Dua puluh
Risha duduk di sebuah kursi sambil memeluk dua buah paperbag yang berisi pakaian serta aksesoris yang akan ia gunakan untuk acara perpisahan yang akan diadakan dua hari lagi, anak itu memperhatikan teman-temannya yang mendapat bagian memainkan drama.
"Dor!"
Risha menatap Ochi lalu menampilkan raut wajah tengil, dia kesal karena kegiatannya diganggu seperti itu.
"Kamu ngapain sendirian di sini? Ayo main," ajak Ochi.
Risha menggeleng lalu kembali memperhatikan adegan drama, Ochi ikut memperhatikan apa yang menjadi fokus Risha daritadi.
"Kamu suka drama? Kenapa nggak mau ikut drama? Kemarin kan kamu ditawarin untuk ikut drama."
"Cuma suka lihat, nggak suka ikutan," jawab Risha.
Ochi duduk di sebelah Risha lalu menatap temannya itu dengan serius. "Risha, kita kan mau tamat sekolah. Jadi, Ochi mau minta maaf kalau ada salah," ucap Ochi.
"Dimaafin." Risha menjawab tanpa menatap Ochi lalu tersenyum ketika Cakra melambaikan tangannya ketika tatapan mereka bertemu.
"Ih, Risha. Aku serius, lho." Ochi kesal karena sepertinya Risha tidak serius menanggapi permintaan maafnya.
"Aku juga serius maafinnya," sahut Risha.
"Padahal Ochi minta maaf karena disuruh sama Mami," keluh Ochi karena merasa sia-sia saja minta maaf pada Risha.
"Kirain minta maafnya dari hati, ternyata karena disuruh sama Tante Laqueta."
"Mami bilang kalau Ochi harus minta maaf sama teman-teman di sekolah, kalau minta maaf sama kamu, itu inisiatif aku sendiri," balas Ochi.
"Okay, sekali lagi, dimaafin."
Ochi jadi manyun karena mendengar jawaban yang diberikan Risha, diam-diam Risha mengambil sebuah kotak seukuran telapak tangan orang dewasa lalu memberikannya pada Ochi.
"Hadiah untuk kamu," kata Risha seraya meletakkan kotak itu di pangkuan Ochi.
"Tumben kamu baik."
"Risha sering marah sama Ochi, maaf ya, Ochi."
Ochi mengangkat kedua alisnya lalu tersenyum pada Risha. "Dimaafin."
Anak-anak yang memainkan drama berbaris lalu memberikan salam perpisahan yang diwakilkan oleh Cakra dan Ogya, salam itu menandakan bahwa latihan mereka hari ini telah selesai.
Cakra, Ogya dan Sima yang telah selesai latihan langsung menghampiri Risha dan Ochi.
"Untuk Cakra," ucap Risha seraya memberikan sebotol air pada Cakra.
Cakra mengambil botol itu dan langsung membukanya. "Terimakasih, Risha."
"Sima nggak dikasih minum juga?" tanya Sima karena Risha tidak memberikannya minum.
"Risha cuma beli satu," kata Risha lalu mengambil botol minumnya dari dalam tas.
"Mau ini?" Risha menawarkan air yang dibawanya dari rumah.
Sima menerimanya lalu duduk di sisi Risha yang kosong. "Baik, deh," puji Sima sebelum meminum air tersebut.
"Nggak ada lagi air untuk Ogya," kata Risha, anak itu kasihan juga pada Ogya yang tidak ada minum, padahal kelihatan bahwa temannya itu haus.
"Ochi ada air, Ogya mau minum?" Ochi menawarkan airnya pada abang kembarnya.
Ogya mengangguk lalu mengambil botol minum dari tas Ochi, anak laki-laki itu malas menunggu pergerakan kembarannya yang bisa dibilang lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My daughter 2 [Selesai]
General FictionBlurb Setelah Fauzan berhasil meyakinkan Risha untuk tinggal bersamanya dan Sima kembali pada Juna, tentu perjalanan kehidupan mereka tidak sampai di situ saja. Ada saja tingkah anak-anak yang menjadi warna bagi kehidupan Fauzan dan Juna. Kisah in...