5. Lari dari Kenyataan

10 5 1
                                    


♡selamat membaca♡

.
.
.

"Gimana Yoon? Negatifkan?" Tanya So Hee padaku setelah aku keluar dari kamar mandi.

"Positif Hee," aku menjawab sambil tersenyum pahit.

"Lo harus minta tanggung jawab ke Taeyong,"

"Gak semudah itu, He. Hubungan gue sama Taeyong udah berakhir,"

"Tapi lo hamil anaknya dia, Yoon,"

"Tapi lo tahu sendirikan Taeyong itu artis terkenal namanya bakalan hancur kalau sampai semua orang tahu dia akan segera memiliki anak padahal belum menikah,"

"Terus mau lo gimana Yoon?"

"Gue mau pergi ke tempat yang tidak ada orang yang kenal sama gue,"

"Apa lo gila? Gue bener-bener gak habis pikir, Yoon,"

"Gue tahu apa yang terbaik buat gue, Taeyong, dan anak kita,"

Aku pergi meninggalkan rumah So Hee. Rasanya seperti ditimpa badai yang sangat dasyat sampai diriku sudah tidak mampu lagi menahannya. Apa yang aku harus lakukan? Aku harus pergi kemana? Bagaimana jika Taeyong tahu?

Aku masih sangat mencintai Taeyong meskipun kita sudah berpisah. Kenangan dua tahun bersama Taeyong sangat sulit untuk dilupakan apalagi sekarang aku sedang mengandung anaknya.

Salama tiga bulan pertama kehamilanku aku masih berada di Korea untuk menyelesaikan semua pekerjaan dan menunjuk orang-orang terpercaya untuk menggantikan aku sementara waktu. Tapi, entahlah kapan aku akan kembali dari dunia persembunyianku.

Taeyong POV

Aku dan Yeji tidak sengaja bertemu di sebuah kafe. Aku memang sudah lama mencari Yeji tapi tidak pernah ketemu Lalu aku segera mengahampiri Yeji.

"Yeji!" Panggilku dari kejauhan.

"Oh hai sayang," jawab Yeji.

"Gara-gara lo, gue sama Hayoon putus. Dia salah paham tentang kita berdua. Lo harus ikut gue buat ngejelasin ini semua ke Hayoon,"

"Apa lo putus? Bagus dong jadi kita bisa jadian,"

"Apaan sih lo gak usah mimpi jadi pacar gue. Pokoknya lo harus ikut gue ke apartemennya Hayoon buat ngejelasin ini semua," aku menarik tangan Yeji dengan kasar karena aku sangat muak dengan segala tingkah lakunya.

"Pelan-pelan dong sakit tahu," ucap Yeji.

"Udah naik buruan,"

Aku dan Yeji menuju apartemen Hayoon. Aku berharap setelah ini Hayoon akan memaafkanku. Setelah beberapa menit kami sampai di apartemen Hayoon.

"Hayoon! Hayoon buka pintunya akum au ngejelasin semuanya. Aku bawa Yeji kesini biar dia yang ngomong kalau kita gak ada hubungan apa-apa" ucapku di depan kamar apartemen Hayoon.

"Hayoon!"

"Hayoon!"

"Permisi Tuan ada yang bisa saya bantu?" Tanya satpam apartemen padaku.

"Iya pak. Apakah penghuni apartemen ini masih disini, pak?" Tanyaku pada pak satpam.

"Oh maksudnya Hayoon, ya? Nona Hayoon sudah pindah beberapa hari yang lalu,"

"Pindah kemana pak?"

"Saya juga tidak tahu. Nona Hayoon tidak mengatakan apapun,"

Setelah mengetahui bahwa Hayoon pindah aku langsung menuju rumah So Hee. Aku yakin So Hee pasti tahu keberadaan Hayoon.

"So Hee!" panggilku di depan rumah So Hee.

"Iya sebentar," jawab So Hee.

"Taeyong? Mau apa lo kesini? Belum puas lo nyakitin Hayoon dan siapa dia lo mau ngenalin pacar baru lo?" ucap So Hee membuatku terkejut.

"So Hee dengerin gue dulu. Gue mau jelasin ke Hayoon kalau di itu cuma temen gue. Waktu gue ke apartemennya Hayoon ternyata dia udah pindah. Pasti lo tahu kan Hayoon pindah kemana?"

"Lo terlambat Tae. Mulai sekarang lo gak usah nyari Hayoo. Mulai aja hidup yang baru tanpa Hayoon,"

"Tapi gue maish cinta sama dia dan gak semudah itu ngelupain Hayoon,"

"Lo harus terima Tae emang seperti ini takdirnya lo sama Hayoon,"

"Tolong kasih tahu gue Hayoo dimana, Hee? Gue janji gak bakal nyakitin Hayoon lagi,"

"Sebenernya gue juga gak tahu Hayoon dimana kalau pun gue tahu gue bakal kasih tahu ke lo. Tolong pergi dari rumah gue Tae,"

Setelah kejadian itu aku merasa sangat hancur. Aku kecewa pada diriku sendiri. Seandainya aku lebih cepat membawa Yeji ke hadapan Hayoon dan menjelaskan semuanya pasti semua ini tidak akan terjadi.

Hayoon POV

Pada usia kehamilan yang keempat bulan aku memutuskan untuk pergi ke Inggris. Memang aku adalah seorang pengecut karena lari dari kenyataan tapi aku yakin keputusanku adalah yang terbaik. Disini aku tinggal di sebuah apartemen bersama temanku Lana. Lebih tepatnya aku tinggal di apartemen Lana. Aku menceritakan semua yang aku alami dan dia mau untuk membantuku. Lana dan aku awalnya adalah rekan bisnis lama kelamaan kita menjadi sahabat. Lana adalah orang yang baik dan sangat ramah tidak salah aku memiliki sahabat sepertinya. Mungkin sampai melahirkan nanti aku akan tinggal bersama Lana.

Aku tidak menyesal dengan apa yang sudah aku lakukan dan apa yang terjadi. Aku tahu Tuhan memberiku tanggung jawab sebagai orang tua karena aku mampu. Dan Tuhan tidak akan memberi cobaan pada hamba-Nya melebihi batas kemampuannya.

Menurut kalian gimana ceritanya? Kasih tahu aku dong😁

💓Terima kasih sudah mampir

💚jangan sampai ketinggalan setiap babnya

Jangan lupa vote dan komen ya

The Beautiful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang