2. Keindahan yang misterius

608 64 1
                                    

Fajar baru saja merekah di ufuk timur, mewarnai langit Desa Roh Kudus dengan semburat jingga kemerahan. Embun pagi masih membasahi rerumputan dan dedaunan, memantulkan cahaya mentari yang masih malu-malu. Di kejauhan, siluet Gunung Roh Kudus tampak kokoh menjulang, diselimuti kabut tipis yang perlahan memudar.

Namun, pagi yang damai itu terusik oleh sebuah fenomena magis yang tak biasa. Di pinggir hutan, dekat kaki Gunung Roh Kudus, daun-daun dan kupu-kupu kristal beterbangan, berputar-putar membentuk pusaran cahaya yang memukau. Cahaya itu memancarkan warna-warni indah, bagai pelangi yang menari di antara pepohonan.

Di tengah pusaran cahaya tersebut, samar-samar terlihat sesosok tubuh kecil. Semakin lama, cahaya itu semakin meredup, hingga akhirnya menampakkan seorang anak yang terbaring tak sadarkan diri.

Anak itu sungguh mempesona. Kulitnya seputih susu, kontras dengan rambut hitam legam yang panjang sebahu. Wajahnya mungil dan halus, dengan mata sipit yang terpejam rapat, bulu mata lentik, dan bibir tipis kemerahan. Jika bukan karena pakaiannya, siapapun akan mengira anak itu adalah seorang gadis kecil.

Ia mengenakan kimono berwarna pink lembut dengan aksen putih dan merah, memberikan kesan feminin yang semakin kuat. Namun, keindahan itu ternodai oleh bercak-bercak darah yang mengotori pakaian dan tubuhnya.

Di sekelilingnya, bunga-bunga liar bermekaran dengan indahnya, seolah menyambut kehadiran sang anak. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma harum yang menenangkan. Suasana magis menyelimuti tempat itu, seakan menandakan bahwa anak ini bukanlah manusia biasa.

Sementara itu, di puncak Gunung Roh Kudus, Tang San sedang berlatih Purple Demon Eye dengan tekun. Ia duduk bersila di atas batu besar, menghadap matahari terbit. Rambut birunya yang pendek berkibar tertiup angin pagi.

Meskipun usianya baru enam tahun, Tang San memiliki kedewasaan yang melampaui usianya. Ia adalah reinkarnasi dari seorang ahli bela diri Tang Sect yang jenius, yang terpaksa melompat ke jurang Hell's Peak karena dituduh mengkhianati sekte.

Di kehidupan sebelumnya, Tang San adalah seorang outer disciple yang berbakat. Ia berhasil mencuri ilmu rahasia inner sect, yaitu Buddha Fury Tang Lotus, sebuah senjata terlarang yang sangat mematikan. Namun, aksinya itu ketahui dan ia dianggap sebagai pengkhianat.

Kini, di dunia Douluo Dalu, Tang San bertekad untuk mencapai puncak kekuatan dan membuktikan bahwa ia bukanlah seorang pengkhianat. Ia berlatih dengan gigih setiap hari, mengasah teknik-teknik Tang Sect yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.

"Haaah..." Tang San menghela napas panjang. "Masih belum cukup. Aku harus lebih keras berlatih."

Ia mencoba menerobos hambatan pertama Mysterious Heaven Skill, namun masih belum berhasil. Teknik ini merupakan fondasi dari semua jurus Tang Sect, dan Tang San perlu menguasainya dengan sempurna agar bisa melanjutkan latihannya.

"Bahkan Purple Demon Eye-ku hanya mengalami sedikit kemajuan," gumamnya sedih. Purple Demon Eye adalah teknik khusus yang memungkinkan Tang San untuk melihat aliran energi di sekelilingnya. Teknik ini sangat berguna dalam pertarungan, karena memungkinkan Tang San untuk memprediksi gerakan lawan dan menghindari serangan.

"Dengan Mysterious Heaven Skill yang belum menembus kemacetan, Mysterious Jade Hand-ku juga tidak dapat maju," lanjutnya. Mysterious Jade Hand adalah teknik tangan kosong yang mematikan. Dengan teknik ini, Tang San dapat melumpuhkan lawan hanya dengan sentuhan jari.

Tang San melirik matahari yang sudah mulai naik. "Waktunya untuk kembali," ucapnya sambil berdiri. Ia harus segera turun gunung untuk menyiapkan sarapan bagi ayahnya.

"Semoga saja Ayah masih tidur," gumamnya dalam hati.

Saat menuruni bukit, pandangan Tang San tertarik oleh sesosok tubuh yang tergeletak di pinggir hutan. Penasaran, ia mendekati sosok tersebut.

Alangkah terkejutnya Tang San ketika melihat seorang anak kecil terbaring tak berdaya dengan pakaian dan tubuh berlumuran darah. Anak itu masih bernapas, namun sangat lemah.

Tanpa ragu, Tang San segera menggendong anak itu dan membawanya pulang. Ia tidak tahu siapa anak itu atau apa yang telah terjadi padanya, namun ia merasa bertanggung jawab untuk menolongnya.

Malaikat surgawi Douluo DaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang