Comment
🎞️🎞️🎞️
Sunday,8:10 AM
📞 Bunda
Ponsel Ara berdering menandakan bahwa ada seseorang yang meneleponnya hari ini,sedangkan gadis itu masih berbalut selimut tebal dan setia memejamkan matanya.
Ponsel Ara terus berdering,Ara merasa terganggu.dia mengusap wajahnya dan duduk,lalu bergerak mengambil ponsel yang terletak di nakas samping kasur besarnya.Gadis itu menggeser tombol hijau dan menjawab telepon dari bundanya.
'ara'
Ara hanya diam,mendengarkan hal yang akan dikatakan bundanya untuk dirinya yang selalu bangun kesiangan di pagi hari,walau Ara selalu diingatkan jika tidak boleh bangun kesiangan meskipun hari libur ia tetap melakukan hal yang sama setiap harinya.
'ara,bunda mau bicara sama kamu'
Ara memperbaiki posisi duduknya dan menutup matanya sambil mendengarkan bundanya.
'ara,kamu disana kan?'
Ara terus diam.dia tak ingin mengeluarkan suaranya.
'ara jawab bunda'
'ara,kamu denger gak apa yang bunda bilang?'
Ara melamun, matanya tak berkedip sekalipun.dia membiarkan matanya panas serta memerah dan mulai mengeluarkan air mata karena tak berkedip.
'ara?nak?'
'jawab Lee ara.'
"Apa?"
'bagus,bunda udah transfer uang belanja kamu.kalo nanti habis bilang sama bunda ya?kamu ngapain sekarang?baru bangun tidur?udah sarapan belum?kamu marah ya sama bunda?'
Ara memutar matanya jengah,benar dugaannya.pertanyaan beruntun terlontar dari mulut sang bunda diseberang sana.
'ara?'
"Iya."jawab Ara malas dengan suara serak seperti orang yang baru saja bangun dari tidur.
'iya,bunda masih sibuk,banyak kerjaan yang perlu bunda selesain kita bicara nanti lagi ya?bye my princess..'
"Bye."Ara mematikan telepon dan kembali merebahkan tubuhnya yang pegal dan menutup matanya.
Tok tok tok
Klek
"Nona,tuan memanggil nona untuk sarapan bersamanya sekarang."maid itu menunduk di ambang pintu menunggu Ara bangun dari tidur.Ara bangkit lalu mencuci wajahnya dengan air dingin.
Dia berjalan menuju pintu dan memerhatikan maid yang mungkin sudah berumur tua , beberapa rambutnya sudah memutih wajah dan tangannya sudah keriput.
"Silakan nona."maid itu masih menunduk tak berani menatap wajah Ara.tentu saja,Ara menatap wanita itu dari tadi dengan tajam tanpa berbicara.
"Maaf nona,apakah nona masih mengantuk?jika nona masih mengantuk saya bisa mengatakannya pada tuan."tawar maid itu.
"Ya,katakan padanya."Ara berbalik dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur empuk lalu menarik selimut hingga menutup wajahnya.
"Baiklah nona."maid itu membungkuk walaupun tidak terlihat oleh Ara yang belaut rapat oleh selimut hitam tebal.
Ara menghela napas kasar lalu membuka selimut itu saat ia mendengar pintu ditutup pelan.ara melihat sekeliling kamarnya yang besar dan luas,dia tidak pernah memerhatikan kamarnya semenjak dia pindah ke rumah Jaehyun pertama kali.sangat besar hingga bisa digunakan sebagai tempat bermain bahkan lebih.
Kaca bening berukuran besar menampilkan pemandangan indah kota Seoul yang selalu padat dan macet siang malam libur atau tidak,mobil berlalu lalang disana menciptakan bunyi berisik dari klakson manusia yang tidak sabar ingin sampai pada tempat tujuan dan rumahnya.
Jika malam datang Ara sangat senang membuka tirai tebal nan berat yang menutupi kaca besar tersebut dan melihat langit indah bertabur bintang dan lampu-lampu rumah orang yang terlihat seperti taburan bintang namun berada di tanah karena rumah Jaehyun sangat tinggi.
Ara juga senang menatap bulan yang terlihat lebih bersinar dibanding bintang namun ia tetap menyukai bintang dibanding apapun.dia menyukai galaksi,dan horoskop hingga dia pernah membeli beberapa lampu yang jika dinyalakan akan memancarkan bentuk bintang dan Aurora dengan berbagai warna namu ia lupa dimana menyimpan benda itu,lain waktu ia akan mencari kembali benda itu.
Pintu terbuka menampakkan Jaehyun dengan wajah dinginnya,Ara menoleh ke arah bunyi dan menatap Jaehyun tak kalah dingin.pria itu berjalan mendekat pada kasur Ara dan duduk di sisi kasur itu ,matanya masih memeehatika gerak- gerik gadis yang tak lagi menatapnya.
"Kamu gak mau sarapan?"suaranya terdengar lembut namun menuntut.
Ara menggeleng dan menutup kembali wajahnya menggunakan selimut, Jaehyun membuka selimut itu dan terus menatap Ara.
"Saya tanya,kamu gak mau sarapan?"ulang Jaehyun memegang dagu Ara kuat.
"Gak."Ara mencoba melepas cengkraman Jaehyun dengan tenaganya yang sudah pasti lebih besar tenaga Jaehyun dibang dirinya.
Jaehyun mengangguk-angguk menatap Ara lekat seakan Ara melakukan kesalahan besar terhadapnya.
"Ikut saya."Jaehyun menarik tangan Ara kasar dan menyeret Ara menuruni tangga,Ara hanya diam.dia pasrah,tak peduli apa yang akan Jaehyun lakukan padanya.
Jaehyun membawa Ara menuju ruang tengah dan mendudukkan Ara di sofa dengan kasar,Ara memegangi tangannya yang dicekal Jaehyun kuat hingga memerah.
"Kamu mau makan apa?"Jaehyun menyerahkan handphonenya pada Ara.Ara diam memandangi ponsel hitam itu.
Lengang, dengan Jaehyun yang masih memegangi ponselnya dihadapan Ara.
"I'm not hungry.I don't want to eat. Just keep your phone."Ara mendorong ponsel Jaehyun dan kembali berdiri hendak berjalan kekamarnya,Jaehyun langsung menahan tangan Ara.
"Order your food now, you want to starve to death without eating?"dia sudah lelah mengingatkan Ara untuk makan namun gadis itu selalu menolak untuk makan.
"I do not want to."Ara menghempas kasar tangan Jaehyun hingga terlepas.
"Ara."Jaehyun menghela napas berat.dia tak memindahkan bola matanya dari wajah Ara yang mulai malas bersamanya.
"Please,don't force me to eat. I'll eat if I'm hungry, but not now."ucap Ara sambil terus berjalan menuju kamarnya.
"Alright, whatever."ucap Jaehyun yang tak mungkin didengar Ara karena gadis itu sudah menutup kamarnya rapat.
Vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
lemonade [JJH]✓
Fanfic"you can not go anywhere, so stay here with me, spend the rest of our lives together until we're old, remember that baby" *NOT FINISHED YET* 🚨🚨🚨 no plagiarism and should not be plagiarized. rem.that🔪 :)