"Udah cerah aja sih." Gumamnya dengan tatapan kosong.
Nadin mendudukkan tubuhnya perlahan, telapak tangannya dengan lembut mengusap matanya yang merah muda. "Huaaaaah, jam berapa lagi sekarang."
"Jam sepuluhhh?!"
"Haaa! Napa ga ada yang bangunin gua sih."
Sontak teriakannya menggemai seisi rumah.Tok tok tok
"Eneng Nadin sarapan dulu atuh, nasi gorengnya masih hangat." Panggil bibi dari balik pintu.
"Bi... Masuk sini!"
"Kunaon atuh Eneng?"
"Kenapa gak bangunin Nadin pagi-pagi?"
"Kan udah nadin titipin pesan sebelum makan malam, tolong bangunin jam delapan bibi. Sekarang teh jam berapa hayo?" Gregetnya dengan sedikit logat Sunda."Tadi pagi bibi mau masuk eneng, eh si ibu teh dateng,"
"Terus?"
"Katanya biarin aja, pasti eneng kecapean dari kemarin. Yaudah bibi tinggal masak ke dapur, eh denger teriakan si eneng langsung ke mari dah." Jelasnya.
Nadin masih tak terima dengan alasan bibi.
"Dahlah bibi keluar gih, Nadin mau mandi." Gusarnya.
"Oh iya, ada satu lagi" tambah bibi
"Apa?"
"Si ibu bakal lembur lagi nanti malam, jadi jangan ditunggu"
"Gak pernah nungguin juga kok" celetuknya.
"Yaudah sana bibi keluar, Nadin mau mandi."Nadin membuka tirai kamarnya, merenggangkan anggota tubuhnya dengan muka kusut.
"Tim gua kan harusnya dateng jam delapan, kalo gini ceritanya apa ga sekalian ngabsen aja ya,"
"Gak ada yang hubungin gua lagi."
"Tim apaan!"Nadin mengambil ponselnya diatas meja lampu tidur memberanikan diri untuk menghubungi mba Elis selaku admin acara.
"Halo mba Elis," sapanya ramah.
"Akhirnya bangun lu kebo." Sindir mba Elis.
"Mandi belum?""Gua masih dibutuhkan disana?" Singkatnya.
"Iyalah kebo cantik, kita butuh tambahan dua sound speaker, ntar lagi si Rizky bakal ke rumah lu."
Buzzz, otak Nadin bekerja dua kali lebih cepat ketika mendengar nama lelaki itu, pikirannya telah dipenuhi dengan ingatan semalam.
"Kenapa dia mba?" Timbalnya
"Ya gak ada alasan Nad, oh iya sekalian ambil catering makan siang di warung Bu Mia."
"Drivernya?"
"Hari ini warung Bu Mia tutup, dan ga nerima pesanan gitu."
"Karena kita udah booking dari awal delivery disana buat dua hari ya jadi hari sudah di buatin""Why?"
"Mana Gua tau, barusan si Rizky udah gua suruh jalan."
"Mandi lu kebo""Heh,," cegat Nadin tak sempat.
Secapat kilat ia menuju kamar mandi.
"kayaknya gua ga perlu sabunan deh, basahin air aja kali ya, nah kan gua bisa pake parfum sama handbody." Gumamnya depan cermin.
Tidak lebih dari tiga menit.
"Baju, baju, baju." Dengan senyum tipisnya.
"Harus yang sexy, menarik dong, kan cantiknya udah."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIZKY DAN NADIN
Romance"Lu tidur pake BH gak?" Tutur Rizky tanpa memindahkan pandangannya dari sesosok yang kini memikat nafsunya. Dibuatnya Nadin membisu hingga meneguk kembali sisa liur di langit-langit mulutnya. "Kamu gak ada pertanyaan lain apa buat aku?" "Yang aga...