3. Pesona

519 64 1
                                    

BAB 3

Meskipun tubuh Tang San kurus, ia mampu mengangkat anak itu dengan mudah. Berkat latihan keras yang ia jalani sejak kecil, kekuatan fisik Tang San melebihi anak-anak seusianya.

Sesampainya di rumah, Tang San langsung membawa anak itu ke kamarnya. "Semoga saja lukanya tidak terlalu parah," gumamnya sambil membaringkan anak itu dengan hati-hati di atas tempat tidurnya yang sederhana.

Tang San kemudian keluar sebentar dan kembali dengan baskom kecil berisi air hangat dan kain bersih. Ia mulai membuka pakaian anak itu untuk membersihkan lukanya. Namun, ia tertegun ketika menyadari bahwa anak yang ia tolong adalah seorang laki-laki.

"I-ini..." Wajah Tang San memerah. "Astaga, rupanya anak ini laki-laki! Tapi... kenapa ada anak laki-laki yang berwajah secantik ini?"

Dengan gugup, Tang San mulai membersihkan tubuh anak itu. Ia sangat berhati-hati agar tidak menyakiti anak itu. Setiap kali kulitnya tak sengaja bersentuhan dengan kulit halus anak itu, wajah Tang San semakin memerah.

"A-aku harus fokus mengobati lukanya," batinnya sambil berusaha menenangkan debaran jantungnya.

Setelah selesai membersihkan dan mengganti pakaian anak itu dengan baju miliknya yang kebesaran, Tang San bergegas keluar kamar. Ia menuju dapur untuk menyiapkan makanan.

"Ayah pasti sudah bangun," pikirnya sambil menaiki kursi kecil untuk membuka penutup kuali besar. Aroma bubur yang terlalu matang tercium, dan isinya tampak encer. "Airnya kebanyakan..."

Tang San mengaduk bubur itu dengan sendok kayu. Tak lama kemudian, ayahnya, Tang Hao, keluar dari kamar dengan langkah gontai.

Tang Hao adalah seorang pria paruh baya yang tampak lebih tua dari usianya. Wajahnya keras dan dipenuhi guratan lelah, rambutnya acak-acakan, dan tubuhnya berbau alkohol. Ia mengenakan jubah lusuh yang penuh lubang. Meskipun penampilannya berantakan, aura kekuatan terpancar dari tubuhnya.

Tang Hao adalah seorang Douluo Berjudul, gelar tertinggi yang bisa dicapai oleh seorang Spirit Master. Ia dikenal dengan julukan The Sky Hammer Douluo, karena memiliki roh bela diri Clear Sky Hammer yang sangat kuat.

Namun, kini Tang Hao hidup dalam kesedihan dan keterpurukan. Ia menenggelamkan dirinya dalam alkohol, mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah, dan menyia-nyiakan bakatnya sebagai seorang Spirit Master.

"Ayah sudah bangun? Ayo duduk, aku akan ambilkan makanannya," sapa Tang San.

Setiap pagi, sebelum pergi berlatih di Gunung Roh Kudus, Tang San selalu menyiapkan sarapan untuk ayahnya. Ia memasak bubur
encer tanpa lauk, karena uang hasil kerja Tang Hao sebagai tukang tempa besi kebanyakan dihabiskan untuk membeli alkohol.

"Ini dia, Ayah." Tang San meletakkan tiga mangkuk bubur di atas meja. Butiran berasnya bisa dihitung dengan mata, bening tanpa topping apapun.

Tang Hao memandang Tang San dengan tatapan tajam. "Siapa anak yang kau bawa pulang itu?" tanyanya.

Tang San sedikit terkejut dengan pertanyaan ayahnya. "Aku tidak tahu, Ayah. Saat perjalanan pulang dari mencari kayu bakar, aku melihatnya terbaring di tepi hutan dengan tubuh dan pakaian yang berlumuran darah. Karena melihatnya masih bernapas, aku membawanya pulang."

"Hmm..." Tang Hao berdiri dan berjalan menuju kamar Tang San.

Tang San mengikuti ayahnya dengan cemas, sambil membawa semangkuk bubur untuk anak itu. Ia belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun ia merasa firasat bahwa kehadiran anak misterius ini akan membawa perubahan besar dalam hidupnya.


Malaikat surgawi Douluo DaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang