Enam

1K 72 3
                                    

Dhani sedang menatap layar smartphone yang menampilkan foto-foto dirinya bersama Cinta juga yang lain. Di pembaharuan status WhatsApp Lucky dan Erick kini memang sudah terpampang foto mereka dengan Cinta berdua. Sesuai visi misi mereka tadi. Dhani pun memilih satu foto dan ikut menjadikannya sebagai status untuk kontak khusus dengan caption tanda love.

"Mau kemana, Ta?" Tanya Dhani saat Cinta tiba-tiba muncul di homestay tapi tidak lama bersiap pergi lagi.

"Ke depan, Kang."

"Ke depan?"

"Ke mini market beli cemilan."

"Mini market yang pas kita parkir mobil?" Dhani memastikan. Cinta mengangguk.

"Pakai ojek?"

"Nggak ahh mau jalan aja. Nggak begitu jauh juga."

"Ayo sekalian saya juga mau beli sesuatu."

Mereka pun berjalan bersamaan. Sesekali mereka saling lempar pertanyaan ringan selama perjalanan. Dan saat di mini market pun Dhani lah yang membawakan keranjang untuk Cinta bahkan saat selesai belanja, kantong belanjaan Cinta dibawa oleh Dhani.

"Makasih, Kang. Duh jadi nggak enak dibayarin jajannya."

"Kan bukan buat kamu aja, buat semua." Cinta tersenyum.

***

Fahmi mencari Cinta di kelas karyawan tapi ternyata kelas Cinta tidak ada perkuliahan hari ini. Fahmi semenjak sore mencoba menelepon Cinta tapi nomor cinta tidak aktif.

Di tempat berbeda, Cinta dan yang lain sedang menikmati makan malam mereka di warung makan tepi pantai. Mereka bersenda gurau seperti biasa. Berbeda dari beberapa bulan yang lalu, malam ini Dhani terlihat lebih santai dan tidak kaku. Erick dan Lucky bersyukur untuk itu.

"Cin, jangan pakai baju yang mengundang sesuatu ya, bahaya." Erick memperingatkan.

"Tenang, gue mau pakai baju double." Sahut Cinta asal.

"Good."

"Pak, saya bisa minta extra bed." Dhani buka suara saat melihat pemilik homestay sekembalinya dari makan malam bersama.

"Duuh, extra bednya ada di gudang. Kuncinya ada di ibu. Ibunya menginap di rumah anak kami. Gimana ya?!'

"Nggak ada yang nganggur satu aja, Pak?" Dhani mulai gusar.

"Ada juga kasur gede kayak di kamar kalian aja." Mereka bengong, space available nggak sampai sebesar itu, cukup busa single.

"Oya sudah, Pak. Nggak apa-apa, makasih. Udah, yuk masuk." Ajak Dhani akhirnya. "Kamu sama Erick di sana. Saya sama Cinta di sini." Mata Cinta membesar. Sedang Erick dan Lucky sedang berusaha keras menyembunyikan senyum mereka.

"Oke, Kang." Ujar keduanya senormal mungkin.

Dhani duduk bersandar di atas tempat tidur sedang Cinta masih di posisinya semula. Dhani sekilas melirik dengan sudut matanya. Menyadari itu Cinta segera berbaring dan langsung membelakangi Dhani.

Erick : Gue yakin si Cinta gak tidur nyenyak. (Emoji ngakak)

Lucky : Mati gaya dia pasti. (Emoji ngakak)

Kedua makhluk itu terus saling mengirim pesan singkat, membahas perasaan Cinta malam ini sambil berusaha sekuat tenaga tidak menimbulkan reaksi berlebih seperti terbahak.

Jantung Cinta berdebar hebat, untuk menetralisir ia pun bermain game dari smartphonenya. Dan entah mengapa semenjak dulu jika bermain game, kantuk Cinta akan dengan mudah datang menyapa. Seperti malam ini ia tiba-tiba terlelap begitu saja setelah menyelesaikan dua level permainan tembak gelembung.

Cinta Untuk DhaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang