Dua belas
Setelah kembali dari rumah Sima, Risha langsung menonton tayangan televisi yang menampilkan film kartun.
"Risha mandi dulu, Nak," ucap Ara.
"Bentar lagi, Ma." Tentu Risha akan menolak karena tayangan itu begitu menarik di matanya.
"Setelah mandi kamu boleh nonton lagi," kata Ara lagi.
"Setelah Risha selesai mandi, filmnya udah habis," balas Risha tanpa mengalihkan pandangannya.
"Risha kalau disuruh mama itu harusnya kamu nurut, jangan suka ngebantah kayak gitu," tegur Fauzan.
Risha langsung menatap Fauzan, dari suara Fauzan sudah jelas kalau papanya itu agak kesal padanya dan itu membuat Risha takut.
"Tapi sebentar lagi, Pa." Meskipun takut, Risha tetap menolak.
Fauzan menghela nafas melihat tingkah Risha, apa selama ini dia terlalu memanjakan Risha sehingga anaknya itu bersikap seenaknya seperti itu.
"Risha mandi sekarang, dan mulai sekarang sampai seterusnya, kamu jangan ngebantah ucapan mama atau Papa."
Risha turun dari sofa dan menatap Fauzan dengan kesal, Risha langsung berjalan mendekati adiknya yang sedang tidur lalu mencubit pipi keduanya hingga mereka menangis.
"Risha!"
Risha langsung berlari menuju ke kamarnya, ia sudah menebak bahwa Fauzan dan Ara akan memarahinya, karena itu Risha lebih memilih untuk kabur.
"Kenapa kamu teriak Fauzan?" tegur Ida, untuk pertama kalinya ia melihat Fauzan berteriak pada Risha, tidak seperti biasanya.
"Nggak apa-apa, Ma, Fauzan lihat Risha dulu," ucap Fauzan lalu menyusul Risha ke kamarnya.
"Mereka kenapa, Ra?" tanya Ida pada Ara yang sedang berusaha menenangkan bayi-bayinya.
"Risha nyubit pipi kedua adiknya, Ma," jawab Ara.
Ida membantu Ara menenangkan satu cucunya, kini Ara menggendong Rahagi dan Ida menggendong Rahardian.
"Mama rasa Risha itu cemburu sama adik-adiknya, mungkin dia merasa semenjak ada adik perhatian orang tuanya jadi terbagi, kamu sama Fauzan udah nggak fokus ke Risha, jadi dia mencoba mencari perhatian kalian dengan buat ulah seperti ini."
Ara mengangguk, ia mengerti apa yang dirasakan Risha, tetapi ia memang harus fokus pada anak-anaknya yang masih bayi.
"Bilang ke Fauzan supaya jangan marahin Risha, anak itu cuma mau diperhatikan lebih banyak."
"Iya, Ma."
Sedangkan di dalam kamar Risha, Fauzan menunggunya di luar kamar mandi karena anak sulungnya itu langsung mandi setelah masuk ke kamarnya.
Fauzan tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Risha, padahal orang tuanya hanya meminta Risha untuk mandi, tetapi dia malah marah dan mencubit pipi adik-adiknya. Jika Risha marah, seharusnya dia tidak seperti itu.
"Pakai bajunya Risha," titah Fauzan karena Risha keluar hanya dengan menggunakan handuk.
Risha mengangguk lalu mengambil pakaiannya dari lemari, seraya menunggu Risha mengenakan pakaiannya, Fauzan memperhatikan seisi kamar Risha, terlihat normal dan tidak ada yang mencurigakan. Namun tetap saja Fauzan memeriksa laci-laci di kamar itu, Risha tidak bisa ditebak, mungkin saja anak itu menyimpan sesuatu.
Alis Fauzan menyatu ketika melihat squishy yang bentuknya cukup tidak ia sukai, darimana pula Risha mendapatkan squishy itu?
"Squishy ini punya siapa, Risha?" tanya Fauzan ketika Risha sudah keluar dari ruang ganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My daughter 2 [Selesai]
General FictionBlurb Setelah Fauzan berhasil meyakinkan Risha untuk tinggal bersamanya dan Sima kembali pada Juna, tentu perjalanan kehidupan mereka tidak sampai di situ saja. Ada saja tingkah anak-anak yang menjadi warna bagi kehidupan Fauzan dan Juna. Kisah in...