalanmu, tugasmu, simbolmu," jawab cahaya itu.

"Aku tidak mengerti! Tugas apa? Aku hanya manusia biasa!" Feng frustasi.

"TENANGLAH. Suatu saat kamu akan mengerti. Ingat, masa depanmu ditentukan oleh pilihanmu sendiri. Berlatihlah dan temukan jawabannya."

"Tapi, jawaban apa? Bagaimana caranya?" Feng semakin bingung, namun cahaya itu hanya memancarkan kilauan yang menyilaukan.

"Tidurlah..." bisik cahaya itu.

Feng merasa sangat mengantuk. Sebelum kesadarannya hilang, ia mendengar suara sayup, "ALAM ADALAH KESEIMBANGAN. Pahamilah..."

Malaikat surgawi Douluo DaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang