Prolog

10.6K 345 11
                                    

"Lu tidur pake BH gak?" Tutur Rizky tanpa memindahkan pandangannya dari sesosok yang kini memikat nafsunya.

Dibuatnya Nadin membisu hingga meneguk kembali sisa liur di langit-langit mulutnya.

"Kamu gak ada pertanyaan lain apa buat aku?"
"Yang aga..."

"Simak, gua dan elu gak seakrab itu untuk saling berkomunikasi, terus untuk panggilan aku dan kamu padahal baru ketemu 2 jam yang lalu..."
"Agak ganjil gak sih mba?" Cengir Rizky.

"Nggak" ketus Nadin

"Tolol!"

"Gua jawab pertanyaan lu." Sambungnya.

Rizky tersenyum kecil.

"Yaudah, ntar malem slipkol ya, WA gua lu minta aja ke admin acara"

"Ky..."

"Doyan banget lu ama gua,"
"sibuk gua bai"

"Maks... Maksud gua bukan itu" lirih Nadin

Perlahan Rizky dan bayangan motor merahnya menghilang dari gedung pusat kebudayaan,  meninggalkan banyak rumusan masalah di kepala Nadin.

"Gak mungkin kan yang gua pikirin bener?!"
"Merinding gilaa, emang gua mikir apaan"
"Siapa juga yang mau WA nya dia? Gengs dong kalo gua duluan yang chat,"

Nadin kembali ke dalam dengan perasaan Bodo amat, ia teringat bahwa tugasnya untuk persiapan pesta seni di kotanya belum selesai.

"Nad, dari mana?" Tanya mba Elis

"Aaa, ada panggilan tadi dari mamah" bohong Nadin sembari menunjukkan layar ponselnya.
"Konsumsi gimana?"

"Oke Nad, elu nanti tinggal ngurus  di bagian Snack and food."
"Booking di danke cafe aja, gua liat feedback nya bagus. Menunya lengkap dari yang kekinian hingga taon 90 an ada! Terus enak banget lagi gua liatnya..."

"Ho'o aku pernah sekali nyoba mba disana"
"Seenak itu sih, soalnya duidnya juga harus banyak kalo kesana." Sahutnya dengan antusias.

"Yaudah sekarang tinggal pergi kesana, booking untuk 200 orang ya,"
"Lepas tu pulang deh ke rumah gapapa."

Nadin memberi isyarat paham dengan kedipan matanya, seketika dia teringat mba Elis adalah admin dari acara ini.

"Mba," panggilnya ragu

"Kenapa Nad?" Kedua alisnya terangkat

"Aku, aku pergi duluan ya mba"
"Assalamu'alaikum"

Dengan groginya Nadin berbalik meninggalkan mba Elis yang tampak heran disana.

"Bisa-bisanya lu Nad!!"
"Gua malu tapi mau gimana dong ah"
"Selow Nad, besok masih jumpe lahh…"

Nadin pergi ke danke cafe dengan mobil putihnya, ia sudah berhasil mendapatkan SIM di umurnya yang 18 tahun dan mobil hadiah dari papahnya saat ulang tahun kemarin.

"Ayo Nad, gas sebelum kesorean" ujarnya sambil memundurkan mobil.

Di putarnya lagu Stay dari The Kid LAROI feat Justin Bieber membuatnya lupa tentang pertemuannya dengan bujangan gila yang sayangnya tampan tadi siang.

"Ternyata gak sejauh yang gua rasa tempatnya"

Tak lama setelah memarkirkan mobil, mamah Nadin menelpon.

"Halo, Nad?"
"Iya mah, ada apa"
"Masih belum selesai pertemuannya dari pagi"
"Udah kok mah, ini Nadin bentar lagi pulang kok. Lagi di cafe sebentar"
"Hati-hati ya sayang..."
"Oke mah, bai"

Nadin dengan gercepnya langsung masuk menuju meja kasir

"Mas, paket Snack yang ini saya ingin pesan untuk dua hari lagi bisa?"
"200 paket mas" sambung Nadin

Perhatian Nadin sedikit teralihkan ketika ia mendengar samar-samar suara cowok yang sempat berbincang dengannya tadi siang.

"Mampus, itu kan dia si cowok binal"
"Ngapain disini, katanya sibuk"
"Itu dia sadar gak sih ada gua disini?"
"Siapa lagi aduuh cewek di sebelahnya itu..."
"Dasar gatel, sok cantik"
"Mendingan gua lah ya..."

Gumam Nadin berbelit-belit yang memperlihatkan aura kecemburuannya. Di kibaskan-nya rambut coklatnya yang panjang seolah tak ada yang lebih baik dari Nadin.

"Halo, mbaaa" panggil mas cafe
"Silahkan bayar DP nya dulu ya"

"Ah, iya-iya maaf ya mas kurang Aqua saya"
"Ini ya..."

Nadin pergi dengan perasaan kesalnya.

"Aah, aduhhh..." Rintih Nadin di depan pintu keluar

"Ih, kesel, sebel, bete au ah!!!"
"Bisa-bisanya gak noleh barang satu derajat aja"
"Gini ya cemburu, padahal bukan punya gua"

Rizky mengarahkan sedikit bola matanya yang hitam kearah pintu keluar

Sedangkan Nadin menghentikan drama nya dan pergi.

RIZKY DAN NADINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang