Bag 7

0 0 0
                                    

Sekitar 1 jam perjalanan menuju rumah, Kami menghabiskannya dengan berbagi cerita. Kini Kami telah sampai dirumah. Aku ikut turun, Tapi tidak ikut masuk. Karna waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku ingin seger sampai di Apartemen untuk sekedar merebahkan badan.

Tapi sepertinya angan-anganku harus pupus, mengingat revisian skripsiku harus segera Aku selesaikan, demi lulus tepat waktu.

"Ma, Yah, Aku langsung pamit yaa. Takut keburu malam. Ada tugas yang harus segera Aku selesaikan."

"Iya, Hati-hati ya Kak, Jangan ngebut! sudah mau maghrib. Pelan-pelan saja asal selamat." Kata Ayah.

Aku hanya mengangguk dan salim kepada kedua orang tuaku dan adik-adikku.

"Dadah Kakak! Harus sering kesini yaa!!" kata Azriel

"Iya! Kakak harus sering kesini. Main sama kita!" Sambung Nufail.

"Tuh Kak, Adik mu sudah kangen mau main bareng lagi sama Kamu. Harus sering-sering kesini pokoknya ya!" Tambah Mama.

"Iyaa, Nanti kalau ada senggang waktu. Kakak pasti sering kesini. Yasudah Kakak pamit ya. Assalammu'alaikum."

"Waalaikummussalam" Jawab Mereka Serentak.

Aku segera memasuki mobil. menancapkan gas untuk kembali ke Jakarta. Oiya, Dari tadi aku tidak bermain ponsel. biarin deh, lagi pula pasti tidak ada yang chat. Aku kan tidak punya pacar. Paling yang chat hanya, grup kelas, grup kerja dan Sheina.

Menikmati jalanan sore sambil mendengarkan musik di radio mobil. Aku jadi ingat Arka lagi. Sebenarnya Aku masih sayang sama Dia. Sangat malah. Tapi, Aku tidak mau untuk kembali kepadanya. Aku takut jatuh di lubang yang sama. Takut pada akhirnya bakal kaya dulu lagi.

Padahal, kalau kembali lagi, mungkin bakal lebih bisa menghargai. Kita memisahkan diri memang untuk introspeksi diri masing-masing. Memperbaiki diri masing-masing. Smapai pada waktunya dimana kita akan kembali, maka kita akan kembali. Di versi yang lebih baik juga tentunya.

Lebiih bisa saling menghargai, saling menyayangi, saling terbuka, dan saling lainnya. Alasann Aku tidak punya pacar sudah 3 tahun, tepatnya dari setelah putus sama Arka. Hati Aku masih Stuck padanya. Aku masih tidak bisa menerima orang baru di hidupku. Mungkin, untuk berteman Aku bisa. Tapi kalau untuk pacaran, sepertinya tidak.

Kalau aku menerima orang baru, tapi hati dan fikiran Aku masih dikuasai oleh Arka. Sama saja Aku menyakiti orang baru itu. Aku juga tidak tahu, kenapa rasaku terlalu besar padanya. Aku sudah mencoba untuk melupakan Arka. Tapi, berujung gagal lagi. Mencoba mererima orang baru. Tapi, gagal lagi. Karna Arka masih menjadi pemenangnya.

Walau kelihatannya Aku menolak dia. Tapi, jauh di dalam lubuk hatiku. Aku masih menginginkan dia. Apalagi kalau mengingat, dulu Dia pernah berjanji untuk menikahi ku. Jujur, sampai saat ini aku selalu menunggu saat itu tiba. Tapi Aku tidak mau berharap, Takut kecewa dan tidak sesuai ekspetasiku.

Pukul 18.30 Aku telah sampai di parkiran Apartemen. Mengambil semua barang-barangku yang ada di jok belakang. Keluar mobil segera memasuki area apartemen, menaiki lift, memencet angka 15. Kamar Sheina ada di lantai 15. Memang gila dia. Mau yang tinggi supaya kalau malam bisa ngegalau sambil liat lampu-lampu kota Jakarta.

Akhirnya Aku sampai di lantai 15. Menuju kamar Sheian, Segera memencet bel. Sebenarnya bisa saja Aku langsung masuk, Aku tahu password kamar ini. Tapi tetap saja tidak sopan. Karna Aku kan Tamu disini. Tidak lama kemudian pintu terbuka, Sheina yang membukanya.

"Bisakah Kau langsung masuk? Kau sudah tahu password nya. Kenapa masih memencet bell?" sSambil masuk ke dalam Apartemen, Sheina tidak berhenti cemberut sambil misuh-misuh.

"Aku takut Kau sedang bercumbu dengan Gio. Nanti mataku ternodai, dan mengganggu Kau yang sedang asyik. Lagi pula, Aku tamu disini. Tidak sopan rasanya kalau tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu." Jawabku.

"Gio sudah pulang dari sebelum maghrib. Aku sedang marathon drakor Queen. Kau kemana saja baru pulang jam segini? Chat Aku tidak Kau gubris sama sekali."

"Maaf Shei, Selesai bimbingan, Aku langsung pulang kerumah orang tuaku. Aku rindu mereka. mumpung tempat bimbingannya masih di Depok. Aku tidak cek ponsel Shei, Karnaa Quality time sama keluarga. Maaf ya cinta Muachhhhh." Senangnya meledek Sheina hahaha.

"Iyuhh dugun-dugun Aku masih normal. Kau jangan macam-macam!" Ancamnya.

"Hahahaha Aku mau mandi, Kau lanjtukan saja marathon dramamu itu. Oiya Shei, aku lupa bawa makan. Kau sudah makan?"

"Tenang Queen, ada tekhnologi bernama gofood. Kau lapar? Gofood in saja Hahahha." Lah iklan ini manusia hahha.

"Dasar gelo sia maneh." Jawabku

"Hahahhaa Queena, Kapan Kau mau punya pacar?" Shei berteriak dari ruang tamu

"Bisakah Kau tutup mulutmu? dan berhenti terus bertanya kapan Aku punya pacar. Aku akan punya pacar, Kalau Mantan terakhirku melamarku." Balas ku teriak dari dalam kamar mandi.

"Itu namanya bukan pacaran bodoh! Tapi lamaran. Eh?! Apa Kau bilang?! Kau masih mau balikan sama si Brengsek itu?!" Masih dengan drama teriak-teriak

"Sama saja bodoh! Berhenti menyebutnya dengan sebutan brengsek Shei. Dia itu baik."

"Baik apanya Queen?! Dia meninggalkanmu disaat Kau sudah setia dengannya! Itu yang Kau sebut baik?! Kau sudah gila Queena!!" Balas Shei dengan berteriak lantang.

"Kita lanjutkan lagi nanti, Lanjutkan saja drama Oppa-oppa mu itu. Acara mandi Ku terganggu karna Kau Sheina!"

"Nyenyenye Queena jelek."

"Kau mengataiku?! Awas Kau nanti Shei!!!"

SyaqueenaWhere stories live. Discover now