Bag 2

1 0 0
                                    

Setengah jam sudah berlalu, Aku sudah siap bimbingan. Keluar kamar menghampiri Shei yang sedang video call dengan Gio. Aku heran apa dia tidak bosan semalam sudah ketemu. Pagi ini sudah video call lagi.

"Shei, Aku pamit dulu ya. Do'a in Aku supaya cepat selesai Skripsinya."

"Ya, akan Aku Do'akan. Semangat Queen. Hati-hati dijalan. Kau bawaa mobil apa motor Queen?"

"Aku bawa mobil Shei. Diluar panas. Dahh aku berangkat. Salam untuk Gio."

"Nanti aku sampaikan. Dahhh."

Jalan Jakarta di hari minggu ini tidak terlalu padat. Setengah jam berkendara, akhirnya Aku sampai di tempat yang sudah di tentukan sebelumnya. Coffeshop yang menjadi tempat bimbingan kali ini ada di daerah Depok. Agak jauh si dari rumah orang tua Ku. Kalau sempat nanti Aku akan mampir sebentar habis itu balik lagi ke Jakarta.

Aku mengedarkan pandangan mencari teman seper bimbingan Pak Andre. Daffa dan Fani. Tapi sepertinya Mereka belum datang. Akupun berjalan menuju kasir untuk bertanya apakah ada ruang yang bebas asap rokok dan senyap. Karna bimbingan Skripsi butuh tempat yang tidak banyak orang untuk bisa berkonsentrasi.

"Mas, maaf apa ada ruangan yang bebas asap rokok dan ga terlalu ramai?"

"Oh iya ada Ka, Dilantai 2 khusus area no smoking. disana juga tidak terlalu ramai ko."

"Baik terima kasih mas, Saya mau pesan Ice Cappucino satu, sama French Fries nya satu. Untuk sekarang itu dulu sih, Sambil tunggu teman saya dan dosen juga."

"Baik, Ditunggu pesanannya ya Ka."

"Iya, Terimakasih Mas."

Aku pun segera menaiki tangga untuk menuju ke lantai 2. Sambil menunggu Teman dan DospemKu. Aku membuka ponsel untuk sekedar mengecek sosial media. Saat sedang asyik scrool Instagram. Pesanan pun datang.

"Permisi Ka, Pesanan nya Ice Cappucino dan French Fries nya. Silahkan dinikmati."

Akupun Tersenyum seraya membalas "Makasih Mas."

Ponsel Ku Berdering, menandakan ada telfon masuk. Segera Aku tekan tombol hijau.

"Queen, Kau dimana? Aku sama Daffa sudah sampai di parkiran." Ah, Ternyata dari si cempreng Fani.

"Aku dilantai 2. Langsung saja kesini. Jangan lupa pesan dulu, sekalian pesan untuk Pak Andre."

"Okedeh. Aku OTW." Fani memutus sambungan telfon. Ice Cappucino tidak terlalu buruk untuk pagi yang cerah ini. Sambil sesekali memakan french fries. Tidak lama kemudian tibalah Fani dan Daffa.

"Hei Queen, Kau sudah lama?" kata Daffa

"Belum terlalu. Kau sudah coba menghubugi Pak Andre? Beliau dimana ya? Sudah jam 10.15 masih belum ada."

"Sebentar Aku coba telfon."

Fani pun mendial nomor Pak Andre. Aku tidak tahu Pak Andre bicara apa. Yang jelas, Fani hanya mengangguk dan tersenyum seraya berbincang via telfon dengan Pak Andre.

Telfon pun terputus. Ku rasa Pak Andre yang memutuskan sambungan. Laki-laki kan suka sekali memutuskan sepihak. ehh

"Apa kata Pak Andre Fan?" Tanyaku padanya

"Sebentar lagi Beliau tiba ko. Oiya, Bagaimana Skripsi MU Queen?"

"Oh baiklah. Ya begitu deh Fan, Semoga saja kita lulus ke Bab selanjutnya ya. Bagaimana ceritanya kalian bisa berangkat bareng? Kalian pacaran? Bagus deh akhirnya cinta Fani ga bertepuk sebelah tangan. hhahah"

"Ya, semoga saja biar cepet selesai deh ini skripsi. Aku sudah pusing rasanya kalau terus revisi. Ih apasih Queen. Aku ga pacaran ko sama Daffa. Kebetulan saja tadi Dia ngajak bareng, lumayan irit ongkos" Pipi Fani Bersemu merah. Bukan rahasia lagi kalau Fani punya rasa sama Daffa. Tapi ya memang dasar Daffa nya saja yang ga peka.

"Daf, Lihat! pipinya merah hahah."

"Fan, Perasaan tadi ga pakai blush on deh. Tapi ko pipi kamu merah?"

"Itu namanya blushing Daffa. Dia begitu karna salting di godain. Kau ini bagaimana sihh, begitu saja ga tau. Gapeka banget jadi cowo."

"Lah kok aku yang diomelin sih Queen. Kan Aku gatau, memang Fani salting kenapaa Queen?"

"Ish, sudah lah Queen. Percumaaaa, tingkat kepekaan Daffa itu minim bangetttttt"

Saat sedang asyik berbincang. Pesanan Merekapun datang. Berbarengan dengan Pak Andre.

"Selamat pagi Pak" Ucapku menyapa Pak Andre.

"Pagi Queen, Sudah Saya bilang. Jangan panggil Saya dengan sebutan Bapak, Saya Masih bujang Queen, belum punya anak." Fyi, Pak Andre memang masih muda, tampan juga.. Walaupun masih lebih tampan Pak Bos Ku. Beliau berusia 30 tahun. Belum nikah dan rumornya juga beliau masih jomblo.

"Ehehehe maaf atuh pak. Sudah kebiasaan." Cengengesan dehhhhh.

"Berhubung ini lagi diluar kampus, jadi panggilnya Kak saja ya."

"Baik Kak" Sahut kita bertiga.

"Mau langsung bimbingan apa bagaimana ini?" Tanya Pak Andre

"Ngopi dulu saja kak, ini Saya sudah pesankan Caramel Machiato. Snack nya Saya belum pesan, takut salah." Jawab Daffa.

"Oke, 10 menit lagi kita mulai bimbingan nya."

"Baik Kak."

Selama 10 menit itu kita gunakan untuk ngobrol santai. Pak Andre Dosen yang asyik. jiwa muda nya masih berkobar. Jadi, jangan heran kenapa Beliau mau saja diajak ngopi dulu sama Daffa.

2 jam telah berlalu. Kami pun memutuskkan untuk break terlbih dahulu. Karna jam sudah menunjukkan pukul 12.15. Sudah waktunya untuk sholat. Kami sholat secara bergantian, 2 orang sholat, 2 orang lagi bertugas menjaga barang.

Setelah selesai sholat, bimbingan pun dilanjutkaan sampai pukul 13.30. Pak Andre pamit lebih dulu, karna ada acara reuni SMA kata Beliau.

"Aku duluan ya, Mau pulang dulu kerumah orang tua. habis itu balik lagi ke Jakarta. See you guys. Assalammualaiku"Pamitku kepada Fani dan Dafa.

"Hati-hati Queen. Waalaikummussalam" Jawab Mereka berdua.

Aku hanya menganggukkan kepala. Segera menuruni tangga untuk ke meja kasir untuk membayar pesananku.

"Permisi mas, Pesaanan saya jadi berapa ya seuanya?"

"Maaf di meja nomor berapa ka?"

"Meja nomor 10 mas."

"Semua jadi 150 ribu ka, Sudah sama pesanan teman Kaka."

Akupun segera mengeluarkan uang dan membayar. Tak lupa aku berpesan kepada kasir untuk memberi tahu temanku agar tidak membayar lagi, karna aku sudah membayar semuanya.

"Terimakasih mas."

"Sama-sama Ka"

Akupun melenggang keluar coffeshop menghampiri parkiran. Saat sedaang mengambil kunci dari dalam saku, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak bahuku dan membuat kunci ku jatuh. Segera Aku menunduk mengambil kunci

"Maaf Mba saya ga sengaja." Suaraa ini!!! Jantung Ku langssung berdetak tidak karuan. Akupun Mendongak untuk memastikan apakah Dia orang yang sama. Apakah Dia orang yang membuat Aku tidak percaya lagi sama laki-laki. Karna sudah mencintai dengan tulus tapi Aku tetap tidak dihargai olehnya.

"Kau?!!!!" Ternyata benar, Dia Arka. Mantan terakhir Ku. Laki-laki yang membuat Aku menjadi seseorag yang berbeda.

"Syaqueena?! Akhirnya Aku menemukanmu. Kau keman saja? Selama ini aku mencarimu. 3 tahun sudah kita putus, tapi Aku masih belum bisa melupakanmu."

"Aku Permisi." Katakan Aku tidak sopan, Karna tidak mengindahkan segala celotehnya.

"Tunggu Queen, Aku belum selesai ngomong. Bisakah Kau mendengarkanKu? Sekali ini saja. Ayolah! Aku mohon pada Mu." Arka memasang muka memohon. Ku tatap matanya untuk mencari apakah dia sedang berbohong? Tapi Aku tidak menemukannya. Aku hanya melihat tatapan yang terus saja memohon kepada Ku agar Aku mendengarkan segala celotehnya.

SyaqueenaWhere stories live. Discover now