3. Siapa Dia?

40 22 106
                                    

♡selamat membaca♡

.
.
.

Hari ini hujan turun sangat lebat seakan memberi pertanda akan datangnya sesuatu. Aku membuka jendela kamar sambil merenung menatap bulir-bulir air yang jatuh. Aroma hujan membuatku lupa akan beban dan tanggung jawab hidupku yang begitu berat. Aku selalu memanjatkan doa saat hujan turun. Doa untuk semua orang yang aku sayangi terutama Taeyong.

Tidak lama kemudian teleponku berdering. Ternyata Taeyong yang menelfon. Rasanya Taeyong memang tahu aku sedang memikirkannya jadi dia menelfonku xixi.

"Halo, ada apa sayang?" Tanyaku pada Taeyong

"Hai, sepertinya aku tidak bisa menghabiskan malam ini bersamamu karena aku harus pulang untuk bertemu eomma, sudah lama aku tidak bertemu dengan eomma dan aku sangat merindukannya," jawab Taeyong.

"Baiklah. Bukan masalah besar sayang. Habiskan waktu sebanyak mungkin bersama keluargamu. Okay,"

"Terima kasih sayang, kamu sangat pengertian tidak salah aku memilihmu sebagai pedamping hidupku,"

"Memang harusnya seperti itu. Bye sayang jaga dirimu ya,"

"Iya sayang. I love you,"

"Love you too,"

Jujur aku sedikit kecewa karena setiap malam minggu adalah waktunya aku dan Taeyong menghabiskan waktu bersama. Aku selalu menunggu malam ini tiba. Biasanya aku dan Taeyong akan jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kita kunjungi. Lalu, Taeyong akan menginap di apartemenku. Hanya di hari Sabtu aku dan Taeyong bisa menghabiskan waktu bersama itulah alasannya aku selalu menunggu hari Sabtu. Tetapi, Taeyong juga punya keluarga dan keluarga adalah hal yang terpenting. Jika aku memiliki keluarga pasti aku akan lebih mengutamakan keluarga karena keluarga adalah segalanya.

Malam minggu kali ini rasanya sangat membosankan lalu aku memutuskan untuk pergi ke mall membeli kado untuk karyawanku yang akan berulang tahun. Aku selalu memberi kado kepada setiap karyawanku yang berualang tahun agar mereka lebih semangat dalam bekerja. Selain itu, tanpa karyawan aku tidak akan bisa mencapai kesuksesanku selama ini.

Arlojiku menunjukkan pukul 19.00 waktu Korea Selatan. Aku tiba di parkiran mall. Mall malam ini sangat ramai. Ada yang aneh saat aku di parkiran tadi. Aku merasa melihat mobil Taeyong tapi, mana mungkin Taeyong pasti seang bersama keluarganya. Sambil berjalan menuju dalam mall aku berusaha melupakan kejadian itu dan berharap itu bukan mobil Taeyong. Mana mungkin Taeyong berbohong kepadaku?

Dari apartemen aku sudah memikirkan untuk membelikan karyawanku sebuah kalung karena aku pikir dia akan menyukai itu. Aku langsung menuju toko perhiasan langgananku.

"Permisi nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pegawai toko padaku.

"Tunjukkan padaku koleksi kalung terbaik yang tokomu miliki," jawabku.

"Baiklah kalung ada di sebelah sini, nona. Silahkan."

"Kalung yang ini sepertinya cocok untuk nona,"

"Aku tidak membeli untuk diriku sendiri, tetapi untuk temanku,"

"Kalau begitu pasti teman nona menyukai kalung ini,"

The Beautiful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang