Sebenarnya Aku sangat malas untuk pulang kerumah Orang Tua Ku. Apalagi dihari minggu gini. Yang biasanya semua keluarga berkumpul. Walaupun kumpul nya dirumah Kakek. Setidaknya Aku harus melewati rumah kakek dulu sebelum aku kerumah Orang Tuaku.
Salah satu alasan kenapa aku malas pulang adalah, bertemu dengan keluarga besar dari Mama dan Ayahku. Karna Tante Ku pada julid semua. Aku jarang pulang di bibilang sombong, jual diri lah, apalah segala macam. Aku tinggal di rumah Orang Tua Ku, Mereka juga julid katanya Aku nyusahin, sudah kerja, kuliah kok masih saja tinggal sama orang tua.
Memang ya, mau sebaik apapun Kamu. Mau se Fokus apapun Kamu sama tujuanmu. Ada saja manusia yang ngejulid in. Itu pasti, dan nyata. Tugas Kamu hanya perlu fokus saja, tidak usah mendengarkan apa yang Mereka katakan.
40 menit Aku berkendara. Biasanya hanya 30 menit, dikarenakan ini hari minggu. Jadi harus macet-macet an deh. Aku telah sampai di rumah kakek, Terlihat semua anggota keluarga kumpul. Aku harus mempersiapkan mental baja, Telinga tebal dan sikap bodoamat dengan sekitar.
Aku keluar dari mobil, menghampiri mereka. Terlihat Mama, Ayah serta Adik Ku tersenyum menyambut kedatanganku.
"Assalammualaikum, Aku pulang loh." Aku menyalimi tangan Mama, Mama mencium pipi ku. Beliau sangat memanjakan Aku. Menghampiri satu persatu anggota keluarga untuk bergantian menyalimi mereka.
"Wa'alaikummussalam Cantik. Akhirnya pulang juga. Kok gabilang Mama kalau Kamu hari ini pulang?" Mama sangat antusias hahha. Pasti habis ini Beliau ngambek, karna Aku ga bilang kalau mau pulang.
"Tadinya memang gamau pulang, Tapi kebetulan ada bimbingan di cafe dekat kampus. Mumpung masih siang juga jadinya Aku pulang deh." Pasti habis ini ada yang julid deh.
"Betah banget di Jakarta? Sampe gamau pulang. Orang Tua nya pun ga dikabarin apa-apa. Anak macam apa kamu Queen?" Benar kan dugaan ku. Ini yang aku bilang Tante julid, Namanya Tante April. Beliau yang paling julid diantara yang lain. Aku ingat waktu baru lulus SMK. Tidak kuliah, belum dapat pekerjaan. Tidak ada henti-hentinya Beliau menjudge Aku. Mempermalukan Aku di depan anggota keluarga yang lainnya.
Saat itu Aku hanya bisa diam. Mama tidak ada, Beliau berani merendahkanku karna posisinya tidak ada Orang Tua ku waktu itu. Sejak kejadian itu, Aku jadi menjaga jarak sama semua orang. Aku tidak mau sakit hati karna omongan-omongan unfaedah dari mereka. Aku jarang berinteraksi sama orang-orang disekitarku. Berdiam diri didalam kamar, Bergelung dengan fikiran ku sendiri.
Apa Aku salah kalau belum mendapat pekerjaan? Apa Aku salah kalau Aku belum kuliah?
Beliau bilang "Sia-sia Sekolah perawatmu, Lulus tidak langsung dapat pekerjaan, Kuliah tidak dilanjutkan. Sekola mahal-mahal tidak jadi apa-apa, kerjaanmu hanya nyusahin Orang Tuamu ya, Kasian Orang tua mu, sudah keluarkan biaya mahal untuk anaknya. Tapi, Anaknya tidak jadi apa-apa"
Kira-kira seperti itu omongan yang paling sakit yang aku dengar selama aku lulus SMK. Iya, Dulu Aku ambil sekola SMK Keperawatan, Karna Aku juga mau, dan Orang tuaku mendukung. Setelah lulus, Aku tidak mau melanjutkannya lagi karna biaya kuliah perawat sangat mahal. Aku tidak mungkin terus meminta kepada Orang tuaku. Jadi, yasudah Aku ambil jurusan lain. Ga terpaksa kok, karna basic aku juga kebetulan berbicara di depan umum. ya walaupun sekarang aku bekerja sebagai seorang sekretaris. Aku sangat bersyukur, Apapun pekerjaannya selagi itu Halal, pasti akan Aku jalani.
"Aku tidak pulang memang karna jadwal lagi sibuk. Pagi-sore kan Aku kerja. Sore-malam Aku kuliah, Kerja di Jakarta, Kuliah di Depok, sudah cukup menghabiskan tenagaku. belum lagi sekarang Aku harus bimbingan Skripsi setiap hari minggu. Aku begini juga biar Skripsi ku cepat kelar, Wisuda, Lulus Cumlaude. Aku mau bikin Mama sama Ayah bangga atas pencapaianku. Cuma itu kok. Aku juga ga macam-macam selama tinggal di Jakarta. Aku tidak mau membuat Ayah sama Mama kecewa." Aku sangat berusaha untuk mengatur intonasiku saat berbicara dengan Tante.
"Alah, Maling mana mau ngaku, sok-sok an bimbingan. Sudah 3 tahun kuliah masih saja belum lulus. Anak Tante si Kiara, kan Dia masuk kuliah bareng sama Kamu, Tapi dia sudah lulus tuh, Sudah wisuda juga. Memang dasarnya Kamu saja yang belet, Lemot." Sabar Syaqueena, Kamu kesini cuma mau ketemu Mama, Ayah, sama Adikmu. Jangan tanggepin Beliau.
"Sudahlah, Jangan membuat Queen tidak betah disini. Dia pulang hanya ingin berkumpul sama Ayah, Mama dan Adiknya kok. Apa segala ngomongin yang lain-lain. Kau selalu merasa paling benar. Dia Anak ku, jangan berbicara yang tidak-tidak tentang anakku. Kau tidak tahu kan Dia bagaimana? Jadi, stop menjelek-jelekkan Queen." Akhirnya Mama Membelaku. Malaikat tanpa sayap yang paling Aku cintai.
"Aku pulang cuma buat kumpul sama keluarga Ku kok. Benar kata Mama, Tante jangan sok paling tahu kehidupan orang. Tante gapunya kuasa buat menjudge orang seenak Tante. Inget Tante, Tante juga punya Anak perempuan. Kalau anak Tante di Judge sama orang lain pasti Tante ga terima kan? Oiya, Anak tante sudah wisuda, kuliah 3 tahun karna Dia ambil D3, Aku S1. D3 hanya 6 semester, 3 tahun. Aku S1, 4 tahun. Sudah dibilang jangan sok tahu. Masih saja ngeyel." Aku gregetan sendiri mau tak tampar saja rasanya. Tapi aku masih menghormati beliau karna orang tuaku.
"Halah alasan saja Kamu ini. Bilang saja bodoh, tapi kau malu mengakuinya." Masih saja ini Tante tua bangka berceloteh. Mending Aku ngobrol sama yang lain deh.
"Sudah jangan ditanggepin, Tante Kau ini memang resek. Tak ada henti-hentinya menghina orang lain." Ayah Ku angkat bicara. Biasanya Beliau paling malas menanggapi masalah spele. Tapi kayanya, kali ini Beliau tidak terima Anaknya di redahkan. Terlebih, Aku tidak pernah merepotkan Beliau.
"Iya ih, Tante kalau ga ngerendahin orang hidup Tante ga tenang kali ya? Kayaknya hobby banget ngerendahin Orang lain. Inget ya Tante, Ngerendahin orang lain ga bikin diri Tante tinggi kok. Malah lebih keliatan lebih rendahan dari orang yang Tante rendahin. Dah ah cape nanggepin Tante, inget Tante, Tante sudah tua. Cepat tobat deh, umur ga ada yang tahu soalnya. Ngeri sebelum tobat sudah metong duluan. kan serem hahha." Kali ini aku bener-bener muak. Biar saja Beliau kesal.
"Makin lama makin kurang ajar ya kamu Queen." Kata Tante sambil menahan geram. Air muka beliau sudah berubah, kayaknya sudah sangat kesal ini sama Aku hahaha.
"Bodoamat, Bye. ayo Ma kita jalan-jalan. Mumpung Aku bawa mobil." Biasanya aku bawa motor. Tapi semenjak uang gaji setiap bulan aku sisihkan, Alhamdulillah aku bisa beli mobil juga. ya walaupun masih kredit, dan tidak terlalu mewah kaya orang-orang. Setidaknya Aku beli dengan hasil kerjaKu sendiri.
"Mau kemana Ka? Gamau Ikut Kumpul disini saja sama yang lain?" tanya adik pertamaku. Nufail namanya.
"Jalan-jalan sekalian makan diluar. Malas disini ada Tante Julid hahaha." Kulihat wajah Tante makin ga bersahabat. Kayaknya harus buru-buru pergi deh.
"Yaudah ayo Kak. Semuanya Kita pamit duluan ya. Queen ajak Quality time ini katanya. Assalammualaikum." Pamit Ayah kepada yang lain.
"Assalammualaikum Aku jalan-jalan dulu. Bye Tante Juliddd." Aku memeletkan lidah kearahnya. Biar saja Beliau makin kesal. Siapa suruh cari perkara sama Aku.
"waalaikummussalam Hati-hati Queen. Baru saja sampe, sudah pergi lagi." samar-samar Aku mendengar Om Iyang berbicara.
YOU ARE READING
Syaqueena
FantasySyaqueena Almahira, yang akrab dipanggil Queen. Gadis cantik 23 tahun. Seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas swasta kota Depok. Ia juga merupakan seorang karyawan di perusahaan ternama di Jakarta. Iya, pagi-sore Ia kerja. Malam n...