Part - 1

174 4 0
                                    

** This story is original mine. If u find this story on another platform except Wattpad and Dreame, must be plagiat.

==========

Pagi itu udara cukup sejuk untuk wilayah kota Washington. Terlihat sepasang kaki di balut socks berwarna merah muda tak memiliki jarak dengan yang lainnya.

Tubuh mungil seorang gadis remaja berusia 21 tahun tampak nyaman dengan posisi tidur melingkar menyembunyikan kepala di balik selimut tipis yang ia punya.

Tidur di lantai kayu beralaskan karpet seadanya dan berbantal pakaian yang ia jadikan satu dalam sebuah gulungan kain kusam.

Udara dingin yang masuk dari celah papan dari sebuah rumah kayu tua yang sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya.

Si gadis sama sekali belum berniat bangkit dari buaian mimpi yang ia cipta. Ia lelah berlari semalaman, berharap tak ditemukan oleh ibu asuh dan suaminya yang menjijikan.

Aerhyn masih terlelap walau pagi itu orang sudah berlalu lalang di sekitarnya. Ia tak bergeming sedikit pun untuk hanya sekedar mengganti posisi tidurnya.

***

"Aku tak perduli, pergi dari hadapan ku sebelum aku melempar mu dari lantai 25 gedung ini" ucap Benedict dingin tanpa melihat wajah wanita yang tadi malam menghabiskan one night stand dengannya.

Pagi itu Benedict terkejut ketika merasakan ada sentuhan geli bermain di atas perut kotak kotaknya.

Satu hal yang paling ia benci adalah ketika ia bangun mendapati perumpuan pemuasnya masih berada di ranjang yang sama dengannya.

Ia selalu memberi peraturan sebelum melakukan one night stand pada siapa pun yang ia bayar, ketika selesai si wanita harus keluar dari rumahnya dan wanita bayaran itu pun menyetujuinya, selama bisa bercinta dengan Pria idaman jutaan wanita ini.

Tujuannya adalah agar si wanita tak jatuh cinta padanya dan ia tak harus terikat dengan mereka. Ia hanya membutuhkan mereka untuk kebutuhan biologisnya.

Si wanita terlihat terkejut, beringsut turun dari tempat tidur sembari memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Secepat mungkin ia menuju  bathroom memakai pakaiannya.

Riasannya tak lagi sempurna, rambut acak acakan ia rapikan asal, ia ingin cepat keluar dari apartment ini, ia tak mau bernasib sial.

Ben yang hanya memperhatikan si wanita tergopoh keluar dari kamarnya tak perduli. Ia mengacak rambutnya yang sudah acak acakan.

"Tolong semua yang ada di tempat tidurku di ganti, aku tak ingin jejak wanita itu tertinggal disana" titah Ben kepada art yang bertugas membersihkan apartment miliknya.

"Baik tuan" jawab si art.

"Tapi sebelum kau selesai membuangnya, tolong buatkan aku sarapan terlebih dahulu, aku ada meeting pagi ini.

"Baik tuan" jawab si art lagi.

Benedict menuju bathroom di kamarnya, aroma parfume yang cukup menyengat masuk ke indra penciuman nya ketika ia membuka pintu kaca itu.

"Aaarrg brengs*k baunya membuat ku mual pagi pagi begini, sial*n" rutuknya.

"Lain x aku takkan membawa jalang jalang itu ke apartment  ku lagi, menyusahkan" sesalnya semabri menghidupkan shower

Benedict keluar dari kamar menuju ruang  makan pukul 7.30 am. Menggunakan setelan jas lengkap bermerk gucci dan  melingkarkan Jam tangan Rolex Vintage di lengan kirinya.

Ia terlihat begitu sempurna, siapa saja yang meilihatnya pasti akan berdecak kagum. Dengan ciptaan Tuhan yang terpahat sangat indah.

Meja makan sudah tertara rapi sepiring roti gandum dengan bacon dan irisan alpukat di atasny, dilengkapi 2 batng sosis panggang. Dan satu gelas susu almond kesukannya.

Become Alpha SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang