Satu
Fauzan masuk ke dalam kamar Risha dengan perlahan agar tidak menimbulkan keributan, pria itu tersenyum ketika melihat anaknya sedang tidur sambil memeluk boneka stitch nya yang berukuran sedang.
Fauzan duduk di tepi kasur dan mengusap kepala Risha perlahan, dia sangat merindukan putri kecilnya ini. Risha membuka matanya sedikit karena tidurnya terasa terganggu.
"Tidur lagi sayang," ucap Fauzan lalu kembali mengusap kepala Risha dengan penuh kasih sayang.
Bukannya kembali tidur, Risha justru merengek karena sekarang dia tidak bisa tidur walaupun sedang mengantuk.
"Papa," rengek Risha.
Fauzan langsung menggendong Risha lalu berdiri agar lebih mudah untuk menimang anaknya itu. Risha memeluk leher Fauzan dengan erat karena dia menganggap leher papanya sebagai bantal guling.
Fauzan tidak mengeluh dengan perbuatan anaknya ini, biarlah Risha melakukan apa yang dia inginkan, yang penting anaknya itu merasa nyaman.
"Bobok lagi, ya? Papa di sini," ucap Fauzan seraya mengusap punggung kecil Risha.
Risha tidak menjawab, gadis kecil itu sibuk memilin rambut papanya yang tidak terlalu panjang.
"Sayang? Tidur lagi, ya?" ucap Fauzan lagi.
"Nggak ngantuk," jawab Risha pelan. Sekarang rasa kantuknya sudah benar-benar hilang.
Fauzan menatap jam dinding berwarna biru yang juga bermotif stitch, ternyata sudah jam empat pagi.
"Sekarang Risha mau apa?" tanya Fauzan karena ia sendiri tidak tau apa yang diinginkan anaknya ini.
"Tidur di peluk Papa," jawab Risha lalu mengeratkan pelukannya.
Fauzan tersenyum lalu mengecup Kepala Risha sekilas sebelum naik ke tempat tidur, Risha semakin mendekatkan dirinya kepada Fauzan dan papanya pun melakukan hal yang sama, Risha memejamkan matanya walaupun tidak merasa mengantuk. Sedangkan Fauzan menikmati kebersamaan mereka.
Fauzan menatap Risha yang memeluknya dengan erat, tidak mudah mendapatkan hal ini karena Fauzan tidak bersama dengan Risha sejak bayi. Mereka baru bertemu beberapa bulan yang lalu dan Fauzan harus berusaha untuk mendapatkan kepercayaan Risha.
Awalnya Risha menolak dan selalu menangis memanggil nama Juna, orang yang selama ini Risha anggap sebagai papanya. Namun Fauzan tetap berusaha walaupun ia sempat ingin menyerah, tetapi kini semuanya sudah berubah. Semua masalah dari masa lalu itu sudah selesai dan sekarang waktunya mereka bersama dengan penuh kebahagiaan.
Fauzan memang merasa sedih karena tidak bisa melihat pertumbuhan Risha sejak bayi, tetapi semua itu tidak bisa diubah kembali. Semuanya sudah terjadi, Risha dirawat oleh orang lain sedangkan dirinya juga mengurus anak orang lain.
Masalah itu memang membawa banyak duka dalam kehidupan beberapa orang, namun apa gunanya meratapi masa lalu jika saat ini Risha sudah kembali padanya?
Fauzan menjauhkan wajah Risha dari dadanya lalu ia mengecup kening Risha dengan waktu yang cukup lama.
"Jangan tinggalin Papa lagi, Nak," gumam Fauzan.
🐇🐇🐇
Risha menatap gambar stitch di dinding kamarnya, karena baru bangun makanya Risha ngebug seperti itu. Gadis kecil itu sama sekali tidak memiliki niat untuk mandi walaupun hari ini dia sekolah.
"Selamat pagi cantik, ayo bangun terus mandi," ucap Fauzan yang baru kembali ke kamar anaknya.
Risha mengabaikan Fauzan, dia memang sudah tidak mengantuk tetapi masih belum mau bangun. Rasanya mager.
KAMU SEDANG MEMBACA
My daughter 2 [Selesai]
General FictionBlurb Setelah Fauzan berhasil meyakinkan Risha untuk tinggal bersamanya dan Sima kembali pada Juna, tentu perjalanan kehidupan mereka tidak sampai di situ saja. Ada saja tingkah anak-anak yang menjadi warna bagi kehidupan Fauzan dan Juna. Kisah in...