Delapan

1K 64 5
                                    

Erick pamit, begitu juga Lucky. Kini di office hanya tinggal Cinta, Dhani dan Yono. Dhani naik ke lantai atas, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar. Cinta masih terlelap. Tadinya Dhani ingin membangunkannya, karena ingat Cinta harus kuliah. Tapi melihat Cinta yang kurang begitu fit akhirnya Dhani biarkan Cinta tetap istirahat.

Dhani selesai mandi dan Cinta masih saja terlelap. Dia tidur apa pingsan lagi ya? Batin Dhani. Dhani pun mendekat. Memastikan.

Setelah yakin Cinta hanya tertidur Dhani segera memesan makan malam. Bubur untuk Cinta. Nasi Padang untuk dirinya juga Yono. Setengah jam kemudian pesanan pun datang.

Dhani turun untuk mengambil makanannya lalu kembali ke atas. Yono hanya bisa geleng-geleng kepala berharap bos nya itu segera menikahi Cinta sebelum tambah jauh melangkah.

"Ta, bangun yuk?!" Cinta membuka mata perlahan. "Makan dulu."

"Jam berapa ini?"

"Udah mau jam setengah 8."

"Hah?"

"Udah jangan banyak pikiran dulu. Ayo makan." Dhani mengeluarkan bubur ayam Cinta. "Mau disuapin?"

"Nggak usah." Tolak cinta sungkan. Cinta pun menyantap buburnya malas-malasan. Dhani mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Nggak enak?" Cinta nyengir. Dhani yang menyadari ada hal yang tidak beres itu pun langsung mencicipi bubur cinta. Dingin. "Mau saya order di tempat lain?" Tanyanya cepat.

"Nggak usah. Lagian saya juga udah kenyang." Bohong Cinta. Dhani melahap sesuap nasi Padang. Sambil mengunyah dia lalu menyuapi Cinta pakai tangan bukan sendok karena memang saat ini ia makan tanpa menggunakan sendok.

"Ayo buka mulutnya." Cinta menurut, malam ini keduanya makan nasi Padang sebungkus berdua.

Selesai makan setelah minta Cinta menginap di tempatnya, Dhani pamit tidur di luar kamar, tepatnya di ruang duduk yang berada di depan kamarnya.

"Saya aja yang di luar atau saya pulang aja, nggak apa-apa kok, saya udah baikan."

"Mana ada orang sakit tidur di sofa. Terus kalaupun kamu pulang, kamu hampir seharian tidur, yakin tengah malam bakal tidur nyenyak?! Kalau kamu di rumah kamu melek sendiri malah pikiran kamu piknik sana sini. Mending di sini, kamu bisa bangunkan saya atau turun ke bawah ngobrol sama Pak Yono." Cinta menelan saliva. Benar apa yang dikatakan Dhani. Ia pun menurut.

***

Riri masih terjaga, pikirannya masih tinggal di office Dhani. Cinta menginap atau pulang ya?

Ia pun mencoba menghubungi mantan rekan kerjanya, Lucky.

"Ky, Cinta kayak seru ya orangnya?"

"Ya gitu..."

"Deket banget ya sama si Aa?"

"Deket. Di Sawarna aja tidur bareng. Ehh..." Lucky keceplosan.

"Di Sawarna tidur bareng?" Pekik Riri.

"Maksudnya tidur satu tempat tidur tapi sekamar sama kita." Riri menelan saliva. Aa.....

"Tadi aku ke kantor, Cinta lagi sakit katanya. Ehh ada di kamar si Aa."

"Iya Cinta tadi pingsan. Kakak kamu langsung panik, digendong Cinta ke lantai atas."

"Tadi Cinta pulang diantar si Aa tapi kan?"

"Pas aku pulang Cinta masih ada sih di office, masih istirahat di kamar kang Dhani."

A.. jangan melampiaskan sesuatu ke Cinta. Cinta nggak tahu apa-apa.

Cinta Untuk DhaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang