dix

7 2 0
                                    

Comment.

                           🌤️

Pancaran sinar matahari memantul indah diluar sana.gadis yang berbalut selimut  hangat itu melenguh dan duduk dengan pelan di kasur.ara memegangi dahinya,kejadian dimobil membuatnya mual mengingat bau amis darah  yang sempat ditelannya.ara berlari menuju washtafel di kamar Jaehyun dengan tergesak,dan memuntahkan isi  perutnya terpaksa.

Bunyi air mengalir deras membuat Jaehyun terbangun dan lekas mendekati sumber suara tersebut.mata Jaehyun membulat sempurna saat melihat Ara berdiri lemas memegang dinding dan kepalanya dia mencoba berjalan walupun susah.dengan cepat Jaehyun menggendong ara dan merebahkan gadis itu  kembali di kasur.ara melenguh kesakitan badannya terasa lengket dan remuk secara bersamaan.penglihataannya juga buram membuatnya kembali merasa mual.

"Ara.."panggil Jaehyun cemas seraya memegangi tangan Ara lembut.

"Hmm?"jawab Ara lesu.

"Masih sakit?perutnya mual?"Jaehyun mengusap rambut Ara pelan.anggukan lemah menjadi jawaban dari pertanyaannya tadi.

"Maaf.."jaehyun menatap mata Ara yang sembab Karena semalam ia menangis.
Ara menggeleng karena ini bukan salah Jaehyun walau kemarin pria itu bersikap kasar ia sudah memaafkannya,gadis  itu lalu mengusap tangan Jaehyun lembut.

Jaehyun beralih menatap beberapa kertas tugas sekolah Ara yg berada diatas meja belajar gadis itu juga buku tulis yang sudah Ara tulisi dengan beberapa jawaban untuk tugas tersebut.

"Mau kamu kerjakan?"ujar jaehyun lembut,dia terus mengusap kepala Ara tanpa henti.

"Ara mau ngerjain,tapi habis Ara istirahat ini ya,om?"tanya Ara lemas,sekarang tangan dan kakinya tak dapat diajak bekerja sama.jika Ara paksakan bisa jadi dia akan linglung dan pingsan.
Jaehyun mengangguk sambil tersenyum hangat "iya,kalo perlu sesuatu bilang sama saya."Jaehyun beranjak.dia meraih ikat rambut Ara dinakas dan mengikatkannya pada rambut Ara,karena ada lecet dan memar di leher dan bahu ara,pria itu lalu mengecup kecil leher Ara dan berjalan menuju sofa yang ada di kamarnya  lalu duduk mengutak-atik MacBooknya,dia membiarkan Ara untuk istirahat hingga gadis itu bangun.

"Kalo capek ga usah dipaksain,"ujar Jaehyun yang duduk disofa namun tak menatap Ara yang berbaring lemah di kasurnya.ara hanya diam dan memejamkan matanya.

                       🕊️🕊️🕊️

"Banyak banget.."Ara mengusap wajahnya kasar,kini ia mulai beraktivitas seperti biasanya namun hanya hal kecil saja yang bisa Ara lakukan.gadis itu menatap jengkel layar besar yang memperlihatkan surel kiriman dari Zarra teman sekelasnya beberapa hari yang lalu.ara menulis barang yang diperlukannya dan berjalan perlahan menuju tempat duduk Jaehyun,pria itu tengah menyesap iced coffe yang diantar bibi Choi tadi.

"Om.."Ara memberika bukunya pada Jaehyun yang duduk dihadapan meja bundar dengan MacBook didepannya.

"Ya?" Mata Jaehyun masih menatap layar pipih yang ada didepannya dengan seksama,seperti membaca tulisan yang ada dilayar itu.

"Kenapa Ara?" Jaehyun memegang tangan  lembut lalu Ara menyuruh Ara untuk duduk disampingnya.

"Ini," Ara memberikan buku catatan yang sudah ia isi dengan beberapa barang ya g ia butuhkan untuk melengkapi tugas sekolahnya.jaehyun meraih buku itu dan tersenyum pada Ara membuat jantung Ara berdegup tak karuan,apalagi jarak wajah mereka sangat dekat sehingga pipi Ara yang memerah dapat terlihat jelas oleh Jaehyun.

"Nanti sore gimana?,saya perlu nyelesain berkas.pemandangan sore nanti juga kayanya bakalan bagus deh.gimana?"tawar Jaehyun, sebenarnya dia juga tidak ingin membuat penawaran seperti ini  pada Ara namun karena beberapa berkas harus dia selesaikan dengan cepat maka dengan terpaksa dia harus seperti ini.
Jaehyun menyampaikan rambut Ara yang terjatuh beberapa helai pada telinga gadis itu sambil menunggu jawaban dari Ara.

lemonade [JJH]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang