♡selamat membaca♡
.
.
.
Hari terus berganti tak ada jeda untuk berhenti. Berlalu meninggalkanku sendiri. Setiap saat menanti berharap dia hadir dan menemani. Tapi, itu semua hanya ilusi yang menambah perih di hati. Taeyong, gimana kabarmu? Apa kamu mencariku? Apa kamu merindukanku? Aku berharap kamu bahagia dengan duniamu saat ini.
Usia kandunganku sudah memasuki minggu ke 39. Memang rasanya sangat cepat. Bahkan aku sendiri tidak percaya sebentar lagi aku akan melahirkan seorang anak ke dunia. Setelah anak ini lahir aku tidak akan sendiri lagi. Aku tidak sabar menunggu hari dimana aku bisa menggendongnya.
"Mau kemana Lan?" Tanyaku pada Lana saat melihatnya berpakaian rapi.
"Mau ke luar sebentar. Apa yang kurang buat kebutuhan anakmu nanti?" Jawab Lana.
"Kayaknya gak ada sih tapi, aku pengen makan sesuatu yang manis gitu,"
"Es krim?"
"Bukan,"
"Lah terus?"
"Permen lollipop,"
"Ya udah nanti gue beliin. Di rumah aja jangan kemana-mana,"
"Siap laksanakan,"
Lana adalah sahabat terbaik yang aku miliki. Dia selalu ada saat aku senang maupun sedih. Yang paling aku sukai dari Lana adalah dia menolong orang lain tanpa mengharapkan balasan. Walaupun sedikit cerewet tapi itulah cara dia menyampaikan sayangnya kepada orang lain. Lana memiliki kekasih dan akan segera menikah. Mungkin setelah aku melahirkan Lana akan menikah. Kekasih Lana juga adalah orang yang baik namanya Alex. Mereka berdua sangat cocok. Setelah melahirkan aku akan menyewa apartemen sendiri.Aku tidak mungkin terus menumpang di apartemen Lana apalagi setelah dia menikah.
Beberapa hari ini aku merasakan kepala bayiku sudah turun dekat jalan lahir. Lalu aku memeriksakannya ke dokter bersama Lana.
"Siap-siap Yoon, kata dokter tinggal hitungan hari," ucap Lana padaku setelah pulang dari rumah sakit.
"Iya nih lo jangan nakut-nakutin gue kali Lan,"
"Kenapa takut sih gue bakal nungguin lo nanti. Gak usah khawatir kan ada gue,"
"Ih sahabat siapa sih ini baik banget,"
"Yang pasti bukan sahabat lo,"
"Kan nyebelinnya kumat,"
"Biarin," sambil meledek Lana berlari ke dapur.
Terkadang aku suka tidak mengerti dengan tingkah Lana yang aneh. Tapi, ya begitulah Lana.
Malam ini langit tampak sangat cerah. Ribuan bintang terlihat sangat jelas. Bulan juga tersenyum begitu lebar.
"Yoon! Ngapain nglamun di depan jendela?" ucap Lana mengagetkanku.
"Bisa gak sih gak ngagetin orang," Jawabku kesal.
"Iya maaf. Lo lagi ngapain? Lagi mikirin masa depan?"
"Gak cuma lagi menikmati malam yang indah. Andaikan hidup gue seindah malam ini,"
"Hidup lo itu sebenernya udah indah Yoon tergantung lo liatnya dari sisi mana. Setiap orang punya jalan hidupny masing-masing dan ingat tidak ada yang mudah,"
"Lo bener Lan,"
"Lo masih gak mau ngasih tau Taeyong tentang ini?"
"Kenapa sih lo tanya itu terus gue capek dengernya,"
"Gue cuma gak pengen liat sahabat gue menderita sendirian,"
"Gue gak menderita Lan. Gue bahagia kok,"
Memang tidak mudah menyembunyikan penderitaan dari orang terdekat kita. Mungkin hari ini masih ada derita yang menerpa tapi aku yakin besok atau lusa pasti akan datang bahagia.
Selang tiga dari pemeriksaan terakhir aku merasakan sakit di perutku. Rasa sakitnya kadang muncul dan menghilang. Aku memberitahukan itu pada Lana. Lana memintaku untuk banyak beraktivitas untuk mempercepat kontraksi. Akhirnya, anakku akan segera lahir.
"Gimana Yoon?" Tanya Lana yang melihatku semakin kesakitan.
"Makin sakit Lan pinggang gue juga mulai sakit,"
"Masih kuat jalankan? Kita ke rumah sakit sekarang,"
"Iya masih,"
Setelah sampai di rumah sakit aku masih harus menunggu pembukaan beberapa jam. Rasa sakit yang kurasakan semakin menjadi-jadi. Rasanya seperti akan mati. Di satu sisi aku merasa senang karena anakku akan lahir di sisi lain aku juga sedih karena Taeyong tidak menemaniku saat aku melahirkan anaknya.
Hampir 3 jam proses melahirkan akhirnya bayiku lahir. Anakku berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat tampan sama seperti appanya. Dalam hati aku berkata "Taeyong lihat anak kita lahir dia mirip sepertimu".
"Selamat Hayoon. Anak lo sangat tampan," ucap Lana padaku setelah aku dipindahkan ke ruang rawat biasa.
"Iyalah anak siapa?"
"Hahaha. Eh udah ada nama buat anak lo?"
"Sebenernya udah sih tapi gue masih bingung mau pakai yang mana,"
"Kasih tahu gue biar gue pilihin,"
"Yang pertama Sung Jae yang kedua Hyun Ki. Bagusan mana menurut lo?"
"Sung Jae sih menurut gue. Lee Sung Jae,"
"Gak usah dikasih Lee juga,"
"Kan nama appanya Lee Taeyong,"
"Itu kan kalau Taeyong tahu kalau enggak ya gak usah,"
"Iya deh serah lo,"
Setelah 2 hari lahir aku dan anakku diperbolehkan pulang. Aku masih sedikit kaku karena ini pengalaman pertamaku mengasuh seorang anak. Tapi, aku menikmati setiap hari bersama anakku. Kebahagiaan telah hadir dalam hidupku. Semoga kamu menjadi anak yang baik Sung Jae. Maafkan eomma tidak bisa mengenalkanmu pada appamu.
Menurut kalian gimana ceritanya? Kasih tahu aku dong😁
💓Terima kasih sudah mampir
💚jangan sampai ketinggalan setiap babnya
❗Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Love
De Todo"Jika kamu ada di posisiku mana yang akan kamu pilih orang yang dulu kamu cintai sekaligus ayah kandung dari anakmu atau orang yang sekarang kamu cintai dan dianggap ayah oleh anakmu? Rumit, melelahkan, tidak karuan itulah hidupku" *Kim Hayoon💗