INTIM

4.2K 110 17
                                    

"Lu engga harus berbuat sejauh itu. Tengkar enggak jelas! Gua sama Keyko cuma temen! Sama kek hubungan kita sekarang"

"Apa? Lu bilang apa Nad! Kita cuma temen?! Sorry, gua itu pacar lu Nadin! PEMILIK LU, PEMILIK TUBUH LU" bentaknya

Rizky membanting tubuh Nadin ke atas ranjang. Tepat sekali, selepas keributan depan villa tadi ia membawa paksa Nadin ke kamarnya.  Teman-temanya sibuk mempertanyakan hubungan aneh mereka berdua yang kini berada dalam satu bilik.

"Mau lu apa sekarang" menyemburkan napas beratnya di bawah tekanan tubuh Rizky.

"Kamu kalo dikasih tau itu jangan nye nye nye nye" bisik membelai lembut lengan kiri Nadin.

Ia melempar tangan Rizky yang kini berada di pinggangnya, "psikopat lu! bangun selama gua minta baik-baik, sekarang"

"gua capek nahan Nad," keluhnya tak peduli. Ia mendapati paksa bibir Nadin yang memberontak, "mmmh" tangan kanan-nya mengunci pergerakan Nadin yang menggangu kesenangan-nya saat ini. Dari bibir kini turun ke dagu, leher, hingga bagian dada sekarang.

"Hhh, gua ga suka kek gini! Lu ngira gua juga nyaman sama lu? Mmh, bisa tolong minggirrr,"

Ritme napasnya semakin tak beraturan, ucapan-nya pun tak terdengar dengan jelas

"Aaah... Pelan-pelan sayang... Pakaianmu harus dilepas dulu biar nyaman,"

Rizky melepas resleting belakang Nadin tanpa pergolakan sengit. Raganya kini berada di dua pilihan, biarkan atau melawan.

"BH kamu warna hitam Nad, aku lepas ya... Kasian payudaramu disekap terus"

Nadin memejamkan rapat pandangan-nya, ia takut akan ketahuan menikmatinya jika membuka mata! Dan setelahnya Rizky melepas Hoodie hitam yang memperlihatkan sebuah tato tergambar dari lengan atas hingga sikunya.

"Kamu seksi banget, sayang" rayuan yang membuat Nadin semakin terbakar gairahnya di atas ranjang!

Lanjut mengulum bibir Nadin lebih ganas. Kedua tangan-nya sibuk melucuti pakaian Nadin hingga celana dalam yang tersisa.

"Kk ky..." Menjeda adegan panasnya. "Aaaku malu" lirih nya yang tengah menikmati roti sobek Rizky.

Tak merespon apapun, Rizky memainkan kembali bibir Nadin sembari menjilat dagu dan lehernya. Tak mungkin sampai disitu, tangan kanan-nya memainkan dua gunung yang dimiliki Nadin.

"Ssst, hmmm..." Tangan Nadin mulai aktif mengimbangi gerakan Rizky. Dari meraba punggung Rizky sampai menjambak napsu rambut Rizky.

"Aku mainin pake jari ya,, Nad, engga muat tiga  jari, titit kamu terlalu sempit. Gimana mau masuk adik aku" menggesek dengan jari tengah bagian klitorisnya.

"AAAAH, engga tau... Ky,  jangan berhenti dulu yaa" pinta lemas Nadin

"Aku coba masukin ya sayang" menurunkan resleting jeans-nya, membebaskan adiknya yang sudah cukup lama mengerang di dalam.

"Uuhhh!! Hhhhm... awwwhhh" kepala Nadin menggeleng kanan kiri, bola matanya semakin tak terlihat. Rizky sudah merangsang Nadin berkali-kali lipat hingga suara desahnya tersalurkan keluar.

***

"Wahai warga Budiman, kalian tak mengenal privasi kah?" Angkat suara, seorang perempuan masih dengan hengpon-nya dari sejak kapan.

"Eyyow Anzali, si Rizky tadi narik paksa Nadin ke kamarnya. Bukankah kita harus menolongnya?!" Tantang mba Elis

"Emang Nadin minta ditolong? Toh sekarang juga udah kaga ada suara kan?"

RIZKY DAN NADINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang