Pukul 7 pagi hari minggu Aku sudah berkutat di dapur. Biasanya kalau weekend, Sheina selalu gofood makanan. Manfaatin waktu libur untuk bermalas-malasan katanya. Tapi ntah kenapa Aku lagi rajin sampai-sampai mau masak untuk sarapanku dan Sheina. Aku membuat makanan simple saja. Sayur Soup dan Ayam goreng tidak lupa dengan sambalnya. Edisi kangen sama masakan mama.
Sheina masih tidur, karna Dia baru tidur pukul 1 malam. Ya biasalah, ngebucin dulu itu anak kalau malam minggu. Aku rajin juga karna ada jadwal bimbingan dengan dospemku hari ini. Aku harus ke Depok untuk menemukan Dospemku. Sulitnya jadi mahasiswi tingkat akhir. Raga sedang bekerja, Otak berkelana ke skripsi kapan kelarnya.
Skripsi ku sudah sampai Bab 2, semoga saja nanti revisiannya sedikit. Jadi bisa langsung lanjut ke bab selanjutnya. Sebenarnya bisa saja Aku meminta tolong sama Sheina. Tapi aku tidak mau merepotkan Dia. Aku tinggal bersamanya saja sudah merepotkan sekali.
Aku tinggal sama Sheina karna permintaan orang tuanya. "Sheina itu anak bontot, manja, apa-apa harus ditemenin, dia suka kesepian kalau sendirian, sudah dibilangin gausah merantau. Tapi Dia tetap Keukeuh, mau mandiri katanya. Jadi Queena kan sudah kenal dekat sama Sheina. Tinggal disini ya sama Sheina. Temanin Sheina biar dia ga sendirian. Gaperlu mikirin biaya apartemen, biar ini urusan tante sama om. Queena hanya perlu tinggal disini ya Queen mau, Tante minta tolong sama kamu."
Begitu kata tanti Ira. Beliau sangat baik. Bagaimana aku bisa nolak. Berkali-kalipun mau nolak, rasanya ga pantes. Mengingat perlakuan beliau yang sangat baik kepada ku. Kadang juga kalau stok makanan di apartemen habis, tidak jarang Tante Ira memberikan uang untuk membeli keperluan. Walaupun Sheina sudah kerja, tapi Tante Ira dan Om bagas selalu mentransfer uang setiap bulannya kepada Sheina.
Sejam sudah berkutat di dapur. Makanan pun sudah tersedia di meja. Aku pun segera bergegas menuju kamar untuk bangunin Sheina. Dia itu kebo, kalau ga dibangunin gaakan bangun. Bangun juga cuma buat makan. tapi Aku sayang banget sama Sheina. Sengaja Aku bangunin, biar nanti Dia habis makan tidur lagi juga gapapa.
"Shei, bangun dulu yuk makan dulu. Aku sudah masak. Nanti kalau sudah makan Kau boleh tidur lagi" Sambil mengguncang tubuhnya.
"Nghhhh, Kau mau kemana Queen? Ini hari minggu Queen, tumben Kau sudah masak?"
"Berisik Shei, Ayo makan dulu. Aku ada bimbingan jam 10 nanti. Makanya aku masak. Buru cuci muka, Aku tunggu di meja makan."
"I Love You Queen" Ya begitulah Sheina kalau aku masak makanan untuk kita.
"Queen, Kau memang teman terbaik. Kau selalu tahu makanan favorite ku."
"Hmm, habiskan. aku pulang sore. Nanti kalau Kau lapar, gofood saja. Aku masak hanya sedikit."
"Aku sendirian lagi dong kalau Kau pulang sore." Sheina memasang wajah cemberut. Si manja memang seperti ini kalau Aku tinggal. Padahal umurnya sudah 25 tahun. Tapi sifat manjanya tidak bisa hilang. Sudah mendarah daging.
"Kau kan punya pacar Shei, ini hari minggu kalau Kau lupa. Biasanya Kau juga jalan-jalan sama Gio."
"Ah malas, Nanti Aku suruh Dia kesini saja. Aku sedang malas kemana-mana. Btw, sudah sampai mana Skripsi mu Queen?"
"Tak bisakah Kau diam sebentar Shei? Habiskan dulu makananmu. Baru kita bicara nanti."
Shei hanya cengengesan "Ehehe Maafkan Aku Quuen"
Aku hanya berdehem membalas perkataannya.
Selesai makan kita langsung cuci piring masing-masing. Masih ada satu jam untuk bersantai. Akupun duduk di depan televisi. Sheina ikut duduk disampingku.
"Queen, bagaimana skripsimu?"
"Baru sampai bab 2 Shei, Nanti bimbingan lagi. Semoga revisinya sedikit biar langsung lanjtu ke bab selanjutnya."
"Semangat Queen, Kau kalau Ku tawarkan bantuan selalu nolak. Jadi Aku kasih semangat saja deh."
Ya, Sheina Selalu menawarkan bantuan untuk menyusun Skripsiku. Tapi aku selalu nolak. Mau berusaha sendiri, biar lebih berasa bangga nya hahhaah.
"Kau selalu membantuku Shei, Aku tidak mau terus-terusan merepotkanmu."
"Yayaya Si Batu yang sangat lebay. Btw, kamu sudah dapat pacar belum Queen? Kayaknya Aku tidak pernah melihat pacar Kamu, Kita sudah kenal dekat 2tahun, tapi kayanya Kau Selalu asyik sendiri."
"Aku tidak butuh pacar Shei, bisakah Kau bertanya yang lain saja? Aku sudah muak mendengar kau bertanya itu setiap hari"
"Bagaimana Aku tidak bertanya setiap hari. Kau terlalu dingin sama laki-laki Queen. Rasanya juga aku muak bertanya itu terus, tapi aku suka. Siapa tahu kan tiba-tiba kau punya pacar."
"Itu tidak akan mungkin terjadi Shei, Sudah cukup Aku dipusingkan sama Skripsi dan bekerja. Aku tidak mau menambahkan beban untuk diri Aku sendiri."
"Sepertinya hanya Kau saja yang menganggap pacar itu adalah beban. Kau tidak tahu ya, membucin itu seru banget."
"Ya Aku tahu itu, Membucin memang seru. Tapi itu dulu, sebelum aku dikecewakan."
"Kau ini masih saja terbayang masa lalu. Queen, Tidak semua cowo itu jahat. Mungkin kamu memang belum menemukan yang tepat."
"Semua laki-laki kan memang sama Shei. Yang ngebedain mereka itu cuma cara nyakitinnya saja. Aku sudah muak Shei. Tidak ada yang benar-benar sayang sama Aku. Di kecewain. Di cintai karna nafsu. Tidak dianggap. Di selingkuhin. Di tinggalin."
"Kau terdengar menyedihkan sekali. Tapi tidak apa-apa. Masih ada CEO, Anak tunggal kaya raya, Pewaris perusahaan. Itu semua ada di Bos Kita. Kau hanya perlu PDKT sama Pak Bos, Dia juga masih jomblo kayanya."
"Terlalu mustahil kalau Dia mau sama Aku Shei. Dia orang kaya, Segala yang Dia mau, Dia pasti punya. Mana mau dia sama Aku yang macam upik abu gini."
"Kau terlalu pesimis Queen. Ingat, bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini. Aku do'a kan semoga Kau bisa mendapatkannya."
"Kau memang Partner terbaik untuk menghalu. Harus Aku Aamiin kan ga nih Shei? Hahahha"
"Ish, menyebalkan. Aku kan dukung Kamu buat dapetin Pak Bos. Malah di tawain. Aamiin in atuh Queen. Omongan kan Do'a, siapa tahu ajakan jadi kenyataan."
"Sudahlah Aku mau mandi. Ngobrol sama Kamu membuat jiwa halu Ku meronta-ronta" Akupun berjalan menuju kamar mandi. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk bersiap-siap.
"Queenaa, Aku belum selesai ngomong. Kau memang Adek kurang ajar. Awas saja Kau. Ku sumpahin supaya jadi Istri Solehotnya Pak Bos Kaya dan Tampan itu."

YOU ARE READING
Syaqueena
FantasySyaqueena Almahira, yang akrab dipanggil Queen. Gadis cantik 23 tahun. Seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas swasta kota Depok. Ia juga merupakan seorang karyawan di perusahaan ternama di Jakarta. Iya, pagi-sore Ia kerja. Malam n...