Part - 7

58 2 0
                                    

Aerhyn sama sekali tak menunjukkan batang hidungnya bukan karena ia tak ingin keluar dari kamar itu melainkan Benedict tak mengizinkannya. Bianca dan Audrey hanya boleh mengantarkan makanan dan mengambil baju yang kotor serta memberi pakaian yang telah bersih untuknya.

Audrey merasa iba, wanita paruh baya itu tak habis pikir, apa yang membuat gadis malang itu harus di tahan dan diperlakukan layaknya tawanan penjara.

Benedict tak menjelaskan apa pun pada mereka, hanya memberi perintah tak ingin di bantah.

Sementara Matthew juga tak ambil pusing dengan apa yang menimpa Aerhyn. Walau terkadang ia ingin bertanya tentang keberadaan gadis itu, ia urungkan dan simpan dalam hati.

Hari minggu pagi ketika Matthew jogging di gelanggang olahraga, dan Benedict menikmati sarapan paginya. Terkadang Ben ingin melihat senyum Aerhyn di kala ia memakan sarapan yang Aerhyn sediakan untuknya.

"Apa yang di lakukannya selama di kamar?" Tanya Benedict pada salah satu artnya. Ingin tau apa saja yang di lakukan oleh Aerhyn selama terkurung.

"Kemarin ia memintaku membawakan beberapa kertas dan pensil warna dan juga ia ingin membaca beberapa buku" jawab Bianca.

"Ia ingin melukis?" Benedict memastikan. Alisnya sedikit menyatu.

"Ia bilang bosan tak melakukan apa apa, ingin menggambar pemandangan atau semacamnya" jawab Bianca lagi

"Berikan apa yang dia minta" perintah Benedict.

"Baik Tuan"

"Dan jangan lupa berikan dia buah dan vitamin" seru Benedict pada Bianca lagi

"Baik Tuan, saya mohon undur diri" jawabnya sopan.

Ben hanya mengangguk.

***

Matthew kembali ke apartment ketika matahari sudah mulai naik ke atas kepala. Olahraga nya sudah cukup membuat peluh menetes membasahi wajah tampannya.

"Kau mau kemana di hari minggu pagi begini Ben?" Tanya nya ketika melihat Ben sudah berpakaian rapi.

Ben mengenakan celana denim dengan tshirt berkera dan sneakers. Tak lupa ia menambahkan topi sebagai pelengkap tampilannya hari ini.

"Aku akan membeli barang, kau tak perlu menunggu ku untuk makan siang" jawab Ben santai.

"Aku juga akan keluar. Mungkin balik malam"

Ben hanya mengangguk lalu melangkah meninggalkan kakaknya.

====

Pukul 2.30 pm Benedict sampai di apartment dengan membawa beberapa alat lukis dan novel terbaru. Ternyata ia keluar untuk membeli barang yang diminta oleh Aerhyn.

"Tolong panggil Aerhyn ke bawah, biarkan dia keluar kamar untuk sesaat" pesannya pada Audrey.

Aerhyn yang tengah melamun memandang langit luar dari jendela besar kamarnya.

Aku ingin bermain di taman sana, berenang dan bercengkrama dengan yang lain. Inginnya dalam hati.

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka, Aerhyn menoleh lemah. Ia tak ada keinginan untuk mencari tahu siapa itu. Yang ada di benaknya kalau tidak Audrey pasti Bianca yang mengantarkan makan siang untuknya.

"Kau diminta Tuan Benedict untuk makan siang di bawah Rhyn" suara Audrey datar.

Wajah Aerhyn berubah seketika, terkejut. Matanya membulat. Setelah sekian lama akhirnya Benedict mengizinkannya keluar dari sangkar.

Become Alpha SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang