Part - 4

83 3 0
                                        

Part 4

** Untuk para readers jangan lupa vote and comment yah terima kasih 🥰🥰

========

Bunyi alarm di meja kecil samping ranjang mengejutkan Benedict dari tidur nyenyaknya. Ia meraih handphone keluaran terbaru dari atas meja dan melihat apa saja yang di tampilkan oleh layar touch screen tersebut.

Ada 7 kali panggilan tak terjawab dari nomer yang sama namun tak terdaftar di jam 4.20 am. Ia mulai mengingat ingat siapa yang mungkin menghubungi nya di jam seperti itu. Yang pasti bukan dari keluarganya. Dan juga bukan rekan bisnisnya.

Ia teringat akan Aerhyn, gadis malang itu pasti menghubungi nya dan membutuhkan pertolongan malam tadi. Kini ia mulau merutuki kebodohannya yang selalu membuat mode silent ketika hendak tidur.

Benedict mencoba menelpon nomer itu namun jawaban di seberang tetap sama

'The Number you are calling is not define please check the number you are calling'

Benedict frustasi, memakai kaos berwarna putih bodyfit dan meraih kunci mobilnya ia berjalan keluar memutuskan mencari keberadaan si gadis malang.

"Tolong siapkan sarapan jam 10.30 am, aku akan keluar sebentar" titah Ben saat bertemu tanpa sengaja dengan art di apartment nya.

"Baik Tuan" jawabnya sopan.

Berkeliling district area tak menemukan sosok yang ia cari. Memutuskan pulang dan menunggu. Mudah mudahan ada keajaiban dengan Aerhyn menelpon nya lagi.

***

"Please let me go, im begging you please" mata Aerhyn sembab sejak kemarin tak berhenti mengeluarkan air mata. Kini bahkan setetes ia tak lagi mampu mengeluarkan nya.

Ia berada di rumah pelacuran yang cukup terkenal di kawasan district center ini. Nasib malang tak jauh dari dirinya. Ia di tangkap oleh dua orang pemuda berbadan kekar dan di bawa ke rumah pelacuran ini.

Semalam ketika ia mulai hopless karena Benedict tak juga menjawab telponnya ia memutuskan untuk menuju pom bensin terdekat untuk sekedar mengistirahatkan matanya. Namun sayang ia di tangkap oleh pemuda pencari gadis remaja yang terlihat lemah untuk dijual.

"Diam jal*ng, kau akan bahagia dan berlimpah uang disini" kata pria bertato dan mimik wajah sangar yang membawanya.

"Tidak tidak, saya mohon lepaskan saya, saya tidak mau melakukan ini" rayunya lagi.

"Halah bangs*t banyak bacot lo, lakuin aja kalau masih mau bernapas" bentak si pria.

Aerhyn tak punya pilihan. Ia di berikan baju yang kelewat sexy baju itu berbahan sangat tipis hanya mampu menutupi daerah sensitive nya. Air mata mengalir lagi dari matanya yang sudah sembab. Iris mata berwarna hazel itu kehilangan kilaunya. Nasibnya begitu malang.

Tangan di borgol dan dipaksan melakukan tarian sensual pada tiang yang berada diatas panggung. Untuk mengundang pria hidung belang menawarnya dengan harga tinggi dan akan berakhir menemani mereka di atas ranjang.

Seminggu sudah Aerhyn melakukan pekerjaan ini, ia bahkan jijik pada dirinya parah cantiknya semakin sayu. Tubuhnya tak bugar lagi berat badannya mulai susut.

Tak hanya makian, bahkan tamparan dan tendang sudah ia rasakan karena mendapat complain dari pria hidung belang yang membayar mahal untuknya namun tak ia layani.

Aerhyn berpikir sekarang lebih baik ia mati daripada harus terus melakukan pekerjaan hina dan mendapat penyiksaan seperti ini.

***

Become Alpha SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang