Part - 2

87 4 0
                                    


**Maaf kalau banya typonya 😊😊

===========

2 bulan sudah Aerhyn Zylvanya Querre bekerja di counter handphone milik pasangan suami istri ini. Selama itu gaji yang ia dapat tak pernah ia gunakan karena ia ingin segera pindah dari gubuk tuanya. Gajinya memang tidak banyak namum akhirnya ia mampu menyewa kamar kecil di kediaman aunti Jane.

Auntie Jane menawarinya untuk tinggal gratis saja tapi ia tetap berkeras untuk membayar, ia berdalih ini sebagai bayaran uang makan nya.

Auntie Jane merasa senang seperti mendapatkan anak baru karena anak mereka sudah pada dewasa dan berumah tangga tetapi menetap di Colorado kota di Negara Amerika Utara.

Sedikit banyak Aerhyn mengobati kerinduan Auntie Jane pada kehadiran anak anaknya. Dan ia juga mampu membantu pekerjaan rumah pasangan tua ini.

"Uncle Joe, apakah sore ini aku boleh ambil cuti 2 jam saja" tanya nya pada Uncle Jonathan Taylor Suami dari Auntie Janesville.

"Apakah kau ada keperluan?" Uncle Jonathan balik bertanya.

"Aku melihat selebaran yang di bagikan kemarin, kalau sore ini ada pertunjukan tari ballet di gedung opera tengah kota, aku ingin sekali melihatnya" jawabnya ragu

"Kau suka ballet?" Tanya auntie jane yang mendengar percakapan suaminya dan Aerhyn.

"Ketika masih di panti asuhan aku sangat ingin menjadi penari ballet, tapi ibu panti tak memiliki cukup uang"

"Baiklah, pergilah untuk melihatnya dan kembali setelah acaranya selesai, disana cukup berbahaya untuk gadis seperti mu" jawab Uncle Jonathan mengizinkan.

"Terima kasih uncle Joe terima kasih auntie Jane, aku akan segera kembali setelah acaranya selesai" senyum mengembang di wajahnya

Pasangan suami istri itu hanya menggeleng melihat tingkah gadis remaja di hadapannya, ia begitu polos dan lugu.

"Kau pergi dan pulang nanti dengan taksi saja, jangan naik bus, walau lebih murah tapi beresiko untuk remaja wanita" pesan auntie Jane padanya.

"Baik auntie" senyum tak henti terlukis di wajahnya.

Counter Handphone milik pasangan ini semejak kehadiran Aerhyn mulai ramai peminat, kebanyakan para remaja pria yang berkunjung ada yang ingin membeli accessories atau hanya sekedar melihat lihat.

"Auntie aku pergi dulu terima kasih sudah mengizinkan ku" pamitnya sembari berpelukan pada Auntie Jane.

"Take Care dan segera kembali" pesan auntie Jane.

"Baik auntie"

Sore itu ia mengenakan celana jeans panjang yang menampilkan kaki jenjangnya, di padukan hanya dengan kaus oversize dan sebuah sweater berwarana abu tua. Semua yang ia kenakan pemberian auntie Jane, baju milik anak gadisnya dulu yang masih tersusun rapi di lemari.

Aerhyn memiliki paras yang cukup menawan, kulit putih kemerahan dan lembut. Rambut sebahu dengan warna sedikit keemasan, bercahaya apabila terkan sinar matahari. Bibir merah yang sangat menawan bertubuh ramping namun tetap memiliki lekuk tubuh yang indah.

Memasuki taksi dan menuju gedung opera, perasaannya campur aduk, ia tak pernah melihat pertunjukan ballet secara langsung, bukan karena ia tak mau, akan tetapi ketika di panti ia tak memiliki uang dan ibu panti tak memberinya izin.

Sesampainya di sana argo taksi yang ia kendari menampilkan angka $15 bersyukur ia membawa sejumlah uang untuk itu dan ingin membeli pernak pernik.

***

Become Alpha SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang