"Jadi konsepnya kurang lebih seperti ini. Untuk dekorasi, kita pakai dekorasi terbaru. Kebetulan propertinya pun baru-baru semua, new release. Untuk catering, kita pakai AW Catering. Bisa di test food makanan apa saja yang akan dihidangkan nanti." Dhani terus berpresentasi saat pandangannya menangkap satu sosok asing berada di kantornya. Ia mengernyitkan kening karena ia terlihat memakai id card SPP, Sukabumi Party Planner.
Dhani berjalan mendekati jendela ruang meeting. Ia curi-curi pandang ke arah luar. Sambil sesekali tetap mempresentasikan konsep pada kliennya.
"Oke, terima kasih." Tutup Dhani sembari menjabat tangan klien. "Sampai jumpa di test food nanti." Tambahnya.
Sepeninggal klien tersebut, Dhani segera turun dari lantai dua ke lantai satu menuju meja kerjanya. Saat melewati meja Erick, ia tiba-tiba berhenti.
"Tadi saya lihat ada anak baru, itu pengganti Riri?"
"Iya, Kang. Betul."
"Cewek? Kenapa bukan cowok?!"
"Yang melamar cewek semua soalnya, Kang."
"Siapa namanya?"
"Cinta."
"Namanya Cinta?"
"Iya Cinta Aulia."
"Suruh dia ke meja saya sekarang." Titah Dhani.
"Ok, Kang." Dhani berlalu, Erick pun beranjak menghampiri Cinta yang tengah mengecek keberangkatan properti di area parkir pagi itu.
"Cint, kamu dipanggil Pak bos."
"Pak bos?" Cinta mengernyitkan kening sambil mendekap papan dada yang memuat list properti.
"Iya Kang Dhani. Kamu ditunggu di meja kerjanya. Tau kan di mana meja kerjanya?" Cinta menggeleng, maklum ini hari pertamanya bekerja. Ia belum sempat berkeliling kantor. Karena saat datang tadi Erick langsung memintanya belajar list properti. Kebetulan pagi ini crew decoration ada project acara siraman. "Mejanya di balik bilik dekat tangga." Tambah Erick.
"Oke, makasih." Cinta mengacungkan jempol. Ia pun membereskan dahulu pekerjaannya baru menemui Dhani.
"Permisi, Kang." Sapa Cinta grogi. Sok akrab ikut panggil Dhani dengan sapaan kang. Karena menurut info dari karyawan lain, Dhani tidak begitu suka dipanggil Pak. Cinta tersenyum sembari mengangguk santun.
"Duduk." Cinta mengangguk lalu duduk di kursi tepat di hadapan Dhani.
Ya iyalah nggak mau dipanggil bapak, masih sangat muda untuk dipanggil bapak. Gumam Cinta.
"Nama kamu Cinta?"
"Betul, Kang."
"Erick udah kasih tau apa aja jobdesk kamu?"
"Sudah, Kang."
"Oke, saya tegasin lagi saja ya. Berhubung kemarin yang walk in interview kamu itu Erick. Siapa tahu ada yang terlewat." Cinta mengangguk. "Kamu di sini untuk menggantikan posisi Riri, adik saya. Biasa dia handle urusan yang bersifat operasional. Menitikberatkan pada jalinan hubungan antara perusahaan, klien dan vendor." Cinta mengangguk-angguk. "Kamu masih kuliah?"
"Iya, kang."
"Oke, di sini nggak masalah kok. Yang penting bisa atur waktu."
"Iya, Kang."
"Ada pertanyaan?"
"Nggak, Kang."
"Tugas perdana, kamu bisa ikut saya sore ini. Saya ada janji ketemu owner perusahaan kuliner terkemuka di kota ini, beliau salah satu vendor utama kita saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Dhani
Storie d'amoreDhani hanya seorang pemuda biasa yang terluka karena cinta, ia harus merelakan cintanya menyerah demi kebahagian yang lain. Sampai akhirnya hadir seorang perempuan bernama Cinta. Mampukah Cinta mengobati luka Dhani. Mengubah cara mencintai Dhani. Se...