Aku membuka pintu pengemudi. Disampingku ada Ayah. Bangku tengah ada Mama dan adik kedua ku, Azriel namanya. Bangku belakang ada Nufail sendirian. tahta ternedah dalam keluarga ada dibangku belakang katanya haha. Aku menyalakan mobil, Segera meninggalkan pekarangan rumah kakek.
Tin tin
Membunyikan klakson 2 kali. Sebagai tanda sapaan kepada anggota keluarga yang lain.
"Bagaimana kabar Kamu Ka? Tadi belum sempat Ayah bertanya, Tante Mu sudah main nyerobot aja" Ayah buka suara. Sambil melihat ke arahku.
"Alhamdulillah Baik Ayah. Ayah sama yang lain sehatkan? Maafkan Kaka ya, baru sempat pulang sekarang. Kaka lagi sibuk banget Yah. Cape sama kerjaan, cape sama skripsi. Mau nyerah tapi tinggal selangkah lagi." Aku memasang wajah sedih. Sebenarnya tidak pernah berpikir untuk nyerah sih, cuma mau ambil simpati Ayah saja. Rasanya Kangen bercanda sama Ayah..
"gaboleh nyerah Ka, Ingat perjuangan Kaka selama ini. Ingat Ka! Kamu harus jadi panutan untuk Adik-adikmu. Sebentar lagi mereka beranjak dewasa. Kaka harus bisa memimpin Adik-adik Kaka untuk menjadi Anak yang membanggakan seperti Kaka."
'Iya Ayah Kaka ingat ko! Kaka cuma bercanda tadi."
"Skripsimu sudah sampai mana Ka?" Tanya Mama
"Alhamdulillah sudah sampai Bab 2 Ma. Tadi Kaka bimbingan, harus revisi sedikit. Minggu depan In Sha Allah Kaka sudah masuk bab 3 Ma. Do'a in Kaka ya Ma, Yah. Kaka mau cepat lulus. Mau bikin Mama sama Ayah bangga sama Kaka." Tak terasa, hanya berbicara kaya begitu saja. Mataku sudah berkaca-kaca. Sekali kedip juga langsung meluncur bebas ini air mata.
"Iya Kaka, Mama sama Ayah selalu Do'a in yang terbaik buat Anak-anak Mama." Mama berujar dengan suara yang sangat semangat. Bagaimana bisa Aku menyerah, sedangkan Aku mempunyai 2 Malaikat yang harus Aku banggakan.
"Makasih Ma. Makasih Yah. Adek, bagaimana sekolahmu?" Aku tersenyum seraya bertanya kepada kedua adikku.
"Aku dapat peringkat 3 lho Ka!" Jawab Azriel. Dia memekik senang. Adik kedua ku memang selalu mendapatkan ranking 3 besar. Berbeda dengan Nufail. Dia hanya mendapatkan 5 atau 10 besar. Tapi tidak apa, meski begitu Aku bangga sama Adikku.
"Benarkah?! Selamat Azriel. Kaka bangga sama kamu. Nanti Kaka beri Azriel hadiah, karna sudah dapat ranking 3. Tapi, Azriel harus lebih semangat ya belajarnya. Harus lebih rajin, supaya dapat ranking 1."
"Siap Ka. Aku janji akan lebih rain lagi belajarnya."
"Nufa, bagaimana sekolahmu?"
"Aku hanya mendapat ranking 5 Ka." Dia menunduk sedih. aku bisa melihatnya melalui kaca spion.
"Wah benarkah?! Kaka juga bangga sama kamu. Nanti Kaka akan kasih hadiah juga untuk Kamu. Tapi janji sama Kaka. Kamu harus lebih rajin lagi belajarnya. Kalau Kamu dan Azriel dapat ranking 1. Kaka akan ajak Kamu jalan-jalan ke Jogja setelah Kaka wisuda nanti."
"Wahhhhhh Janji ya Ka?! Kalau begitu Aku dan Azriel akan lebih rajin lagi belajarnya. Supaya bisa jalan-jalan ke Jogja." Nufail yang tadinya cemberut sekarang jadi senang lagi. Aku senang melihat keluarga ku bahagia. Apalagi melihat wajah senang Orang Tuaku. Rasanya semua rasa lelahku terbayar dengan hanya melihat senyum mereka.
"Iyadong Kaka janji. Nanti kita jalan-jalan sama Ayah, sama Mama juga ya. Sekarang kita ke restoran seafood dulu ya. Kaka lagi kepengen makan seafood. Mama sama Ayah mau kan?" Tanyaku
"Ayah sama Mama ngikut Kaka sama Adek saja. Adek kata Kaka, mau ga makan seafood?" Tanya Ayah pada Adikku
"Mau Ka, Aku juga sudah lama tidak makan seafood." Jawab Nufail. Dia sangat suka seafood. Enak banget katanya. Apalagi sausnya, beuhh bikin gamau berenti makan.
"Baiklah, Kita meluncur sekarang."
Aku mengendarai mobil menuju Restoran seafood yang ada di daerah Margonda. Jalanan tidak semacet tadi. 30 menit kemudian, Akhirnya Kita sampai di Restoran seafood. langsung saja Kita memasuki Restoran tersebut. Menghampiri salah satu meja yang kosong. Yang sekiranya cukup untuk 5 orang.
Setelah sampai, Kami pun langsung duduk. Tak lama kemudian, Seorang waiters datang ke meja Kami untuk memberi dan mencatat pesanan kami.
"Silahkan Ka, Ini buku menu nya." Ucap waiters tersebut
"Mecah Combo Extravaganza saus padang nya 2, nasinya 5, esteh manis nya 5 Mas." Ucapku pada Mas waiters
"Baik, Apakah ada tambahan lagi Ka?"
"Tidak, itu saja Mas." Jawab Mama
"Baik, sebentar ya Ka. Ditunggu pesanannya. Saya permisi." Pamitnya
"Makasih Mas." Mas itu hanya mengangguk seraya memberikan senyum sopan kepadaku.
Sambil menunggu pesanan kami datang. Kami pun berbincang-bincang. Kalau sudah kumpul gini, pasti ada saja yang dibicarakan. Tak jarang kami di buat ketawa karna tingkah Azriel dan Nufail. Mereka itu bandel. Kadang sudah dibilangin. Tak heran Mama suka ngomel.
Tapi Mama selalu memaklumi. Namanya juga Anak-anak katanya Tapi bandelnya mereka masih dibatas wajar ko. Kaya maghrib baru pulang main. Menjahili anak-anak lain, yang membuat orang tua dari anak yang mereka jahili itu kadang marah.
Aku berharap semoga kebahagiaan yang sekarang Aku jalani, Adalah kebahagiaan yang abadi bersama Ayah, Mama dan Adikku. Ya walaupun Aku tahu, bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Tapi Apa salahanya meminta kepada Tuhan untuk diberi umur panjang, badan yang sehat serta nikmat yang tidak pernah habis.
Karna Mereka juga, Aku tidak pernah kepikiran untuk cari pacar. Bikin ribet Aku sendiri. Aku cuma mau Jalanin hidup dengan tenang, tanpa adanya rasa sakit hati yang dibuat oleh laki-laki.
Ada atau engganya pacarnjuga ga menjamin Aku bahagia. Malah kadang sakit hati terus yang dikasih. Kata Mama juga "Gausah pacaran. Fokus saja sama pendidikan dan karirmu. Kalau Karirmu bagus, pendidikanmu tinggi. Nanti juga laki-laki yang cari Kamu. Puas-puasin saja masa muda mu. Kamu terlalu berharga kalau membuang masa mudamu karna laki-laki yang bukan jodohmu." Begitu katanya.
Makanya sampai sekarang Aku masih betah menjomblo. Sudah cukup Aku dipusingkan sama tugas kuliah dan kerjaan. Jangan sampe Aku pusing karna laki-laki. Rasanya sangat tidak pantas, sudah sekolah tinggi-tinggi, Tapi masih saja nangis karna cinta.
Ya walaupun dulu Aku pernah mengalaminya hahaha. Oiya, Aku sangat berntung punya Ayah dan Mama seperti Mereka. Disaat Keluarga yang lain memojokkan ku. Meyudutkanku soal perkara pernikahan. Pasti Mama sama Ayah selalu membelaku. mereka selalu menjadi garda terdepan untuk membela anak-anaknya.
Kata Ayah "Pernikahan itu sakral, sekali seumur hidup. BUkan untuk dicoba-coba. Jangan menikah karna hanya ingin ikut-ikutan orang. Jangan menikah karna dikejar umur. Menikhalah kalau Kamu sudah siap. Siap dalam artian, Siap mental, Siap fisik, Siap batin, Siap financial"
Beliau juga pernah bilang "Tanggung jawab Ayah kt Kamu itu sampai Kamu dipinang sama laki-laki. Susah Ka, Menjaga anak perempuan. Kalau boleh milih. Ayah lebih baik pelihara 5 kambing daripada merawat anak perempuan. Karna memang sesusah itu. Kaka jangan sampe kecewain Ayah ya."
Suka nangis Aku kalau ayah atau Mama sudah memohon seperti itu. Tapi sebisa mungkin Aku akan jaga kepercayaan yang sudah Mama dan Ayah kasih. Aku gaakan mengecewakan mereka.

YOU ARE READING
Syaqueena
FantasySyaqueena Almahira, yang akrab dipanggil Queen. Gadis cantik 23 tahun. Seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas swasta kota Depok. Ia juga merupakan seorang karyawan di perusahaan ternama di Jakarta. Iya, pagi-sore Ia kerja. Malam n...