Pagi hari, Karin sudah di datangi Vian di rumahnya. Karin tidak tau bahwan vian akan ke rumahnya. Sekarang Vian berada di kamarnya, duduk di pinggir kasur Karin.
Karin yang baru selesai mandi, dia melihat bingung ke arah Vian. "kamu kesini ga bilang"
"hehe biarin"
Karin berjalan duduk di samping Vian sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"kan ada hairdryer yang, kenapa pake handuk hm?"
"males"
Vian menarik Karin untuk duduk di depan meja rias. Vian menyalakan hairdryer dan segera mengeringkan rambut Karin. "kan ada aku"
karin dibuat salting oleh Vian. Karin hanya diam, menatap kaca yang ada di depannya. Karin melihati Vian yang sibuk mengeringkan rambut panjangnya.
"panas yang?"
Karin mengangguk.
"mau di kecilin?"
Karin menggeleng. Vian mengangguk mengerti.
"emang mau kemana kita??"
"mau jalan"
"ya kemanaa"
"kepo kamu"
Vian kembali sibuk mengeringkan rambut Karin. Setelah selesai, Vian keluar kamar untuk menunggu Karin mengganti pakaian yang cantik.
Vian duduk di sofa ruang tamu, tidak lama mama Karin keluar dan ikut duduk di hadapan Vian.
"Vian apa kabar?"
"baik dong ma"
"kerjaan aman juga?"
"pasti itu, mama tenang aja sama Vian mah"
"hhaha iya iya.."
"Vian mau minum dulu?" ucap mama Karin lagi.
"gausah ma, Vian kalo mau minum juga ambil sendiri nanti"
Mama Karin terkekeh lagi, selagi menunggu Karin selesa mereka berdua mengobrol biasa.
•—•
Dari tengah perjalanan, Vian melihat Karin yang tertidur di sampingnya. Satu hal yang Vian tau adalah Karin memang orang yang gampang tertidur jika di mobil. Dan sekarang sudah sampai, Vian merasa kasian jika dia membanguni Karin yang terlihat sangat pulas.
"sayang" Vian menggerakan tubuh Karin. "bangun yu"
Karin terbangun, namun masih dengan kesadaranya yang belum pulih.
"ayo udah sampe"
"udah sampe?" tanya Karin.
"udah"
Karin berdiri dan keluar dari mobil. Vian melihat mata Karin yang masih sipit berinisiatif untuk menghampiri Karin dan memberikanya pelukan hangat.
"masih ngantuk?" Vian sedikit mengintip wajah karin yang berada di dadanya.
Karin menggeleng pelan, Karin juga melepas pelukannya perlahan.
Disana mereka berdua menghabiskan waktu berdua. Mereka berdua melepas tertawanya disana. Vian juga membeli ice cream untuk Karin yang rasa coklat. Karin suka banget rasa coklat.
Vian memenangkan challenge dan mendapatkan hadiah boneka, itu semua untuk Karin.
—•skip
Malamnya, Vian mampir ke sebuah mall yang dekat disana.
"kamu mau nyari apa?" tanya Karin.
"nyari buah dimana si yang?"
"aku mana tau, kan bukan mall yang deket rumah"
"yaudah cari yu" Vian menggandeng tangan Karin.
Setelah lama berkeliling mall disitu, Vian yang masih sibuk mencari jalan, Karin menghemat waktu untuk menanya ke kasir.
"ohh oke makasi mba" Karin kembali menghampiri Vian yang sudah setengah pusing kepalanya.
"mau kemana?"
"ikut ajaa ayuu"
Sesampainya di tempat buah, Vian bukanya cari buah yang dia inginkan, Vian malah duduk di lantai sambil ngos ngosan. "tar dulu yang, cape jalan terus"
Karin ikut duduk di samping Vian.
"mall nya gede banget.. kita nyari sampe ke lantai 4 padahal ada di lantai 2.." ucap Vian.
Karin tertawa kecil "iya"
"kamu nyari buah apa?" tanya karin.
Vian berdiri, "cari kuy"
•—•
•—•
yang vote bisa dapetin haruto, ceffat vote juseyooo.
mlyt liat jihoon pas teuday dhla.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁ulan 𝐒abit
Teen Fiction"hidup aku udah ga memungkinkah lagi Vi.." "kamu bilang kalo aku meluk kamu, kamu bakal bangkit lagi..?" Davian dan Karin adalah pasangan yang sudah menikah. Namun, mereka berdua mempunyai masa lalu yg tidak diketahui masing masing dari mereka. Ma...